Jumat, 31 Oktober 2008

Sidik Jari


Ketika Al Qur'an menyatakan bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia kembali setelah mati, Allah menyuruh kita untuk memperhatikan sidik jari manusia. 

Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Sekali-kali tidak, sungguh Kami berkuasa menyusun (kembali) setiap ujung jemarinya dengan sempurna. (QS Al-Qiyamah: 3-4)

Menghidupkan kembali tubuh manusia yang telah hancur membusuk adalah sangat mudah bagi Allah. Sekarang, perhatikanlah sidik jarimu. Sidik jari semua orang berbeda satu sama lain. Jika kalian punya saudara kembar, sidik jari mereka juga berbeda. Setiap orang yang hidup atau yang pernah hidup di dunia ini mempunyai bentuk sidik jari yang berbeda. Itulah mengapa sidik jari itu sama khasnya dengan identitas seorang manusia.

Allah Yang Maha Kuasa bisa menciptakan kita kembali, hingga perincian terkecilnya. Di sini, kita perlu mencamkan bahwa pentingnya sidik jari dan bahwa setiap orang memiliki sidik jari yang khas dimilikinya baru ditemukan di abad kesembilan belas. Tetapi Allah telah menyuruh kita memperhatikan ujung-ujung jari kita pada 1.400 tahun yang lalu dalam Al Qur'an. 

Ada beberapa persoalan lain yang secara ajaib diterangkan dalam Al Qur'an. Kita hanya akan membahas beberapa di antaranya di sini. Namun semua ini sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Al Qur'an adalah perkataan Allah. (Untuk informasi lebih lanjut, kalian bisa membaca buku Keajaiban Al Qur'an karya Harun Yahya.)

Allah memberi tahu kita tentang hal berikut mengenai Al Qur'an: 

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Seandainya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka akan menemukan pertentangan yang banyak di dalammya. (QS An-Nisaa’: 82) 

Seperti telah dijelaskan dalam ayat di atas, Al Qur'an memberikan informasi yang akurat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, semakin banyak keajaiban yang diterangkan di dalam Al Qur'an yang terungkap. Keajaiban-keajaiban Al Qur'an ini membuktikan bahwa Al Qur'an adalah wahyu dari Allah. Di sini, adalah kewajiban kita untuk mempelajari dan mengamalkan perintah-perintah Al Qur'an secara seksama.

Allah memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada Al Qur'an dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: 

Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan, yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat. (QS Al-An’aam: 155)

…adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya. (QS ‘Abasa: 11-12)



Kamis, 30 Oktober 2008

Manfaat Apel

Apel, siapa yang tidak kenal dengan buah ini? Buah ini mudah didapatkan karena dijual di berbagai tempat penjualan buah. Berbagai jenis dan warna buah apel ada di mana-mana. Apel banyak disukai karena rasanya yang khas. Berdasarkan penelitian, dalam satu buah apel saja diyakini memiliki banyak khasiat yang bermanfaat bagi tubuh. Apa saja kandungan buah apel? Dan manfaat apa saja yang bisa diperoleh dari sebuah apel?

Apel banyak memiliki kandungan vitamin, mineral serta unsur lain seperti fitokimian, serat, tanin, baron, asam tartar, dan lainnya. Zat inilah yang sangat dipelukan bagi tubuh kita untuk mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit. Untuk selanjutnya, akan dibahas tentang apa saja yang terkandung pada buah apel? Dan apa saja manfaat dari buah apel?

Kaya vitamin

Buah apel kaya akan kandungan vitamin. Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel misalnya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9, vitamin C.

 
Kaya mineral

Buah apel mengandung banyak mineral. Mineral dalam buah apel antara lain kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan zinc.

 
Fitokimia

Buah apel juga mengandung fitokimia. Fitokimia merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berasal dari polusi atau lingkungan sekitar. Zat ini juga berfungsi untuk menekan jumlah kolesterol jahat (LDL) yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

 
Kaya Serat

Apel kaya akan serat, sehingga baik untuk orang yang sedang dalam program diet. Hal ini disebabkan karena serat yang tinggi sehingga mencegah lapar datang lebih cepat.

 
Serat untuk mengurangi lemak dan kolesterol

Buah apel mengandung serat yang berguna mengikat lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh untuk selanjutnya dibuang.

 
Tanin

Buah apel juga memiliki kandungan tanin. Tanin adalah zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut, sehingga dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi.

 
Baron

Di dalam buah apel terdapat baron. Apakah baron itu? Baron berfungsi mempertahankan jumlah estrogen dalam tubuh seorang wanita.

 
Flavoid

Salah satu kandungan buah apel yang baik untuk menjegah penyakit adalah flavoid. Flavoid merupakan zat yang berfungsi menurunkan risiko kanker.

 
Asam D-glucaric

Apakah Asam D-glucaric itu? Asam D-glucaric merupakan zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Asam D-glucaric juga terdapat di dalam buah apel.

 
Quercetin

Quercetin merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar antioksidan sehingga tubuh terasa lebih sehat dan mencegah berbagai penyakit. Buah apel mengandung zat quercetin.

 
Asam tartar

Di dalam sebuah apel juga terdapat asam tartar. Asam tartar yang dapat menyehatkan saluran pencernaan, karena zat ini mampu membunuh bakteri yang ada dalam saluran pencernaan.

 

Minggu, 26 Oktober 2008

Batu Gantung


Subhanallah, pernahkah anda bayangkan bagaimana batu yang sebesar rumah dengan berat ratusan kilo bisa nggantung? sungguh ini suatu keajaiban. Batu ini berada di Yerussalem yang tertutup (sengaja ditutupi oleh israel untuk umum). tapi Allah  telah menunjukan betapa kuasanya atas segala sesuatu sehingga photo ini dapat dipublikasikan. Semoga kita bisa mengambil hiklam dari ayat Allah yang satu ini. Amin

Ringkasan Tata Cara Perkawinan Dalam Islam

Ringkasan Tata Cara Perkawinan Dalam Islam

Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup semua sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak dijelaskan. Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau masalah tersebut nampak kecil dan sepele. Termasuk tata cara perkawinan Islam yang begitu agung nan penuh nuansa. Dan Islam mengajak untuk meninggalkan tradisi-tradisi masa lalu yang penuh dengan upacara-upacara dan adat istiadat yang berkepanjangan dan melelahkan serta bertentangan dengan syariat Islam. Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah yang Shahih. Dalam kesempatan kali ini redaksi berupaya menyajikannya secara singkat dan seperlunya. Adapun Tata Cara atau Runtutan Perkawinan Dalam Islam adalah sebagai berikut:

I. Khitbah (Peminangan)

Seorang muslim yang akan mengawini seorang muslimah hendaknya ia meminang terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini Islam melarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain (Muttafaq ‘alaihi). Dalam khitbah disunnahkan melihat wajah yang akan dipinang (HR: [shahih] Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi No. 1093 dan Darimi).

II. Aqad Nikah

Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi :
a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b. Adanya Ijab Qabul.
c. Adanya Mahar.
d. Adanya Wali.
e. Adanya Saksi-saksi.

Dan menurut sunnah sebelum aqad nikah diadakan khutbah terlebih dahulu yang dinamakan Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat.

III. Walimah

Walimatul ‘urusy hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin dan dalam walimah hendaknya diundang orang-orang miskin. Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu sejelek-jelek makanan.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya”. (HR: [shahih] Muslim 4:154 dan Baihaqi 7:262 dari Abu Hurairah).

Sebagai catatan penting hendaknya yang diundang itu orang-orang shalih, baik kaya maupun miskin, karena ada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Janganlah kamu bergaul melainkan dengan orang-orang mukmin dan jangan makan makananmu melainkan orang-orang yang taqwa”. (HR: [shahih] Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim 4:128 dan Ahmad 3:38 dari Abu Sa’id Al-Khudri).

(Sumber Rujukan: Berbagai Sumber dari Al-Qur’an dan As Sunnah serta Kitab-Kitab Hadits)


Bagaimana Memiliki Jantung yang Sehat?

Risiko serangan jantung tergantung pada pola hidup seseorang. Pengendalian terhadap faktor risiko tersebut akan membantu seseorang terhindar dari jantung koroner. Lakukanlah sedikit perubahan pola hidup untuk mendapatkan banyak manfaat. 

Masalah rokok 
- Menjaga diri, teman dan keluarga untuk tidak merokok. Merokok merupakan salah satu                penyebab kanker, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah dan stroke. 
- Seseorang yang berada di sekitar perokok, memiliki 70% risiko menderita penyakit akibat            rokok. 
- Menerapkan pola hidup sehat diawali dengan mengupayakan lingkungan rumah atau tempat-      tempat umum sebagai area bebas asap rokok. 

Kurang gerak 
-  Melakukan olahraga secara teratur sebagai bagian dari hidup Anda. 
-  Melakukan gerak jalan cepat selama 30 menit sehari dapat menurunkan risiko penyakit               jantung dan pembuluh darah. 
- Segera konsultasikan dengan dokter, bila ada hal-hal yang kurang enak di tubuh Anda agar          dokter dapat memilihkan olahraga yang cocok. 
- Jagalah agar berat badan tetap ideal. Kegemukan dapat memperburuk risiko kematian dini          akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, atau stroke. 

Berat badan bagi kaum perempuan 
- Perempuan hendaknya berhati-hati dengan berat badan, tekanan darah, diabetes, dan                  meningkatnya kolesterol. 
- Lakukan diet seimbang dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur, mengonsumsi             daging yang tidak berlemak, cara memasak sesuai anjuran kesehatan, serta menghindari               gorengan, santan dan garam yang berlebihan. 
- Bagi penderita diabetes hendaknya mengontrol gizi yang baik sesuai takaran yang dianjurkan. 
   Periksa kesehatan secara teratur. 

Usahakan kurangi stres 

   Stres yang terus menerus dapat berakibat terkena penyakit jantung. Anda dapat mengurangi      stres dengan waktu Anda sendiri, misalnya dengan melakukan kegiatan fisik atau olahraga,          menjadi pekerja sosial, atau mengerjakan kegiatan sosial lainnya.

Menanamkan pentingnya kesehatan jantung 

Tanamkan kepada anak-anak sejak dini tentang cara menjaga jantung agar tetap sehat dan kuat, misalnya:
- Hidup dengan gaya hidup sehat 
- Mengajarkan kebiasaan olahraga yang sehat secara teratur 
- Mengurangi kebiasaan konsumsi gula, garam dan makanan-makanan yang tidak sehat 
- Memperbanyak konsumsi sayur, buah dan kacang-kacangan. 

Keadaan di hari tua, bagaimana memulainya di waktu muda 
Mencegah penyakit jantung sejak remaja tentu akan menurunkan risiko di hari tua terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah. 
- Biasakan dengan gizi seimbang, aktivitas fisik yang teratur, tidak merokok, kurangi konsumsi      makanan cepat saji dengan karbohidrat dan lemak yang tinggi, serta sediakan waktu untuk          berolahraga. 
- Dianjurkan mengontrol tekanan darah selama hamil secara teratur. Kurangnya kontrol                  kesehatan dan tekanan darah dapat mengganggu Anda saat hamil. Bukan saja membahayakan    si ibu, tapi juga bagi janin yang dikandungnya.



Al Asy’ari (250 - 324 H)

Nama lengkap beliau adalah ‘Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Abul Hasan al Asy’ari, lahir tahun 250 H. di Basrah (Iraq). Inilah Ulama besar dalam Ilmu Usuluddin, perumus dan pembela faham Ahlussunnah wal Jama’ah, yaitu faham Nabi, sahabat-sahabat dan tabi’in yang banyak.

