Minggu, 31 Agustus 2008

Gunung

DEWASA HATI

Kata dewasa sering sekali kita dengar di kehidupan keseharian kita. Banyak orang yang hanya mengetahui bahwa dewasa adalah proses alamiah yang terjadi setelah seorang anak telah melewati masa remaja. Ini ada benarnya juga tapi tidak seratus persen benar. Dewasa seperti ini adalah dewasa secara biologis bukan dewasa dalam pemikiran maupun hati. Disini saya mencoba mengungkapkan apa itu dewasa hati atau hati yang dewasa. Sedikit membingungkan memang tapi saya yakin anda akan mengerti dengan apa yang saya maksud. Dewasa hati adalah proses pendewasaan diri yang terjadi karena proses pemahaman keimanan yang terjadi setelah melewati tahap puncak keyakinan akan keberadaan Allah SWT dengan segala kekuasaannya. Orang yang telah dewasa hatinya akan sangat berhati-hati sekali dengan segala tindakan maupun perbuataannya karena dia sangat yakin bahwa Allah maha mengetahui atas apa saja yang ia lakukan. Dengan demikian dia akan menjadi orang yang jujur, amanah, dan bertanggungjawab dalam kehidupannya. Orang dewasa hatinya akan selalu rindu dengan penciptanya (Allah SWT) dan dia tidak akan mau melewatkan setiap kesempatan yang dia punya untuk “bermesraan dengan Tuhannya” sebagaimana layaknya orang yang mabuk kepayang akan kekasihnya.

Sabtu, 30 Agustus 2008

RENTENIR

Pada masa sekarang ini buat hutang sudah bukan hal yang tabu lagi. Para rentenir gencar sekali mengiklankan diri dimana-mana. Ada yag mengatasnamakan diri sebagai koperasi simpan pinjam, bank, atau lain sebagainya. Mereka dengan terang-terangan menyampaikan pesan singkat bahwa mereka dapat meminjamkan uang dengan cepat dengan jaminan berupa BPKB kendaraan, surat berharga atau lainnya. Mereka juga mengorganisasikan dirinya bak sebuah perusahaan atau badan usaha walau tidak menutup kemungkinan banyak yang bergerak sendiri.
Para rentenir pada umumnya menjalankan standard ganda (kayak amerika gitu) yakni bertingkah bak orang yang baik hati dengan seolah-olah membantu orang lain tapi disamping itu mereka mengikat sang peminjam dengan rentetan bunga pinjaman yang tidak sedikit yang terus berbunga (bunga berbunga). Kedengarannya enak sih, bunga berbunga, tapi kenyataannya banyak orang yang jadi hilang “bunga kehidupannya” setelah mengenal dan berhubungan intim dengan para rentenir. Ane peringatin, mendingan kita jangan pernah kenalan apalagi berurusan (berhubungan intim) dengan para rentenir. Kalo bisa malah pergi jauh-jauh kalo coba didekitin ama rentenir. Bbbaaaahhhhaaayyyyyyaaaa!!! Mereka itu para penghisap darah kehidupan orang-orang yang tidak mampu yang mencari keuntungan pribadi dengan memperdayai korbannya. Sudah banyak contoh orang-orang yang jadi sengsara akibat ulah para rentenir, sampe-sampe ada yang terpaksa ngejual rumah buat menutupi hutang pada rentenir.
Kalo menurut ente hukuman apa yang pantas buat para rentenir itu? Kayaknya belum ada deh rentenir yang masuk penjara karena tingkah laku kejamnya. Kalo menurut ane, hukuman yang paling pantas buat para tentenir adalah disuruh nelen duit logam sehari tiga kali kayak minum obat gitu. Aneh ya? Biarin aja namanya juga usul. Ente pasti bingung kok usulannya kayak gitu. Nah, sekarang kita perhatiin baik-baik ! yang dicari para rentenir itu adalah bunga dari uang yang mereka pinjamkan yang jumalhnya tidak sedikit. Dengan bunga uang itu mereka bersenang-senang sementara orang mempunyai uang pada mereka kelimpungan dalam kesedihan. Para rentenir sering sekali menteror para peminjamnya dengan berbagai cara untuk membayar utangnya dengan bunga-bunga racun mereka. Dalam artian lainnya, mereka dapat tertawa gembira diatas penderitaan orang lain. Nah orang yang gila bunga uang seperti ini (yang bersenang-senang diatas penderitaan orang lain) pantasnya dihukum dengan uang juga. Suruh mereka untuk nelen uang logam sehari tiga kali hingga perutnya penuh dengan uang logam biar meraka rasakan gimana rasanya bunga uang yang mereka cari-cari. Kalo sudah perutnya penuh dengan uang logam biarkan mereka panen sendiri dengan “celengannya” itu. Ane yakin banget kalo hukuman seperti ini diberlakukan pasti para rentenir atau koruptor bakal kapok…