Dalam furu’ syari’at beliau pnganut yang kuat dari Madzhab Syafi’i. Beliau belajar fiqih kepada Abu Ishaq al Marwadzi, demikian dikatakan oleh Ustadz Abu Bakar bin Furak pengarang kitab Tabaqatul Mutakallimin, dan demikian juga dikatakan oleh Ustadz Abu Ishaq al Arfaraini sebagai yang dinukilkan oleh Syeikh Abu Muhammad al Junaidi dalam kitab Syarah Risalah.

Abu Hasan al Asy’ari adalah seorang Ulama Besar, ikutan ratusan juta umat Islam dari dulu sampai sekarang, karena beliau yang menjadi Imam kaum Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai lawan dari kaum Mu’tazilah, kaum Syi’ah, kau’m Mujassimah, dan lain-lain firqah yang sesat. Walaupun beliau seorang Imam Besar dalam usuluddin, tetapi dalam furu’ syari’at beliau menganut dan mempertahankan Madzhab Syafi’i Rahimahullah


Sumber: Sejarah dan Keagungan Madzab Syafi’i, karangan KH. Siradjuddin Abbas, Pustaka Tarbiyah, 1994.

Kamis, 23 Oktober 2008

Doa Keselamatan

Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engka siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Tuhan, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kamj, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami dalam mengalahkan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286). 

Penjelasan:
Ibnu Katsir dalarn kitab tafsirnya merangkum sepuluh hadis tentang keutamaan membaca doa diatas. Diantaranya hadis yang diriwayatkan dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ûd, bahwa Nabi Saw. telah bersabda: "Barangsiapa yang membaca dua ayat yang akhir surah Al-Baqarah (ayat 285-286) setiap malam, maka dia akan mendapatkan keselamatan." (Tafsir Ibnu Katsîr Juz, I, hal.340). 


Nasehat buat direnungkan

  • Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan.(Abdullah bin Abbas).
  • Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam. (Hasan Bashri).
  • Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut: Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan seksual. (Imam Ghazali).
  • Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama. (Abu Abdilah al- Shdiq).
  • Berhati-hatilah dari berteman dengan : Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai. (Sahl bin Abdullah).
  • Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuaidengan nafsu atau seleramu. (Lukman Hakim).
  • Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang. (Syaikh Abdul Qodir Jailani).
  • Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama.(Umar bin Abdul Azis).
  • Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka. (Imam Syafií).
  • Lihatlah orang-orang yang dibawahmu dalam usrusan harta dunia, dan jangan sekali-kali melihat yang berada di atasmu, supaya kamu tidak meremehkan karunia Allah yang diberikan kepadamu. (Kanjeng Nabi).
  • Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah. (Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani).
  • Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenagan untuk selama-lamanya. (Fudhail bin Iyadh).
  • Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok iapun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula. (Abu Sulaiman).
  • Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar. (Seorang Ulama).


Rabu, 22 Oktober 2008

Jabir Ibn Haiyan ; Bapak Ilmu Kimia


Jabir Ibn Haiyan (750-803 Masihi), yang lebih akrab dipanggil "Si Geber dari Abad Pertengahan" juga dikenali  sebagai "Bapak Ilmu Kimia Dunia". Beliau yang nama  penuhnya Abu Musa Jabir Ibn Hayyan, telah berhasil menempatkan dirinya sebagai ilmuwan terkemuka sejak dia mengamalkan bidang perubatan dan alkimia di Kufah (sekarang Iraq) di sekitar tahun 776 Masihi yang silam.

Pada peringkat awal kerjaya Abu Musa Jabir Ibn Hayyan, beliau pernah berguru pada Barmaki Vizier iaitu semasa zaman Khalifah Abbasiah pimpinan Harun Ar-Rasyid.
 

Sumbangan terbesar beliau ialah dalam lapangan ilmu kimia. Beliau cukup terkenal kerana hasil penulisan yang melebihi daripada seratus risalah yang telah diabadikan sehingga kini. Terdapat sebanyak 22 risalah yang antaranya berkaitan dengan alkimia (Al-Kimiya dari bahasa Arab) dan ilmu kimia.

 
Beliaulah yang memperkenalkan model penelitian dengan cara eksperimen didunia alkimia. Maknanya, beliau yang menjana momentum bagi perkembangan ilmu kimia moden.

Jabir banyak mengabdikan dirinya dengan melakukan eksperimen dan pengembangan kaedah untuk mencapai kemajuan dalam bidang penyelidikan. Beliau mencu-rahkan daya upayanya pada proses pengembangan kaedah asas ilmu kimia dan kajian terhadap pelbagai mekanisme tindak balas kimia. Jadi, beliau mengembangkan ilmu kimia sebagai cabang ilmu alkimia.

 
Beliau menegaskan bahawa kuantiti yang tepat daripada bahan kimia saling berhubungan dengan wujudnya tindak balas kimia yang akan berlaku. Oleh sebab itu, bolehlah dikatakan bahawa Jabir telah meletakkan dasar ke atas hukum nisbah tetap.
 

Sumbangan yang paling asas oleh Jabir dalam bidang ilmu kimia termasuk juga dalam bidang penyempurnaan pendekatan saintifik, seperti pada proses penghabluran, penyulingan, kalsinasi (penukaran logam kepada oksidanya dengan cara pembakaran), pejalwap dan penyejatan serta pengembangan terhadap beberapa peralatan untuk menjalankan eksperimen itu.

Pencapaian praktis utama yang disumbangkan oleh beliau ialah penemuan bahan mineral dan asid, yang telah pun dipersiapkan pertama kali dalam penelitian tentang alembik (Anbique). Rekaannya terhadap alembik membuatkan proses penyulingan menjadi lebih mudah dan sistematik.

Antara beberapa kejayaannya yang lain dalam bidang kimia, salah satunya ialah dalam penyediaan asid nitrik, hidroklorik, sitrik, dan tartarik. Penekanan Jabir dalam bidang eksperimen sistematik ini diketahui umum tidak ada duanya didunia.
 

Oleh sebab itulah, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai "Bapa Ilmu Kimia Moden" oleh rakan sejawatnya diseluruh dunia. Bahkan dalam tulisan Max Mayerhaff, disebutkan bahawa jika ingin mencari susur galur perkembangan ilmu kimia di Eropah maka bolehlah dijejaki secara langsung pada karya-karya Jabir Ibnu Haiyan.

 
Tegasnya, Jabir merupakan seorang pelopor dalam beberapa bidang pengembangan ilmu kimia gunaan. Sumbangan beliau termasuk juga dalam pembangunan keluli, penyediaan bahan-bahan logam, bahan antikarat, tinta emas, penggunaan bijih mangan dioksida untuk pembuatan kaca, bahan pengering pakaian, dan penyamakan kulit.

Sumbangan beliau juga pada menyediakan pelapisan bahan anti air pada pakaian, serta campuran bahan cat, dan gris. Selain itu, beliau juga mengembangkan teknik peleburan emas dengan menggunakan bahan aqua regia.

Idea eksperimen Jabir itu sekarang telah menjadi dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, terutamanya pada bahan logam, bukan logam, dan penguraian bahan kimia. Beliau telah merumuskan tiga bentuk berbeza daripada bahan kimia berdasarkan unsur-unsurnya:
Cecair (spirit), yakni yang mempengaruhi pengewapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan kapur barus (camphor), arsenik, dan ammonium klorida.
Logam, seperti emas, perak, timah, tembaga, besi.
Bahan campuran, yang boleh ditukar menjadi serbuk.

Pada abad pertengahan, risalah-risalah Jabir dalam bidang ilmu kimia - termasuk kitabnya yang masyhur, Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab'een, telah diterjemahkan ke bahasa Latin. Bahkan terjemahan Kitab Al-Kimya telah diterbitkan oleh orang Inggeris yang bernama Robert Chester pada tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy.

Buku kedua, Kitab Al-Sab'een diterjemahkan juga oleh Gerard dari Cremona. Berthelot pula menterjemahkan beberapa buku beliau, yang antaranya dikenali dalam judul Book of Kingdom, Book of the Balances, dan Book of Eastern Mercury.

Berikutnya pada tahun 1678, seorang berbangsa Inggeris, iaitu Richard Russel mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Sum of Perfection. Berbeza dengan pengarang sebelumnya, Richardlah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber. Dialah yang memuji Jabir sebagai seorang pendeta Arab dan juga ahli falsafah.

Buku ini kemudiannya menjadi sangat popular di Eropah selama beberapa abad lamanya dan telah member! impak dan pengaruh yang cukup besar kepada evolusi ilmu kimia moden. Istilah alkali, pertama kali ditemukan oleh Jabir.

Sungguhpun begitu, daripada semua karyanya, hanya sedikit sahaja yang telah diterjemahkan. Sebahagian besar karyanya tetap kekal dalam bahasa Arab.

Khadijah binti Khuwaild


Khadijah binti Khuwaild adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.” Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., menjadi wanita pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai kesusahan pada fase awal jihad pcnyebaran agarna Allah kepada seluruh umat manusia.

Khadijah adalah wanita yang hidup dan besar di lingkungan Suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah, sehingga banyak pemuda Quraisv yang ingin mempersuntingnya. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi, yang wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum, yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraisy.

A. Wanita Suci

Sayyidah Khadijah dikenal dengan julukan wanita suci sejak perkawinannya dengan Abu Halah dan Atiq bin Aidz karena keutamaan ãkhlak dan sifat terpujinya. Karena itu, tidak heran jika kalangan Quraisy memberikan penghargaan dan berupa penghormatan yang tinggi kepadanya.

Kekayaan yang berlimpahlah yang menjadikan Khadijah tetap berdagang. Akan tetapi, Khadijah merasa tidak mungkin jika sernua dilakukan tanpa bantuan orang lain. Tidak mungkin jika dia harus terjun langsung dalam berniaga dan bepergian membawa barang dagangan ke Yaman pada musim dingin dan ke Syam pada musim panas. Kondisi itulah yang menyebabkan Khadijah mulai mempekerjakan beberapa karyawan yang dapat menjaga amanah atas harta dan dagangannya. Untuk itu, para karyawannya menerima upah dan bagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Walaupun pekerjaan itu cukup sulit, bermodalkan kemampuan intelektual dan kecemer1angan pikiran yang didukung oleh pengetahuan dasar tentang bisnis dan bekerja sama, Khadijah mampu menyeleksi orang-orang yang dapat diajak berbisnis. Itulah yang mengantarkan Khadilah menuju kesuksesan yang gemilang.

B. Pemuda yang Jujur

Khadijah memiliki seorang pegawai yang dapat dipercaya dan dikenal dengan nama Maisarah. Dia dikenal sebagai pemuda yang ikhlas dan berani, sehingga Khadijah pun berani melimpahkan tanggung jawab untuk pengangkatan pegawai baru yang akan mengiring dan menyiapkan kafilah, menentukan harga, dan memilih barang dagangan. Sebenarnya itu adalah pekerjaan berat, namun penugasan kepada Maisarah tidaklah sia-sia.

C. Pemuda Pemegang Amanah

Kaum Quraisy tidak mengenal pemuda mana pun yang wara, takwa, dan jujur selain Muhammad bin Abdullah, yang sejak usia lima belas tahun telah diajak oleh Maisarah untuk menyertainya berdagang.

Seperti biasanya, Maisarah menyertai Muhammad ke Syam untuk membawa dagangan Khadijah, karena memang keduanya telah sepakat untuk bekerja sama. Perniagaan mereka ketika itu memberikan keuntungan yang sangat banyak sehingga Maisarah kembali membawa keuntungan yang berlipat ganda. Maisarah mengatakan bahwa keuntungan yang mereka peroleh itu berkat Muhammad yang berniaga dengan penuh kejujuran. Maisarah menceritakan kejadian aneh selama melakukan perjalanan ke Syam dengan Muhammad. Selama perjalanan, dia melihat gulungan awan tebal yang senantiasa mengiringi Muhammad yang seolah-olah melindungi beliau dari sengatan matahari. Dia pun mendengar seorang rahib yang bernama Buhairah, yang mengatakan bahwa Muhammad adalah laki-laki yang akan menjadi nabi yang ditunggu-tunggu oleh orang Arab sebgaimana telah tertulis di dalam Taurat dan Injil.

Cerita-cerita tentang Muhammad itu meresap ke dalam jiwa Khadijah, dan pada dasarnya Khadijah pun telah merasakan adanya kejujuran, amanah, dan cahaya yang senantiasa menerangi wajah Muhammad. Perasaan Khadijah itu menimbulkan kecenderungan terhadap Muhammad di dalam hati dan pikirannya, sehingga dia menemui anak pamannya, Waraqah bin Naufal, yang dikenal dengan pengetahuannya tentang orang- orang terdahulu. Waraqah mengatakan bahwa akan muncul nabi besar yang dinanti-nantikan manusia dan akan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Allah. Penuturan Waraqah itu menjadikan niat dan kecenderungan Khadijah terhadap Muhammad semakin bertambah, sehingga dia ingin menikah dengan Muhammad. Setelah itu dia mengutus Nafisah, saudara perempuan Ya’la bin Umayyah untuk meneliti lebih jauh tentang Muhammad, sehingga akhirnya Muhammad diminta menikahi dirinya.

Ketika itu Khadijah berusia empat puluh tahun, namun dia adalah wanita dari golongan keluarga terhormat dan kaya raya, sehingga banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya. Muhammad pun menyetujui permohonan Khadijah tersebut. Maka, dengan salah seorang pamannya, Muhammad pergi menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin As’ad untuk meminang Khadijah.

D. Istri Pertama Rasulullah

Allah menghendaki pernikahan hamba pilihan-Nya itu dengan Khadijah. Ketika itu, usia Muhammad baru menginjak dua puluh lima tahun, sementara Khadijah empat puluh tahun. Walaupun usia mereka terpaut sangat jauh dan harta kekayaan mereka pun tidak sepadan, pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang aneh, karena Allah Subhanahu wa ta’ala telah memberikan keberkahan dan kemuliaan kepada mereka.

Khadijah adalah istri Nabi yang pertama dan menjadi istri satu-satunya sebelum dia rneninggal. Allah menganugerahi Nabi Shallallahu alaihi wassalam. melalui rahirn Khadijah beberapa orang anak ketika dibutuhkan persatuan dan banyaknya keturunan. Dia telah mernberikan cinta dan kasih sayang kepada Rasuluflah Shallallahu alaihi wassalam. pada saat-saat yang sulit dan tindak kekerasan dan kekejaman datang dari kerabat dekat. Bersama Khadijah, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mernperoleh per1akuan yang baik serta rumah tangga yang tenteram damai, dan penuh cinta kasih, setelah sekian lama beliau merasakan pahitnya menjadi anak yatirn piatu dan miskin.

E. Putra-putri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam

Khadijah melahirkan dua orang anak laki-laki, yaitu Qasim dan Abdullah serta empat orang anak perempuan, yaitu Zainab, Ruqayah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Seluruh putra dan putrinya lahir sebelum masa kenabian, kecuali Abdullah. Karena itulah, Abdullah kemudian dijuluki ath-Thayyib (yang balk) dan ath-Thahir (yang suci).

Zainab banyak rnenyerupai ibunya. Setelah besar, Zainab dinikahkan dengan anak bibinya, Abul Ash ibnur Rabi’. Pernikahan Zainab ini merupakan peristiwa pertama Rasulullah rnenikahkan putrinya, dan yang terakhir beliau menikahkan Ummu Kultsum dan Ruqayah dengan dua putra Abu Lahab, yaitu Atabah dan Utaibah. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. diutus menjadi Rasul, Fathimah az-Zahra, putri bungsu beliau rnasih kecil.

Selain mereka ada juga Zaid bin Haritsah yang sering disebut putra Muhammad. Semula, Zaid dibeli oleh Khadijah dari pasar Mekah yang kemudian dijadikan budaknya. Ketika Khadijah menikah dengan Muhammad, Khadijah memberikan Zaid kepada Muhammad sebagai hadiah. Rasulullah sangat mencintai Zaid karena dia memiliki sifat-sifat yang terpuji. Zaid pun sangat mencintai Rasulullah. Akan tetapi di tempat lain, ayah kandung Zaid selalu mencari anaknya dan akhirnya dia mendapat kabar bahwa Zaid berada di tempat Muhammad dan Khadijah. Dia mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk memohon agar beliau mengembalikan Zaid kepadanya walaupun dia harus membayar mahal. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam memberikan kebebasan penuh kepada Zaid untuk memilih antara tetáp tinggal bersamanya dan ikut bersama ayahnya. Zaid tetap memilih hidup bersama Rasulullah, schingga dan sinilah kita dapat mengetahuisifat mulia Zaid.

Agar pada kemudian hari nanti tidak menjadi masalah yang akan memberatkan ayahnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan Zaid bin Haritsah menuju halaman Ka’bah untuk mengummkan kebebasan Zaid dan pengangkatan Zaid sebagai anak. Setelah itu, ayahnya merelakan anaknya dan merasa tenang. Dari situlah mengapa banyak yang menjuluki Zaid dengan sebutan Zaid bin Muhammad. Akan tetapi, hukum pengangkatan anak itu gugur setelah turun ayat yang membatalkannya, karena hal itu merupakan adat jahiliah, sebagaimana firman Allah berikut ini:

” … jika kamu mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah merela sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu … ” (QS. At-Taubah:5)

F. Pada Masa Kenabian Muhammad Shallallahu alaihi wassalam.

Muhammad bin Abdullah hidup berumah tangga dengan Khadijah binti Khuwailid dengan tenterarn di bawah naungan akhlak mulia dan jiwa suci sang suami. Ketika itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjadi tempat mengadu orang-orang Quraisy dalam menyelesaikan perselisihan dan pertentangan yang terjadi di antara mereka. Hal itu menunjukkan betapa tinggi kedudukan Rasulullah di hadapan mereka pada masa prakenabian. Beliau menyendiri di Gua Hira, menghambakan din kepada Allah yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim a.s.

Khadijah sangat ik.hlas dengan segala sesuatu yang dilakukan suaminya dan tidak khawatir selama ditinggal suaminya. Bahkan dia menjenguk serta menyiapkan makanan dan minuman selama beliau di dalam gua, karena dia yakin bahwa apa pun yang dilakukan suaminya merupakan masalah penting yang akan mengubah dunia. Ketika itu, Nabi Muhammad berusia empat puluh tahun.

Suatu ketika, seperti biasanya beliau menyendiri di Gua Hira –waktu itu bulan Ramadhan–. Beliau sangat gemetar ketika mendengar suara gaib Malaikat Jibril memanggil beliau. Malaikat Jibril menyuruh beliau membaca, namun beliau hanya menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Akhirnya, Malaikat Jibril mendekati dan mendekap beliau ke dadanya, seraya berkata, “Bacalah, wahai Muhammad!” Ketika itu Muhammad sangat bingung dan ketakutan, seraya menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Mendengar itu, Malaikat Jibril mempererat dekapannya, dan berkata, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Dia mengajari manusia dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan segala sesuatu yang belum mereka ketahui.” Rasulullah Muhammad mengikuti bacaan tersebut. Keringat deras mengucur dari seluruh tubuhnya sehingga beliau kepayahan dan tidak menemukan jalan menuju rumah. Khadijah melihat beliau dalam keadaan terguncang seperti itu, kemudian memapahnya ke rumah, serta berusaha menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran yang memenuhi dadanya. “Berilah aku selimut, Khadijah!” Beberapa kali beliau meminta istrinya menyelimuti tubuhnya. Khadijah memberikan ketenteraman kepada Rasulullah dengan segala kelembutan dan kasih sayang sehingga beliau merasa tenteram dan aman. Beliau ridak langsung menceritakan kejadian yang menimpa dirinya kepada Khadijah karena khawatir Khadijah menganggapnya sebagai ilusi atau khayalan beliau belaka.

D. Pribadi yang Agung

Setelah rasa takut beliau hilang, Khadilah berupaya agar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengutarakan apa yang telah dialaminya, dan akhirnya beliau pun menceritakan peristiwa yang baru dialaminya. Khadijah mendengarkan cerita suaminya dengan penuh minat dan mempercayai semuanya, sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. merasa bahwa istrinya pun menduga akan terjadinya hal-hal seperti itu.

Sejak semula Khadijah telah yakin bahwa suaminya akan menerima amanat Allah Yang Maha Besar untuk seluruh alam semesta. Kejadian tersebut merupakan awal kenabian dan tugas Muhammad menyampaikan amanat Allah kepada manusia. Hal itu pun merupakan babak baru dalam kehidupan Khadijah yang dengannya dia harus mempercayai dan meyakini ajaran Rasulullah Muhammad, sehingga Rasulullah mengatakan, “Aku rnengharapkannya menjadi benteng yang kuat bagi diriku.”

Di sinilah tampak kebesaran pribadi serta kematangan dan kebijaksanaan pemikiran Khadijah. Khadijah telah mencapai derajat yang tinggi dan sempurna, yang belum pernah dicapai oleh wanita mana pun. Dia telah berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, “Demi Allah, Allah tidak akan menyia nyiakanrnu Engkau selalu menghubungkan silaturahim, berbicara benar, memikul beban orang lain, menolong orang papa, menghorrnati tamu, dan membantu meringankan derita dan musibah orang lain.”

Setelah Rasulullah merasa tenteram dan dapat tidur dengan tenang, Khadijah mendatangi anak pamannya, Waraqah bin Naufal, yang tidak terpengaruhi tradisi jahiliah. Khadijah menceritakan kejadian yang dialami suaminya. Mendengar cerita mengenai Rasulullah, Waraqah berseru, “Maha Mulia…Maha Mulia…. Demi yang jiwa Waraqah dalam genggaman-Nya, kalau kau percaya pada ucapanku, maka apa yang diihat Muhammad di Gua Hira itu merupakan suratan yang turun kepada Musa dan Isa sebelumnya, dan Muhammad adalah nabi akhir zaman, dan namanya tertulis dalam Taurat dan Injil.” Mendengar kabar itu, Khadijah segera menemui suaminya (Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam) dan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Waraqah.

H. Awal Masa Jihad di Jalan Allah

Khadijah meyakini seruan suaminya dan menganut agarna yang dibawanya sebelum diumumkan kepada rnasyarakat. Itulah langkah awal Khadijah dalam menyertai suaminya berjihad di jalan Allah dan turut menanggung pahit getirnya gangguan dalam menyebarkan agama Allah.