finarga@yahoo.com

Jumat, 29 Agustus 2008

SYUKUR = TERIMA KASIH

Sebagai manusia sudah sewajarnya kita bersyukur atau berterimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan segala sesuatu kepada manusia baik yang kita sadari maupun yan tidak. Allah memberikan manusia nikmat sehat, kuat, bisa jalan, bisa ngeliat, bisa mendengar, bisa merasakan adanya angin, cinta, benci, suka, enak, pokoknya banyak banget deh dan tentunya tidak dapat disebutkan semuannya. Dlam kehidupan sehari-hari kita sering mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang baik sama kita, yang menolong kita, yang ngasih duit sama kita dan lain-lain. Tapi kita sering kali lupa berterimakasih kepada Allah SWT sang maha pemberi yang sudah ngasih kita begitu banyak nikmat yang kita perlukan untuk hidup tanpa kita memintanya. Allah juga sudah menjamin rezeki buat kita yang ngga bakal ketuker sama yang lain. Betapa baiknya Allah kepada kita semua. Coba banyangkan!! Apakah ada yang lebih baik daripada Allah? Jawabnya tentu tidak ada. Tapi masalahnnya kenapa sampai sekarang kita sering malas berterimakasih kepada Allah. Coba anda bayangkan bila ada orang lain yang tidak berterimakasih sama kita padahal kita sudah membantunya rasanya gimana? Kesel kan? Tetapi itu tidak dengan Allah. Dia tetap sayang sama kita. Coba bayangin deh kalo Allah sampe kesel sama kita, gimana jadinya kita? Ngga usah cari contoh yang susah, gimana kalo Allah kesel terus Dia mengurangi jumlah oksigen yang kita hirup atau Dia ngurangi n jatah sehat buat kita, atau yang lebih gampang lagi gimana kalo Allah sampe menarik bayaran dari kita atas segala yang kita pakai. Jadi apa kita, apa kita bakal sanggup bayar. Berapa banyak air yang kita pakai buat minum, mandi, cuci. Berapa banyak udara yang kita hirup tanpa henti.