Beberapa waktu kemudian Jibril kembali mendatangi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. untuk membawa wahyu kedua dari Allah:

“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan dan Tuhanmu agungkanlah dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlab kamu memberi (dengan maksud) memperoleb (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah” (QS. Al-Muddatstir:1-7)

Ayat di atas merupakan perintah bagi Rasulullah untuk mulai berdakwah kepada kalangan kerabat dekat dan ahlulbait beliau. Khadijah adalah orang pertama yang menyatap kan beriman pada risalah Rasulullah Muhammad dan menyatakan kesediaannya menjadi pembela setia Nabi. Kemudian menyusul Ali bin Abi Thalib, anak paman Rasulullah yang sejak kecil diasuh dalam rumah tangga beliau. Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak, kemudian Zaid bin Haritsah, hamba sahaya Rasulullah yang ketika itu dijuluki Zaid bin Muhammad. Dari kalangan laki-laki dewasa, mulailah Abu Bakar masuk Islam, diikuti Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, az-Zubair ibnu Awam, Thalhah bin Ubaidilah, dan sahabat-sahat lainnya. Mereka masuk menyatakan Islam secara sembunyi-sembunyi sehingga harus melaksanakan shalat di pinggiran kota Mekah.

I. Masa Berdakwah Terang-terangan

Setelah berdakwah secara sembunyi- sembunyi, turunlah perintah Allah kepada Rasulullah untuk memulai dakwah secara terang-terangan. Karena itu, datanglah beliau ke tengah-tengah umat seraya berseru lantang, “Allahu Akbar, Allahu Akbar… Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia tidak melahirkan, juga tidak dilahirkan.” Seruan beliau sangat aneh terdengar di telinga orang-orang Quraisy. Rasulullah Muhammad memanggil manusia untuk beribadah kepada Tuhan yang satu, bukan Laata, Uzza, Hubal, Manat, serta tuhan-tuhan lain yang mernenuhi pelataran Ka’bah. Tentu saja mereka menolak, mencaci maki, bahkan tidak segan-segan menyiksa Rasulullah. Setiap jalan yang beliau lalui ditaburi kotoran hewan dan duri.

Khadijah tampil mendampingi Rasulullah dengan penuh kasih sayang, cinta, dan kelembutan. Wajahnya senantiasa membiaskan keceriaan, dan bibirnya meluncur kata-kata jujur. Setiap kegundahan yang Rasulullah lontarkan atas perlakuan orang-orang Quraisy selalu didengarkan oleh Khadijah dengan penuh perhatian untuk kemudian dia memotivasi dan rnenguatkan hati Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Bersama Rasulullah, Khadijah turut menanggung kesulitan dan kesedihan, sehingga tidak jarang dia harus mengendapkan perasaan agar tidak terekspresikan pada muka dan mengganggu perasaan suaminya. Yang keluar adalab tutur kata yang lemah lembut sebagai penyejuk dan penawar hati.

Orang yang paling keras menyakiti Rasulullah adalah paman beliau sendiri, Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Lahab, beserta istrinya, Ummu Jamil. Mereka memerintah anak-anaknya untuk memutuskan pertunangan dengan kedua putri Rasulullah, Ruqayah dan Ummu Kultsum. Walaupun begitu, Allah telah menyediakan pengganti yang lebih mulia, yaitu Utsman bin Affan bagi Ruqayah. Allah mengutuk Abu Lahab lewat firman-Nya :

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dan sabut. “ (QS. Al-Lahab:1-5)

Khadijah adalah tempat berlindung bagi Rasulullah. Dari Khadijah, beliau memperoleh keteduhan hati dan keceriaan wajah istrinya yang senantiasa menambah semangat dan kesabaran untuk terus berjuang menyebarluaskan agama Allah ke seluruh penjuru. Khadijah pun tidak memperhitungkan harta bendanya yang habis digunakan dalam perjuangan ini. Sementara itu, Abu Thalib, parnan Rasulullah, menjadi benteng pertahanan beliau dan menjaga beliau dari siksaan orang-orang Quraisy, sebab Abu Thalib adalah figur yang sangat disegani dan diperhitungkan oleh kaum Quraisy.

J. Pemboikotan Kaum Quraisy terhadap Kaum Muslimin

Setelah berbagai upaya gagal dilakukan untuk menghentikan dakwah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, baik itu berupa rayuan, intimidasi, dan penyiksaan, kaum Quraisy memutuskan untuk memboikot dan mengepung kaum muslimin dan menulis deklarasi yang kemudian digantung di pintu Ka’bah agar orang-orang Quraisy memboikot kaum muslimin, termasuk Rasulullah, istrinya, dan juga pamannya. Mereka terisolasi di pinggiran kota Mekah dan diboikot oleh kaum Quraisy dalam bentuk embargo atas transportasi, komunikasi, dan keperluan sehari-hari lainnya.

Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah dan istrinya dapat bertahan, walaupun kondisi fisiknya sudah tua dan lemah. Ketika itu kehidupan Khadijah sangat jauh dan kehidupan sebelumnya yang bergelimang dengan kekayaan, kemakmuran, dan ketinggian derajat. Khadijah rela didera rasa haus dan lapar dalam mendampingi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan kaum muslimin. Dia sangat yakin bahwa tidak lama lagi pertolongan Allah akan datang. Keluarga mereka yang lain, sekali-kali dan secara sembunyi-sembunyi, mengirimkan makanan dan minuman untuk mempertahankan hidup. Pemboikotan itu berlangsung selama tiga tahun, tetapi tidak sedikit pun menggoyahkan akidah mereka, bahkan yang mereka rasakan adalah bertambah kokohnya keimanan dalam hati. Dengan demikian, usaha kaum Quraisy telah gagal, sehingga mereka mengakhiri pemboikotan dan membiarkan kaum muslimin kembali ke Mekah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pun kembali menyeru nama Allah Yang Mulia dan melanjutkan jihad beliau.

K. Wafatnya Khadijah 

Beberapa hari setelah pemboikotan, Abu Thalib jatuh sakit, dan semua orang meyakini bahwa sakit kali mi merupakan akhir dan hidupnva. Dalam keadaan seperti itu, Abu Sufjan dan Abu Jahal membujuk Abu Thalib untuk menasehati Muhammad agar menghentikan dakwahnya, dan sebagai gantinya adalah harta dan pangkat. Akan tetapi, Abu Thalib tidak bersedia, dan dia mengetahui bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak akan bersedia menukar dakwahnya dengan pangkat dan harta sepenuh dunia.

Abu Thalib meninggal pada tahun itu pula, maka tahun itu disebut sebagai ‘Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Sebaliknya, orang-orang Quraisy sangat gembira atas kematian Abu Thalib itu, karena mereka akan lebih leluasa mengintimidasi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan pengikutnya. Pada saat kritis menjelang kematian pamannya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membisikkan sesuatu, Secepat ini aku kehilangan engkau?

Pada tahun yang sama, Sayyidah Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan karena pemboikotan itu. Semakin hari, kondisi badannya semakin menurun, sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. semakin sedih. Bersama Khadijahlah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia. Dalam sakit yang tidak terlalu lama, dalam usia enam puluh lima tahun, Khadijah meninggal, menyusul Abu Thalib. Khadijah dikuburkan di dataran tinggi Mekah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sendiri yang mengurus jenazah istrinya, dan kalimat terakhir yang beliau ucapkan ketika melepas kepergiannya adalah: “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalab Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”

Khadijah meninggal setelah mendapatkan kemuliaan yang tidak pernah dimiliki oleh wanita lain, Dia adalah Ummul Mukminin istri Rasulullah yang pertama, wanita pertama yang mernpercayai risalah Rasulullah, dan wanita pertama yang melahirkan putra-putri Rasulullah. Dia merelakan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan jihad di jalan Allah. Dialah orang pertama yang mendapat kabar gembira bahwa dirinya adalah ahli surga. Kenangan terhadap Khadijah senantiasa lekat dalam hati Rasulullah sampai beliau wafat. Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Khadijah binti Khuwailid dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Sumber: buku Dzaujatur-Rasulullah, karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh

Diambil dari : http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/01/khadijah-binti-khuwaild-wafat-3h/

Minggu, 19 Oktober 2008

Pelajaran Bahasa Indonesia, Lawan Kata

Guru : Hari ini kita belajar Antonim, yaitu lawan kata. Contohnya: Kuat lawannya lemah.
Sudah mengerti semua, anak-anak? Ok, sekarang kita praktek, Kalau ibu sebutkan kata
kalian jawab lawan katanya yah..

Murid: Ya buuuu!.

Guru: Siang.

Murid: Malam.

Guru: Panjang

Murid: Pendek
Guru: Gelap

Murid: Terang

Guru: Halus

Murid: Kasar

Guru: Berjaya

Murid: Menang

Guru: Salah!!!

Murid: Benar

Guru: Bukan itu..!!

Murid: Iya ini

Guru: Kalian bodoh!!!!

Murid: Kami pintar

Guru: Diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamm!!!! (geram)

Murid: Ribut

Guru: Mati aku *&#*$&#*?? (panik)

Murid: Hidup kamu

Guru: Besok kalian saya hukum

Murid: Kemaren kami tidak dihukum

Guru: (Pingsan)

Murid: (Bingung mau mencari lawan pingsan)

Rabu, 15 Oktober 2008

Kiat Agar Lemak di Perut Susut

Biasanya menjelang usia kepala 3, mulai merasakan munculnya tonjolan-tonjolan tak diinginkan di sekitar perut. Tanpa sadar, lemak mulai betah bersarang dan lingkar pinggang terus membengkak. Jadinya mesti menghadapi tantangan yang tak mudah. Cukup sulit untuk membuat lemak di sekitar perut susut. Memang bukan mustahil, tapi perlu waktu cukup lama. Kuncinya, aktif bergerak dan kurangi kalori.

Rekomendasi para pelatih kebugaran latihan kardio selama 30 menit, 3 kali seminggu. Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:

@ Jalan cepat disekitar rumah selama 15 hingga 30 menit sehari, juga dapat menyelingi dengan berlari-lari kecil.


@ Kerjakan tugas-tugas rumah tangga sendiri. Mengepel lantai, membersihkan jendela atau mencuci mobil. Agar maksimal, tambah waktu bersih-bersih selama 30 menit. Rumah bersih, lemak pun terbakar.

@ Jika diluar tidak hujan, berjalan-jalanlah dengan sepeda. Kini bahkan makin banyak karyawan yang bersepeda ke kantor. Namun jika musim hujan, mungkin lebih aman jika naik sepeda stasioner saja dirumah atau di gym, minimal 15 menit sehari.

@ Lakukan skipping atau loncat tali selama 15 menit. Cara ini sangat efektif untuk mengusir si perut buncit. 
Cermati Makanan 

Selain gaya hidup aktif, makan sehat juga penting untuk mengeyahkan lemak di perut. Mengurangi asupan kalori berarti pula meringankan kewajiban untuk membakarnya. Beberapa tips ini layak dicoba: 

@ Ganti camilan kue dan coklat dengan buah. Perbanyak pula konsumsi buah dan sayur-sayuran.


@ Ganti roti tawar dengan roti gandum yang kaya serat. Selain mengandung lebih sedkit kalori, ini membantu makanan dicerna secara maksimal.

Untuk memuaskan dahaga, pilihlah air putih atau jus buah.

Buang bagian lemak yang ada pada daging. Lemak pada daging juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

@ Hindari makanan cepat saji. Jika tak ada pilihan lain, hindari paket yang menawarkan ukuran ekstra. Pilihlah selalu ukuran standar.

@ Yang paling baik, lupakan produk daging merah yang tinggi lemak; pilihlah alternatif yang lebih sehat seperti ikan dan ayam (tanpa kulit).
Melenyapkan si lemak perut memang tidak mudah dan perlu waktu lama. Perlu tetap disiplin dan bersabar. Agar lebih semangat sat menjalani prosesnya. Ambil foto sewaktu masih langsing atau foto langsing idaman. Tempel di tempat yang mudah dilihat, cermin diatas wastafel, misalnya. Tetapkan target dari sekarang.