Seandainya Allah itu bisa kesel kayak manusia, entah jadi apa kita. Coba banyakkan manusia-manusia sekarang. Mereka sudah dikasih rezeki yang banyak , dikasih sehat, dikasih pintar, dikasih, cakep, dikasih cantik, dikasih kuat. Tapi apa yang mereka lakukan. Mereka malah jadi angkuh, sombong, sok kuasa, sok kaya, dan sok-sok lainya. Menyebalkan memang. Tap Allah tetap aja sayang sama mereka dan tidak minta bayaran atas segala nikmat yang dipergunakan. Allah sebenernya tidak minta macem-macem pada manusia. Dia hanya minta kita bisa berterimakasih atas apa yang telah Dia berikan bukan yang lain. Itu semua juga tidak dengan paksaan tapi atas kesadaran dan ketulusan jiwa orang yang mau berterma kasih. Coba eh pikirin. Allah menyuruh kita shalat lima kali sehari semalam, bayar zakat kalo ada yang dizakatin, Allah suruh kita puasa ramadhan kalo kita mampu kalo ngga mampu harus diganti pada bulan yang lain atau bayar fidiyah untuk orang yang uzur/sakit parah. Allah suruh kita berangkat haji kalo kita sudah mampu secara materi maupun non materi. Jadi ngga ada alasan kita selaku mahluk ciptaanya untuk tidak mau bersyukur.
Kita semua tahu siapa itu Nabi Muhammad yang begitu mulianya sampe-sampe dapat jaminan surga terbaik aja masih mau shalat, mau puasa, mau zakat, mau haji. Atau dalam kata lain masih mau berterima kasih bahkan sangat berterima kasih kepada Allah. Tapi kita? Apa yang kita sudah dapat jaminan surge? Kita belum dapat apa-apa tapi kita sudah berani meninggalkan shalat, ngga mau puasa, malas ngeluarin zakat dan lebih parah lagi banyak yang udah mampu untuk berangkat haji tapi malas untuk melaksanakannya. Katanya sih nunggu panggilan, bukannya sudah dipanggil dari zaman nabi? Aneh, sungguh aneh manusia sekarang ini. Banyak yang udah gila kali ya? ada bagusnya kita nanya pada diri sendiri apa kita sudah termasuk jadi gila atau tidak. Jangan Tanya sama orang lain nanti malah jadi gila beneran heheheheheheh….
Ayo kawan-kawan, mari kita berdoa bersama”Ya Allah, berikan kepada kami kekuatan untuk dapat melawan rasa malas bersyukur dalam diri kami ini. Kuatkan iman kami hingga akhir hayat kami. Dan golongkan kami dengan orang-orang yang pandai bersyukur seperti orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, amin”

Pesan dari Syadina Ali r.a

Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja, siapa tahu_pada suatu hari kelak¬_ ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja, siapa tahu_pada suatu hari kelak¬_ ia menjadi orang yang kau cintai 

(Syadina Ali r.a)

Pesan dari Syadina Ali r.a

Barangsiapa mengumpulkan padanya enam perkara, nicaya ia tidak meninggalkan usaha mencari surga dan lari dari neraka, yaitu:
a. Ia mengenal Allah lalu mentaati-Nya
b. Ia mengenal setan lalu mendurhakainya
c. Ia mengenal kebenaran lalu mengikutinya
d. Ia mengenal batil lalu menjaga diri daripadanya
e. Ia mengenal dunia lalu menolaknya
f. Ia mengenal akhirat lalu mencarinya

HUKUMAN MATI

Akhir-akhir ini hukuman mati bagi para terpidana mati sangat heboh di media cetak maupun elektronik. Umumnya hukuman mati dilaksanakan dengan cara ditembak di suatu tempat yang dirahasiakan dari umum. Aku kemudian berpikir, apa semua terpidana mati akan mengalami hal yang sama? Aduh mengerikaan juga, coba bayangkan kalo seandainya kita sendiri yang mengalaminya. Tentunya akan muncul bermacam perasaan gelisah, takut, ngeri atau “bahagia” didalam hati mereka.