Selasa, 14 Oktober 2008

Manfaat dan Khasiat Kunyit

Ada beragam cara penggunaan kunyit bagi kesehatan, kunyit pun memiliki segudang manfaat. Selain untuk bumbu dapur, kunyit juga mampu digunakan untuk obat tradisional baik menjaga kesehatan maupun kecantikan. Salah satunya adalah :

Diabetes Mellitus

Bahan: 3 rampang kunyit, 1/2 sendok teh garam
Kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air hingga mendidih, kemudian disaring, lalu diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas.

Tifus

Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun samiloto. 
Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, kemudian ditambah 1 gelas air putih, masak yang masih hangat dan disaring, diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.

Usus Buntu

Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa / aren, garam secukupnya
Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan diseduh dengan 1 gelas air panas kemudian disaring, diminum setiap pagi setelah makan secara teratur.

Disentri

Bahan: 1 - 2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya. 
Semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring, lalu diminum dan diulangi sampai sembuh.  

Keputihan

Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1 potong gula kelapa.
Semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air hingga mendidih kemudian disaring, lalu diminum 1 gelas sehari.

Haid Tidak Lancar

Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok teh ketumbar, 1/2 sendok teh biji pala, 1/2 genggam daun srigading.
Semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air hingga mendidih kemudian disaring, lalu diminum 1 gelas. sehari

Jumat, 10 Oktober 2008

Jagalah dirimu dengan jilbabmu…

Alhamdulillah akhir - akhir ini banyak diantara saudari muslimah kita yang mulai melindungi diri mereka dengan jilbab namun sayang masih banyak yang belum mengerti benar tujuan adanya perintah jilbab padahal jilbab adalah suatu simbol/cirri muslimah dalam Islam. Pemakain jilbab masih banyak yang ikut2an mode atau yang lain sehingga masih terkesan belum mengenai sasaran karena kurangnya ilmu. Semoga apa yang tertulis dibawah ini dapat menambah wawasan saudariku muslimah.  

1. MELIPUTI SELURUH BADAN SELAIN YANG DIKECUALIKAN

Syarat ini terdapat dalam firman Allah dalam surat An-Nuur : 31 berbunyi : “Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka (mertua) atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudar mereka (kakak dan adiknya) atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka (=keponakan) atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Juga firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 59 berbunyi : “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin : “Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya : “Janganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi, kecuali yang tidak mungkin disembunyikan.” Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. “Maksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan.”
Al-Qurthubi berkata : Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya.”

2. BUKAN BERFUNGSI SEBAGAI PERHIASAN
Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nuur ayat 31 berbunyi : “Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka.” Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum laki-laki melirikkan pandangan kepadanya. Hal ini dikuatkan oleh firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 33 : “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti oang-orang jahiliyah.”
Juga berdasarkan sabda Nabi : “Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang meninggalkan jamaah dan mendurhakai imamnya serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.” (Dikeluarkan Al-Hakim 1/119 dan disepakati Adz-Dzahabi; Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad; At-Thabrani dalam Al-Kabir; Al-Baihaqi dalam As-Syuaib).
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).

3. KAINNYA HARUS TEBAL (TIDAK TIPIS)
Sebab yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali harus tebal. Jika tipis, maka hanya akan semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda : “Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk.” Di dalam hadits lain terdapat tambahan : “Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian.” (At-Thabrani dalam Al-Mujam As-Shaghir hal. 232; Hadits lain tersebut dikeluarkan oleh Muslim dari riwayat Abu Hurairah. Lihat Al-HAdits As-Shahihah no. 1326).
Ibnu Abdil Barr berkata : Yang dimaksud oleh Nabi adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang. (dikutip oleh As-Suyuthi dalam Tanwirul Hawalik III/103).
Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahawsannya Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju Qubthiyah (jenis pakaian dari Mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata : Jangan kamu pakaikan baju ini untuk istri-istrimu !. Seseorang kemudian bertanya : Wahai Amirul Muminin, Telah saya pakaikan itu kepada istriku dan telah aku lihat di rumah dari arah depan maupun belakang, namun aku tidk melihatnya sebagai pakaian yang tipis ! Maka Umar menjawab : Sekalipun tidak tipis, namun ia mensifati (menggambarkan lekuk tubuh). (Riwayat Al-Baihaqi II/234-235; Muslim binAl-Bitthin dari Ani Shalih dari Umar).
Atsar di atas menunjukkan bahwa pakaian yang tipis atau yang mensifati dan menggambarkan lekuk-lekuk tubuh adalah dilarang. Yang tipis (transparan) itu lebih parah daripada yang menggambarkan lekuk tubuh (tapi tebal). Oleh karena itu Aisyah pernah berkata : “Yang namanya khimar adalah yang dapat menyembunyikan kulit dan rambut.”

4. HARUS LONGGAR (TIDAK KETAT) SEHINGGA TIDAK DAPAT MENGGAMBARKAN SESUATU DARI TUBUHNYA
Usamah bin Zaid pernah berkata : Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?” Aku menjawab : Aku pakaiakan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-Dhiya Al-Maqdisi dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan). Aisyah pernah berkata : Seorang wanita dalam shalat harus mengenakan tiga pakaian : Baju, jilbab dan khimar. Adalah Aisyah pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab dengannya. (Ibnu Sad VIII/71).
Pendapat yang senada juga dikatakan oleh Ibnu Umar : Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia harus mengenakan seluruh pakainnya : Baju, khimar dan milhafah (mantel). (Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf II:26/1).
Ini semua juga menguatkan pendapat yang kami pegangi mengenai wajibnya menyatukan antara khimar dan jilbab bagi kaum wanita jika keluar rumah.

5. TIDAK DIBERI WEWANGIAN ATAU PARFUM
Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata : Rasulullah bersabda : “Siapapun wanita yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (An-Nasai II/283; Abu Daud II/192; At-Tirmidzi IV/17; Ahmad IV/100, Ibnu Khuzaimah III/91; Ibnu Hibban 1474; Al-Hakim II/396 dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda : “Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian.” (Muslim dan Abu Awanah
dalam kedua kitab Shahih-nya; Ash-Shabus Sunan dn lainnya).
Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata : Rasulullah bersabda : “Siapapun wanita yang memakai bakhur (wewangian yang berasal dari pengasapan), maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat Isya yang akhir.” (ibid)
Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah : Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata : Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah saja, lalu mandilah ! karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi.” (Al-Baihaqi III/133; Al-Mundziri III/94).
Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata : Hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki (Al-Munawi dalam Fidhul Qadhir dalam mensyarahkan hadits dari Abu Hurairah).
Saya (Al-Albany) katakan : Jika hal itu saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya ? Tidak diragukan lagi bahwa hal itu
jauh lebih haram dan lebih besar dosanya. Al-Haitsami dalam kitab AZ-Zawajir II/37 menyebutkan bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai wewangian dn berhias adalah termasuk perbuatan kabair (dosa besar) meskipun suaminya mengizinkan.

6. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN LAKI-LAKI
Karena ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyrupakan diri dengan kaum pria, baik dalam hal pakaian maupun lainnya.
Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria (Abu Daud II/182; Ibnu Majah I/588; Ahmad II/325; Al-Hakim IV/19 disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Dari Abdullah bin Amru yang berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : “Tidak termasuk golongan kami para wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita.” (Ahmad II/199-200; Abu Nuaim dalam Al-Hilyah III/321)
Dari Ibnu Abbas yang berkata : Nabi melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian. Beliau bersabda : “Keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan dan Umar juga mengeluarkan si fulan.” Dalam lafadz lain : “Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria.” (Al-Bukhari X/273-274; Abu Daud II/182,305; Ad-Darimy II/280-281; Ahmad no. 1982,2066,2123,2263,3391,3060,3151 dan 4358; At-Tirmidzi IV/16-17; Ibnu Majah V/189; At-Thayalisi no. 2679).
Dari Abdullah bin Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang
bertingkah kelaki-lakian dan menyerupakan diri dengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak memiliki rasa cemburu).” (An-Nasai !/357; Al-Hakim I/72 dan IV/146-147 disepakati Adz-Dzahabi; Al-Baihaqi X/226 dan Ahmad II/182).
Dalam haits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula sebaiknya. Ini bersifat umum, meliputi masalah pakaian dan lainnya, kecuali hadits yang pertama yang hanya menyebutkan hukum dalam masalah pakaian saja.

7. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN WANITA-WANITA KAFIR
Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh (menyerupai) kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakain khas mereka. Dalilnya : Firman Allah surat Al-Hadid : 16, berbunyi : “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Iqtidha hal. 43 : Firman Allah “Janganlah mereka seperti…” merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan larangan khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya hati akibat kemaksiatan. Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini (IV/310) berkata : Karena itu Allah melarang orang-orang beriman menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun cabang.
Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) : “Raaina” tetapi katakanlah “Unzhurna” dan dengarlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.” Ibnu Katsir I/148 berkata : Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mnyerupai ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan orang-orang kafir. Sebab, orang-orang Yahudi suka menggunakan plesetan kata dengan tujuan mengejek. Jika mereka ingin mengatakan “Denagrlah kami” mereka mengatakan “Raaina” sebagai plesetan kata “ruunah” (artinya ketotolan) sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 46.
Allah telah memberi tahukan (dalm surat Al-Mujadalah : 22) bahwa tidak ada seorang mumin yang mencintai orang-orang kafir. Barangsiapa yang mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang mumin, sedangkan tindakan
menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal yang dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan

8. BUKAN PAKAIAN UNTUK MENCARI POPULARITAS (PAKAIAN KEBESARAN)
Berdasarkan hadits Ibnu Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mengenakan pakaian (libas) syuhrah di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (Abu Daud II/172; Ibnu Majah II/278-279).
Libas Syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakain tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah, yang dipakai oleh seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya (Asy-Syaukani dalam Nailul Authar II/94). Ibnul Atsir berkata : “Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu.
Maksud dari Libas Syuhrah adalah pakaiannya terkenal di kalangan orang-orang yang mengangkat pandangannya mereka kepadanya. Ia berbangga terhadap orang lain dengan sikap angkuh dan sombong.”
Kesimpulannya adalah :
Hendaklah menutup seluruh badannya, kecuali wajah dan dua telapak dengan perincian sebagaimana yang telah dikemukakan, jilbab bukan merupakan perhiasan, tidak tipis, tidak ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum, tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita kafir dan bukan merupakan pakaian untuk mencari popularitas.

Dikutip dari Kitab Jilbab Al-Marah Al-Muslimah fil Kitabi was Sunnah (Syaikh Al-Albany)


Nasihat Buat MusLimah

1. Jauhilah olehmu banyak bicara (yang tidak bermanfaat) dan jagalah mulutmu dari cerewet. Pergunakanlah lisanmu untuk beramar ma'ruf nahy munkar serta berdakwah kepada kebaikan...

Sesungguhnya Allah berfirman:
"tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia"
(An-Nisa':114)

Ringkaslah pembicaranmu, dan bicaralah sebatas maksud dan tujuanmu. Ketahuilah bahwa di sana ada orang yang menghisab pembicaraanmu dan menghitungnya atasmu.

Allah berfirman:
"Seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir"
(Qoof:17-18)

2. Bacalah Al-Qur'an, dan berusahalah agar ia menjadi wirid harianmu, juga berusahalah untuk menghafalkannya sesuai dengan kemampuanmu, agar engkau memperoleh pahala yang besar kelak di hari akhirat.
3. Tidak baik jika kamu membicarakan semua pembicaraan yang telah kamu dengar, sebab yang demikian itu memberi peluang kepadamu untuk jatuh dalam lubang kebohongan.
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan,
“sesungguhnya Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Cukuplah seorang dianggap sebagai pembohong, jika dia membicarakan semua apa yang telah didengarnya"
(Muslim dalam Mukaddimahnya, hadist No:5)

4. Jauhilah sifat sombong dan bangga diri dengan sesuatu yang bukan milikmu karena untuk pamer dan menyombongkan diri di depan manusia.
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
"Orang yang merasa kenyang dengan sesuatuyang tidak diberikan kepadanya sebagaimana orang yangmemakai pakaian kepalsuan"
(Muttafaq Alaih)

5. Sesungguhnya dzikir kepada Allah memiliki pengaruh yang agung bagi kehidupan ruh, jiwa, badan, dan sosial seorang muslim. Oleh karena itu wahai ukhti muslimah berusahalah berdzikir kepada Allah dalam setiap saat dan keadaan, sesungguhnya Allah telah memuji hamba-hamba-Nya yang ikhlas kepada-Nya,
Allah berfirman:
"(orang-orang yang berakal yaitu) orang-orang yang mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri, atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi..."
(Ali-Imran:191)

6. Jika engkau hendak berbicara janganlah engkau agung-agungkan, jangan engkau fasih-fasihkan, dan jangan pula engkau buat-buat, sebab yang demikian itu adalah sifat yang dibenci oleh Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya orang yang paling saya benci dan paling jauh tempat duduknya kelak di hari kiamat ialah mereka yang suka bicara (yang tidak berfaedah), dan yang suka mengada-ada pembicaraannya, dan para Mutafaihiqun (orang yang mengagung-agungkan pembicaraan bohong)"
(Hadits Shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi, 1642)

7. Hendaklah engkau berteladan kepada Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam, yang senantiasa lebih banyak diam dan berfikir, tidak memperbanyak tertawa berlebih-lebihan di dalamnya.

Diriwayatkan dari Sammak, ia berkata:
" saya berkata kepada Jabir bin Samurah: pernahkah kamu duduk(bermajlis) dengan Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam? Dia menjawab: pernah, beliau itu banyak diam dan sedikit tertawa. Pernah para sahabatnya membaca syair dan menceritakan tentang urusan mereka, lalu mereka tertawa, tetapi Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam ketika itu hanya sekedar tersenyum.
(Musnad Ahmad,5/86)

Jika kamu berbicara, maka batasilah pembicaraanmu hanya yang baik-baik saja, jika kamu tidak bisa maka diam itu lebih baik bagimu.
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia mengatakan yang baik atau
 lebih baik diam"
(Bukhari)

8. Janganlah sekali-kali memutus pembicaraan orang lain atau membantahnya atau menampakkan pelecehan terhadapnya, tetapi jadilah pendengar yang baik yang mendengarkan pembicaraan orang lain dengan sopan (sebagai tanda budi baikmu), dan jika engkau terpaksa membantah ucapan mereka bantahlah dengan cara yang lebih baik (untuk menampakkan kepribadianmu).
9. Waspadalah sepenuhnya dengan sikap mengejek dan merendahkan orang lain,Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok..."
(Al-Hujurat:11)
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Seorang muslim adalah saudara orang muslim yang lainnya, tidak boleh mendzaliminya, tidak boleh menghinanya dan tidak juga meremehkannya ...., cukuplah seseorang telah berbuat kejahatan jika ia meremehkan saudaranya yang muslim"
(Muslim, 2564)

10. Jika engkau mendengar bacaan Al-Qur'an, maka hentikan pembicaraanmu apapun masalah yang sedang engkau bicarakan,
Allah berfirman:
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan baik (tenang) agar kamu mendapat rahmat"
(Al-'Araf:204)

11. Senantiasa menimbang kata-kata (ucapanmu) sebelum diucapkan oleh lisanmu, dan berusahlah agar kalimat yang terucap oleh lisanmu adalah kalimat yang baik dan menyejukkan tetap dalam kerangka jalan kebaikan, jauh dari keburukan dan sesutau yang mengantarkan kepada murka Allah. Sesungguhnya kata-kata itu memiliki tanggung jawab yang besar, sudah berapa banyak kata-kata yang memasukkan pengucapnya ke dalam surga, sebaliknya sudah berapa banyak kata-kata yang menenggelamkan pengucapnya ke lembah Jahannam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu dari Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah pembicaraan yang mengandung ridha Allah, seakan-akan manusia tidak peduli dengannya maka Allah akan mengangkatnya dengannya beberapa derajat, dan seorang hamba berbicara dengan suatu yang dimurkai Allah, seakan-akan manusia tidak peduli dengannya maka Allah menceburkannya karenanya ke dalam lembah Jahannam"
(HR.Bukhari, 6478)

Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam :
"tidaklah ada seorang manusia yang ditelungkupkan wajahnya ke dalam neraka, kecuali 
disebabkan oleh hasil lisannya
(Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Tirmidzi,2110)


AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR

© Ubadah r.a.: Ketika wahyu diturunkan padanya, Nabi SAW tampak susah, sengsaranya, hingga air mukanya berubah karena beratnya wahyu tersebut (Muslim) 

© Anas r.a.: Do’a Rasulullah SAW: Ya Allah, aku berlindung padaMu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, sia-siakan usia dan dari sifat kikir (Muslim) 

© Abu Hurairah r.a.: Sabda Rasul: Sebaik-baiknya wanita adalah yang paling saying terhadap anak yatim yang masih kecil dan paling perhatian terhadap suami (Muslim) 

© Andaikata engkau pernah berbuat dosa kepada Allah sehingga langit itu penuh dengan dosa-dosamu, lalu engkau menyesali dengan taubat, maka Allah menerima taubatmu, yakni diampuni dosamu (Ibn Majah) 

© Semua manusia (anak Adam) itu melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan itu ialah orang-orang yang suka bertaubat (Turmudzi dan Ibn Majah) 

© Jadilah kamu orang yang mengajar atau belajar atau pendengar (orang mengaji), atau pecinta (mencintai ilmu) dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima (artinya tidak mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengarkan pengajian, dan tidak mencintai ilmu), maka kamu akan hancur (Baihaqi)

© Orang yang bertambah ilmunya dan tidak bertambah petunjuk yang dimilikinya maka ia akan semakin jauh dari Allah SWT (Abu Dawud) 

© Barangsiapa menuntut ilmu yang biasanya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajarinya kecuali hanya untuk mendapatkan harta benda keduniaan, maka ia tidak akan memperoleh bau harumnya sorga pada hari kiamat (Abu Dawud) 

© Amal yang paling disenangi oleh Allah, ialah amal yang terus-menerus dikerjakan, walaupun sedikit (Bukhori dan Muslim) 

© Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan yang di atas ialah yang memberikan, dan tangan yang di bawah ialah yang minta (menerima) ( Bukhori dan Muslim) 

© Barangsiapa yang menanggung anak yatim di rumahnya yakni ia diberi makan dan minum (sama dengan makan dan minumnya), maka Allah akan memasukkan ia di sorga, kecuali jika ia melakukan dosa yang tidak dapat diampuni (Turmudzi) 

© Rasulullah SAW: Sesungguhnya sedekah seseorang walau hanya sesuap, akan dikembang biakkan olehNya seperti gunung, maka bersedekahlah (Bukhori dan Muslim) 

© Rasul bersabda: Firman Allah: Dekatkanlah dirimu padaKu (Allah) dengan cara mendekatkan diri kepada kaum yang lemah, berbuat ihsan kepadanya (Muslim) 

© Pelayanmu adalah saudaramu, samakan makanan/pakaiannya denganmu, jangan beri pekerjaan yang dia tidak mampu mengerjakannya (Bukhori) 

© Rasulullah bersabda: Siapa ingin doanya terkabul/dibebaskan dari kesulitan, hendaknya ia membantu/menatasi kesulitan orang lain (Ahmad) 

© Rasul SAW: Firman Allah: Siapa niat lakukan kebaikan, tapi tidak kerjakan, maka Allah catat niat itu seperti satu (1) kebaikan penuh di sisiNya (Muslim) 

© Nabi bersabda: bila seorang laki-laki memberi nafkah keluarganya semata-mata karena harapkan ridha Allah maka sama dengan dia memberi sedekah (Bukhori) 

© Rasul bersabda: tidak satupun milikku yang kusembunyikan darimu, maka jaga harga dirinya niscaya Allah akan menjaganya (Bukhori dan Muslim) 

© Rasul: Allah berfirman: Hambaku yang Aku sehatkan, luaskan rizkinya dan selama 5 tahun tidak berhaji, ia akan kehilangan rahmatKu (Al Baihaqi) 

© Jabir r.a.: Rasulullah SAW bersabda: Jagalah dirimu dari sifat kikir, karena kikir itu membinasakan umat-umat sebelum kamu (Muslim) 

© Rasulullah SAW bersabda: panas api neraka adalah 70x dari panasnya api yang biasa dipakai anak cucu Adam untuk memasak (Bukhori) 

© Sabda Rasul: Ihsan ialah beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya, jika tidak mampu, maka yakinkan hatimu bahwa Allah melihatmu (Bukhori)

© Sabda Rasulullah SAW: Sesungguhnya Allah memiliki kecemburuan dan kecemburuan Allah adalah bila seorang mukmin melanggar laranganNya (Bukhori) 

© Rasul bersabda: Bila Allah benci seorang hamba, Dia menyeru para penghuni langit untuk membencinya dan kebencian itu merambat ke bumi (Muslim) 

© Rasul bersabda: Bila malaikat Allah dapati majelis zikir, ia duduk bersama, kelilingi dengan sayapnya hingga menutupi sampai ke langit (Muslim) 

© Ibnu Umar r.a.: Rasul bersabda: Seorang lelaki adalah pemelihara keluarganya dan bertanggungjawab atas semua anggota keluarganya (Bukhori dan Muslim) 

© Rasulullah SAW: Jangan mencaci orang yang telah meninggal, karena sebenarnya mereka telah sampai pada apa yang telah mereka lakukan (Bukhori) 

© Aisyah r.a.: Rasul bersabda: Bila sifat lemah lembut ada pada sesuatu maka akan menghiasinya dan bila hilang maka akan mengotorinya (Muslim) 

© Rasulullah bersabda: Siapa yang mengorek-orek keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan mengorek-orek keburukannya (Ahmad) 

© Usamah r.a.: Rasul SAW: Aku berdiri di pintu surga, kebanyakan yang memasukinya orang-orang miskin dan yang kaya/berkedudukan tetap bertahan di luar (Bukhori dan Muslim) 

© Abu Hurairah r.a: rasul bersabda: Bila kerabatmu jahat terhadapmu, berbuat baiklah selalu kepadanya, maka Allah senantiasa menolongmu (Bukhori dan Muslim) 

© Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Taalla indah dan suka keindahan, suka melihat kenikmatan hambaNya, benci kemelaratan (Muslim) 

© Hubungilah orang yang telah memutuskan engkau, dan berilah kebaikan kepada yang telah berbuat jahat kepada engkau, dan katakanlah (berbicaralah) dengan hak (yang sebenarnya) walaupun terhadap dirimu sendiri (Ibn Najar) 

© Bukanlah orang yang paling baik daripadamu itu yang meninggalkan dunianya karena akhiratnya, dan tidak pula yang meninggalkan akhiratnya karena dunianya, sebab dunia itu penyampaian kepada akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban atas manusia ( Ibnu ‘Asakir) 

© Wanita beriman dilarang berkabung lebih dari 3 malam, kecuali kematian suaminya, masa berkabungnya 4 bulan 10 hari (Bukhori dan Muslim).

.


KEUTAMAAN SHALAT SUNNAT DHUHA

Shalat Dhuha ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu Matahari sedang naik, yaitu kira-kira setinggi lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau sekitar setinggi satu tombak yaitu antara pukul 07.00 pagi sampai masuk waktu Dzuhur, ( sekitar pukul 11.00 siang ). Adapun dalil Shalat Sunnat Dhuha adalah sabda Rosulullah SAW dalam beberapa Hadist dari Sahabat Abu Huraira ra antara lain sebagai berikut : 
• Bersabda Rosulullah SAW :
“ Siapa saja yang dapat mengerjakan Shalat Dhuha dengan langgeng, akan di ampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan. “ ( HR Tirmidzi )
• Nabi Muhammad SAW bersabda :
“ Sesungguhnya di Surga itu ada pintu yang disebut pintu Dhuha, maka tatkala di hari Kiamat nanti ada panggilan khatib : “ Siapakah orang yang suka membiasakan shalat Dhuha ? Inilah pintu kamu sekalian, masuklah kamu sekalian dengan penuh Rahmat Allah SWT. “ ( HR Thabrani )
• Abu Hurairah ra pernah berkata :
“ Di perintahkan kepadaku oleh kekasihku Nabi SAW untuk berpuasa 3 (tiga ) hari pada tiap-tiap bulan, mengerjakan 2 ( dua ) rakaat Shalat Sunnat Dhuha, dan supaya saya berwitir sebelum tidur.” ( HR Bukhari dan Muslim )
• Dari Mu’im bin Hammar, bahwasanya Nabi SAW bersabda : 
“ Tuhanmu yang Maha Tinggi telah berseru : “ Hai anak Adam ! Shalatlah empat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku akan cukupkan engkau di akhir siang itu”. ( HR Ahmad dan Abu Daud )
• Dari Aisyah ra, ia berkata : “ Adalah Rosulullah SAW biasa Shalat Dhuha 4 ( empat ) rakaat dan ia menambah ( sebanyak mungkin ) menurut apa yang dikehendaki Allah SWT.” (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah ) 
• Dari Ummu Hani diceritakan, sesungguhnya ia pernah datang kepada Nabi SAW pada tahun di taklukkannya kota Mekkah. Waktu itu, Nabi SAW berada di bagian atas kota Mekkah. Lalu Rosulullah SAW berdiri menuju ke tempat mandinya. Fatimah lantas mendinginkannya. Kemudian ia mengambil 
pakaiannya dan berselimut dengan pakaian itu. Selanjutnya, ia Shalat 8 ( delapan ) rakaat, yaitu Shalat Dhuha. ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )
Adapun keutamaan ( fadhilah ) Shalat Sunnat Dhuha perhatikan 
Hadist-Hadist Rosulullah SAW seperti berikut : 
• Nabi Muhammad SAW bersabda : 
“ Pada tiap pagi dianjurkan atas diri seseorang dari kamu untuk bersedekah. Maka tiap-tiap tasbih itu sedekah dan tiap-tiap tahmid ( puji ) itu sedekah. Pada tiap-tiap tahlil pun sedekah dan tiap-tiap menyuruh kepada kebaikan itu juga sedekah. Begitu pula mencegah kemungkaran itu sedekah. Namun diantara semua itu cukuplah sebagai penggantinya ialah mengerjakan dua rakaat Dhuha. “ ( HR Muslim dan Abu Dzar )
• Dari Abdullah bin Buraidah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa ia pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda :
“ Dalam diri manusia itu ada 360 ( Tiga Ratus Enam Puluh ) ruas yang setiap darinya diharuskan bersedekah. Para Sahabat bertanya : Kalau begitu, siapa yang mampu berbuat demikian ya Rosulullah ? Rosulullah SAW 
menjawab : “ Mengeluarkan dahak di Masjid lalu ditanamnya atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari jalan, itu juga sedekah. Tetapi kalau engkau tidak bisa, kerjakanlah dua rakaat Dhuha. Karena itu mencukupi dari semua itu “ ( HR Ahmad dan Abu Daud )

Saudaraku, sesama Muslim.
Begitu banyak fadhilah, keutamaan Shalat Sunnat Dhuha, seyogyanya sebagai muslim yang baik tergerak hati kita untuk mengerjakan ( mengamalkan ) Shalat Sunnat Dhuha. Betapa tidak, kapan lagi kita akan mendapatkan kesempatan untuk meraih, menggapai pahala untuk bekal akhirat kita ? Hayo, saudaraku, jangan ragu dan bimbang lagi, mari dengan ikhlas kita mengerjakan Shalat Sunnat Dhuha. 

• Cara mengerjakan Shalat Dhuha. 
1. Niat Shalat Dhuha : 
2. Surat yang dibaca setelah Al-Fatihah :
a. Pada rakaat pertama surat Asy-Syams.
b. Pada rakaat kedua surat Adh-Dhuha.
3. Selesai shalat, membaca do’a sebagai berikut :
“ Ya Allah, ya Tuhanku, bahwa kami waktu Dhuha itu milik Engkau dan kebajikan ( kemewahan ) itu milik Engkau, dan keindahan itu milik Engkau dan kekuatan itu milik Engkau dan kekuasaan itu milik Engkau dan pemeliharaan itu milik Engkau. Ya Allah, Tuhanku, jika keadaan rezekiku di langit, maka turunkanlah dan jika adanya didalam bumi maka keluarkanlah dan jika adanya didalam air atau dilaut maka keluarkanlah ia dan jika ia lambat, percepatlah dan jika ia sulit, gampangkanlah dan jika ia haram, sucikanlah dan jika jauh, dekatkanlah ia dan jika sedikit, perbanyaklah ia padaku dan jika banyak, berkahilah ia bagiku dan sampaikanlah dimana saja aku berada. Janganlah Engkau pindahkan aku ke 
tempat itu, dan jadikanlah tanganku diatasnya, untuk menjadi pemberi dan janganlah tanganku dijadikan dibawah untuk jadi tukang minta. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan hak ( bekal ) Dhuha Engkau, kebagusan Engkau, keindahan Engkau, kekuatan Engkau, 
kekuasaan Engkau dan pemeliharaan Engkau. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Engkau. Berilah aku apa yang Engkau engkau kepada hamba-hamba Engkau yang soleh. Dan sampaikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya beserta para Sahabatnya. Semoga mereka mendapat keselamatan dan segala Puji bagi Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam.” 

Saudaraku, kerjakanlah Shalat Sunnat Dhuha setiap pagi, paling sedikit 2 ( dua ) rakaat atau 4 ( empat ) rakaat atau 6 ( Enam ) rakaat dan paling banyak 8 ( delapan ) rakaat. 
****
( Bahan-bahan (materi) dikutip dari Buku “FIQIH” Oleh : Drs. H. Moh Rifai, Untuk Madrasah Aliyah. Kurikulum 1984, Edisi 1991. Penerbit “Wicaksana “ Semarang, buku “RAHASIA SHALAT SUNNAT” Oleh : Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari dan Buku “KUMPULAN SHALAT SUNNAT” 


Zainal Abidin bin Husien bin Ali

Zainal Abidin, tak lain adalah cucu Ali bin Thalib, yang kakeknya Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa salam. Ia mereguk ilmu dari kakek-kakeknya, dan ia tak pernah puas-puas dengan ilmu yang telah didapatinya. Cucu Ali ini benar-benar menjadi ‘zainal abidin’ (penghias para hamba). Ia menjadi orang yang paling banyak beribadah. Imam Malik pernah menyatakan, bahwa “Dia dinamakan Zainal Abidin, karena ibadahnya”. Ia menjadi tanda bagi umat manusia dalam hal ibadah yang menjadi tujuan orang-orang yang bertakwa.

Alangkah irinya kelak orang-orang di yaumul jaza’ (hari pembalasan). Kelezatan yang dirasakan Zainal Abidin dalam beribadah bermunajat kepada Allah Ta’ala, sampai mendorongnya untuk melakukan shalat sehari semalam seribu raka’at. Sungguh luar biasa. Dan, hal itu terus dikerjakannya sampai wafatnya. Wahai kaum muslimin! Perhatikanlah apa yang dilakukan Zainal Abidin. Dan, tidak mungkin lagi, terjadi di era ini. Di mana manusia hanya disibukkan oleh urusan dunia. Cucu Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa salam memandang sangat jijik kehidupan dunia, seperti ia memandang seekor lalat.

Suatu ketika, Zainal Abidin pergi menunaikan ibadah haji. Ketika berihram dan untanya berdiri tegak, warna kulitnya berwarna kuning, badannya gemetar. “Mengapa engkau tak mengucapkan talbiyah?”, tanya orang-orang di sekelilingnya. “Aku takut, ketika mengucap labaik, dan Allah menjawab: “engkau tidak Aku sambut”, dan ketika itu, ia jatuh pingsan, serta Zainal Abidin jatuh dari untanya. Cucu Ali it terus menerus mengalami kondisi seperti itu, sampai selesai haji. Betapa lembutnya hati Zainal Abidin, dan merasakan ma’iyatullah (kebersamaan dengan Allah). Hati yang lembut karena ketaatan dan mujahadah kepada Allah. Zainal Abidin tak pernah meninggalkan shalat malam sekalipun. Baik ketika di rumah atau ketika ia bepergian.

Said Ibn Mussayyib memuji Zainal Abidin, menyatakan: “Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih wara’selain dia!”, ujar Said. Seorang ulama lainnya, berujar: “Ali Zainal Abidin bin Husien, karena kekerabatannya dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa salam tidak pernah makan dengan uang lebih dari satu dirham”. Zainal Abidin sangat zuhud terhadap dunia.Ia menolak kehidupan dunia, dan selalu memperbaiki kehidupan akhiratnya. Suatu ketika, Mukhtar bin Abu Ubaid, memberinya uang sebanyak 100.000 dinar. Dia menolaknya. Tapi, dia takut, karena Mukhtar, sebagai pejabat yang terkenal bengis dan kejam.Ketika Mukhtar terbunuh, Zainal Abidin memberitahukan kepada Abdul Malik bin Marwan tentang uang itu. Abdul Malik mengutus utusan, dan menyuruh berkata kepada Zainal Abidin: “Wahai putra pamanku, ambillah uang itu. Aku telah merelakannya untukmu”. Zainal Abidin mengambil uang itu, lalu mendermakannya sampai habis.

Suatu hari, Zainal Abidin menjenguk Muhammad bin Usamah bin Ziad rahimahullah yang berbaring sakit. “Mengapa engkau menangis?, tanya Zainal. “Aku banyak mempunyai utang”, jawabnya. “Berapa banyak?”, tanya Zainal. Muhammad menjawab: “Tujuh belas ribu dinar”, jawabnya. Lalu, Zainal mengatakan:”Biarlah aku yang menanggungnya”. Begitulah kedermawanan Zainal Abidin.

Ketika ia hendak pergi haji, Sulaimah binti Husien memberikan bekal perjalanan, tapi malah uang yang ia terimanya sebanyak 100 dirham, dibagi-bagikan kepada orang fakir miskin. Banyak penduduk Madinah yang mendapatkan tunjangan. Tapi, tidak tahu darimana tunjangan itu asalnya. Mereka baru tahu, ketika Zainal Abidin wafat, dan tunjangan itu berhenti. “Kita tidak pernah kehilangan sedekah rahasia, sampai Zainal Abidin Ali wafat”, ungkap mereka.
Pribadi cucu Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa salam ini, betapa sangat santunnya, sampai suatu saat, ia menjamu para tamunya. Dan, seorang pelayan sedang membawa sate, pelayan itu jatuh, dan menimpa putranya, sampai putranya itu meninggal. Karena pelayan itu tergesa-gesa. Zainal Abidin tidak marah. “Engkau merdeka. Engkau melakukannya tidak sengaja”, tegasnya.
Bagaimanapun Zainal Abidin adalah pribadi yang sangat indah. Nasehatnya kepada penduduk Iraq: “Wahai penduduk Iraq, cintailah kami dengan cinta Islam. Jangan mencintai kami dengan cinta berhala. Cinta kalian tetap ada pada kami sampai menjadi suatu noda atas kami”.

Kegalauan yang sangat menyedihkan dan merusak di negeri 1001 malam, tak lain karena cinta kepada berhala, bukan cinta kepada Rabbnya. Mereka saling membunuh dan porak-poranda, karena mengasihi sesuatu yang tidak layak, dikasihi dan dicintai. Wallahu ‘alam.

Zaid bin Tsabit

Zaid bin Tsabit lahir di Madinah sebelas tahun sebelum Hijriah. Nama lengkapnya adalah Zaid bin Tsabit bin ad-Dhohak al-Anshory al-Khazrojy. Beliau memiliki gelar “Jami’ al-Qur’an al-Karim”(pengumpul al-Qur’an) dan syeikh al-muqiriin. Ayahnya meninggal dunia ketika beliau berumur enam tahun. Biasanya dipanggil Abu Khorojah. Digelari. Imam, mufti, di Madinah. Beliau sering memberikan fatwa, memutuskan perkara yang disengketakan dan mengajarkan ilmu faroidh (pembagian harta warisan)
Beliau termasuk diantara sahabat yang cerdas dan pintar. Pada waktu Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau masuk Islam sedangkan umurnya baru sebelas tahun. Rasulullah pernah menyuruh beliau untuk belajar bahasa Suryaniah, bahasa orang Yahudi untuk membaca isi kandungan kitab Yahudi dihadapan Rasulullah. Beliau mampu belajar bahasa itu dalam sembilan belas hari.

Zaid bin Tsabit terkenal sebagai penghimpun ayat-ayat suci Al-Qur’an. Ia adalah seorang Anshar dari Madinah. Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah, umurnya baru 11 tahun. Zaid bin Tsabit masuk Islam bersama-sama keluarganya. Walaupun masih kecil, ia adalah anak yang berani dan patuh terhadap ajaran agama. Ketika pasukan Islam berangkat ke medan perang Badar ia ingin ikut bersama ayahnya. Tetapi dilarang Rasulullah, karena ia masih terlalu kecil untuk ikut berperang. 

Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur¬angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Setelah beliau wafat, banyak di antara orang-orang Islam yang belum kuat imannya menjadi murtad. Khalifah Abu Bakar Shidiq melihat hal ini sebagai ancaman bagi perkembangan Islam. Kaum murtad harus dibasmi. Maka terjadilah perang Yamamah, perang yang sangat banyak menelan korban dari kedua belah pihak. Tujuh puluh orang penghafal Al-Qur’ an gugur dalam perang tersebut. 

Umar bin Khattab merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an dengan banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang gugur: Ia lalu mengusulkan kepada khalifah untuk menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an. Setelah melakukan shalat istikharah, Khalifah Abu Bakar akhirnya menyetujui rencana mulia itu. Beliau lalu mempercayakan tugas besar dan berat itu kepada Zaid bin Tsabit.

Dalam usaha mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’ an itu Zaid bekerja dengan amat teliti dan cermat. Walaupun ia hafal Al-Qur’an seluruhnya, tetapi untuk keperluan pengumpulan Al-Qur’ an yang sangat penting bagi umat Islam, ia masih memandang perlu untuk mencocokkan hafalannya dengan catatan para sahabat yang lain dengan dihadiri oleh dua orang saksi. Dengan cara demikian Al-Qur’an telah ditulis dan disusun seluruhnya oleh Zaid dalam lembaran-Iembaran dan diikat dengan benang, tersusun menurut ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah. Musahf Al-Qur’an itu kemudian diserahkan kepada Khalifah Abu Bakar.

Mengenai kedalaman ilmunya, Ibn Abbas berkata; “Sebagaiman diketahui bahwa para penghafal al-Qur’an dari kalangan sahabat dan Zain bin Tsabit termasuk orang-orang luas ilmunya.”(lihat Ishobah). Meskipun sibuk dengan urusan agama, beliau tidak pernah melupakan tugas sebagai suami dalam keluarga. Sebagaimana Rasulullah sabdakan, “Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang baik dengan istrinya. Dan saya lah orang yang baik dengan istri.”(HR.Bukhori Muslim). Dari Tsabit bin ‘Ubaid berkata; “Zaid bin Tsabit adalah manusia paling ceria dengan keluarganya.”

Beliau wafat pada tahun 45 Hijriah di Madinah. Setelah wafatnya Hassan bin Tsabit meratapinya. Abu Hurairah berkata, “Hari ini orang yang paling alim di umat Islam telah wafat, semoga Allah memberikan ganti dari keluarga Ibn Abbas.” Beliau meninggalkan seorang anak bernama Khorijah bin Zaid, salah seorang ahli fiqh tujuh yang terkenal di Madinah. Anaknya termasuk dari golongan tabi’in yang sangat berpengaruh.

Abdurrahman bin Auf : Penakluk Kepalsuan Dunia

Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang dari sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal. Ia adalah salah seorang dari delapan orang pertama (assabiqunal awwalun) yang menerima agama Islam, yaitu dua hari setelah Abu Bakar. Bersamaan dengan itu keislamannya juga diikuti saudara sebapanya Abdullah bin ‘Auf dan Hamnan bin ‘Auf. Namun keduanya tidak berhijrah (ke Madinah) akan tetapi tetap tinggal di Mekkah. Hamnan termasuk di antara yang panjang umurnya karena pada masa jahiliyah telah hidup selama enam puluh tahun dan pada masa Islam hidup selama enam puluh tahun juga.
Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abdul Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah al-Qurasyi al-Zuhri. Beliau berasal dari Bani Zuhrah. 

Kaum muslimin pada umumnya menganggap bahwa Abdurrahman adalah salah seorang dari Sepuluh Orang yang Dijamin Masuk Surga. Selain itu, ia juga termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah menggantikan Umar bin Khaththab. Ia adala seorang mufti yang dipercaya Rasulullah untuk berfatwa di Madinah.

Abdurahman bin Auf berprofesi sebagai pedagang ketika dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’ Al-Anshari, salah seorang kaya yang pemurah di Madinah, sewaktu hijrah ke Madinah. Beliau menolak diberikan kebun dan memilih menjadi pedagang di pasar Madinah. Dengan keuletannya beliau memperoleh keuntungan yang cukup besar, sehingga ia dikenal sebagai pedagang yang sukses.

Namun, kesuksesan itu tak membuatnya lupa diri. Ia tak pernah absen dalam setiap peperangan yang dipimpin Rasulullah. Suatu hari, Rasulullah Saw. berpidato membangkitakn semangat jihad dan pengorbanan kaum Muslimin. Beliau berkata, “Bersedekahlah kalian, karena saya akan mengirim pasukan ke medan perang.”

Medengar ucapan itu, Abdurrahman bin Auf bergegas pulang dan segera kembali ke hadapan Rasulullah. “Ya, Rasulullah, saya mempunyai uang empat ribu. Dua ribu saya pinjamkan kepada Allah, dan sisanya saya tinggalkan untuk keluarga saya,” ucap Abdurrahman. Lalu Rasulullah mendoakannya agar diberi keberkahan oleh Allah Swt.

Ketika Rasulullah Saw. membutuhkan banyak dana untuk menghadapi tentara Rum dalam perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu pelopor dalam menyumbangkan dana. Ia menyerahkan dua ratus uqiyah emas. Melihat hal itu, Umar bin Khaththab berbisik kepada Rasulullah Saw, “Agaknya Abdurrahman berdosa, dia tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya.”

Maka, Rasulullah pun bertanya kepada Abdurrahman, “Adakah engkau tinggalkan uang belanja untuk keluargamu?”
Abdurrahman menjawab, “Ada, ya Rasulullah. Mereka saya tinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripda yang saya sumbangkan.”
“Berapa?” Tanya Rasulullah.
Abdurrahman menjawab, “Sebanyak rizki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah.” Subhanallah.

Sejak itu, rizki yang dijanjikan Allah terus mengalir bagaikan aliran sungai yang deras dan Abdurrahman bin Auf menjadi orang terkaya di Madinah.

Suatu hari, iring-iringan kafilah dagang Abdurrahman bin Auf yang terdiri dari 700 ekor unta yang dimuati bahan pangan, sandang, dan barang-barang kebutuhan penduduk tiba di Madinah. Terdengar suara gemuruh dan hiruk-pikuk, sehingga Aisyah bertanya kepada seseorang, “Suara apakah itu?”
Orang itu menjawab, “Iring-iringan kafilah dagang Abdurrahman.”
Aisyah berkata, “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepada Abdurrahman di dunia dan akhirat. Saya mendengar Rasulullah bersabda bahwa Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak.”

Orang itu langsung menemui Abdurrahman bin Auf dan menceritakan apa yang didengarnya dari Aisyah. Mendengar hal itu, ia pun bergegas menemui Aisyah. “Wahai Ummul Mukminin, apakah ibu mendengar sendiri ucapan itu dari Rasulullah?”
“Ya,” jawab Aisyah.
“Seandainya aku sanggup, aku ingin memasuki surga dengan berjalan. Sudilah ibu menyaksikan, kafilah ini dengan seluruh kendaraan dan muatannya kuserahkan untuk jihad fi sabilillah.”

Sejak mendengar bahwa dirinya dijamin masuk surga, semangat berinfak dan bersedekahnya makin meningkat. Tak kurang dari 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang,dan 1.500 ekor unta ia sumbangan untuk peruangan menegakkan panji-panji Islam di muka bumi. Mendengar hal itu, Aisyah mendoakan, “Semoga Allah memberinya minum dengan air dari telaga Salsabil (nama sebuah telaga di surga).”

Menjelang akhir hayatnya, Abdurrahman pernah disuguhi makanan oleh seseorang — padahal ia sedang berpuasa. Sambil melihat makanan itu, ia berkata, “Mush’ab bin Umair syahid di medan perang. Dia lebih baik daripada saya. Waktu dikafan, jika kepalanya ditutup, maka kakinya terbuka. Dan jika kakinya ditutup, kepalanya terbuka. Kemudian Allah membentangkan dunia ini bagi kita seluas-luasnya. Sungguh, saya amat takut kalau-kalau pahala untuk kita disegerakan Allah di dunia ini.” Setelah itu, ia menangis tersedu-sedu.

Abdurrahman bin Auf wafat (652) dengan membawa amalnya yang banyak. Saat pemakamannya, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, “Anda telah mendapat kasih sayang Allah, dan anda telah berhasil menundukan kepalsuan dunia. Semoga Allah senantiasa merahmati anda. Amin.”