Hukuman seperti ini memang kontroversi, dalam artian bahwa tidak semua orang menyetujuinya. Namun terlepas dari itu semua keadilan harus ditegakkan, jangan campur baurkan perasaan kasihan tau lainya dalam hal ini. Bukankah kita semua tahu kalo semua terpidana mati itu adalah para pelaku kejahatan tingkat tinggi yang telah terbukti menghilangkanya nyawa orang lain dengan sengaja. Menurut aku pribadi, hukuman mati adalah hal yang wajar dilaksanakan kalo sudah sesuai atau sebanding dengan kejahatan yang telah mereka lakukan. Tapi aku juga berharap bahwa semua terpidana mati harus menjalankan eksekusi jangan pilih-pilih. Dalam artian satu ditembak maka yang lainya juga harus ditembak.
Aku juga punya usul, gimana kalo eksekusi hukuman mati tidak hanya terpaku dengan satu cara saja. Mungkin harus ada alternative lain sebagai bahan pilihan bagi para terpindana mati. Mungkin dengan cara dipentung, disuruh minum racun, dicubit sampe mati, disuruh berantem dengan tawon atau lainya. Jadi lebih bervariatif gitu. Terus sebelum dihukum mati para terpidana mati harus sungkem dulu kepada keluarga korban dan minta doa restunya untuk menjalani hukuman. Nah, kalo sudah begitu semua akan menjadi enak. Keluarga korban akan merasa senang dan terpidana mati juga akan merasa lega karena sudah mendapat restu. Hehehehehehehehehe…….
Biasanya para terpidana mati akan ditanyakan permintaan terakhir yang sangat diinginkan sebelum menjalankan eksekusi. Dalam hal ini kita harus menyeleksi betul permintaan para terpidana. Jelas tidak mungkin semua permintaan terakhir dapat dikabulkan. Coba banyangkan kalo seandainya para terpidana mati minta hukuman mati dibatalkan dan diganti dengan hukuman makan sampe kenyang setiap hari, kan jadi repot kita semua..heheheheheheheh
Mungkin akan lebih praktis kalo hukuman mati ditawarkan kepada para terpidana mati menjadi sebuah opsi. Eksekusi sendiri atau dieksekusi. Kalo seandainya dia pilih eksekusi sendiri tentunya akan meringankan tugas para eksekutor dan imbasnya akan berkurangnya biaya opersional eksekusi. Kita semua tau kalo Negara kita lagi panceklik dana. Kalo seandainya bisa diirit kenapa tidak dilakukan. Bener ngga? Gimana, anda setuju dengan usulan ini…?

Sabtu, 23 Agustus 2008

Penyakit Kanker Sudah Tidak Berbahaya Lagi

   
Penyakit Kanker Sudah Tidak Berbahaya Lagi  

Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "KELADI TIKUS" (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain.  
   
Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya  
tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs.Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia ..  
   
Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris  
K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti  
Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia.  
   
Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di  
Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker  
payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah  
kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus  
menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.  
"Sebelum menjalani kemoterapi, dokter mengatakan agar kami  
menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.  
   
Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus  
berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah  
toko obat di Malaysia , secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996.  
"Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut.  
Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi,  
tapi langsung pulang ke Indonesia ," kenang Patoppoi sambil tersenyum.  
Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.  
   
Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat  
Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman  
tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana . Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu.  
   
Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi.  
Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut.  
"Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di  
pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu.  
   
Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal," lanjut Boni.  
   
Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani  
pemeriksaan kankernya. "Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh  
mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta ," kata Patoppoi. Para  
dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi.  
   
Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali."Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.  
   
Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan  
keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia .  
Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. 
Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.  
Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wir yanto , salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut.  
"Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni.  
Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.  
   
Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim  
stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi.  
Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos.  
Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.  

Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi  
berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur 
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang, Malaysia . Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia , Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia ..  
Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live" edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut,  
serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya . Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta , telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo. 

Cancer Care Malaysiatelah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita," kata Boni.  
   
Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan. 
Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia , sekitar 40-60 Ringgit Malaysia ," lanjut Boni.  
"Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik  
keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr. Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. " tambahnya.  
   
Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker  
ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabayaini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah.  
Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini  
menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi.  
   
Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami  
penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi  
dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia ..  
Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai "terkun" atau dokter-dukun.  
"Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern," kata dokter tersebut.  
   
Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu di Surabaya , yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut.  
"Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus,  
dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul  
resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi," sambung Boni sambil tertawa.  
   
Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan.  
   
Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah  
disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas, dan hepatitis.  
   
Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran  
Ringgit Malaysiaselama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan.  
   
Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjut sehubungan dengan artikel "Obat Kanker" bisa menghubungi perwakilan lembaga sosial "Cancer Care Indonesia " beralamat di Jl. Kayu Putih 4 no.5 Jakarta ,  
telp : 021-4894745

Senin, 18 Agustus 2008

HARAPANKU

Ya Allah,
Aku ingin sekali Negara ini dipimpin oleh seorang hamba-MU yang shaleh
Yang mengenal-MU sangat baik
Yang mengenal-MU sangat dekat
Yang mengenal-MU dengan hati

Ya Allah,
Aku ingin sekali para wakil rakyat adalah hamba-hamba-MU yang beriman
Yang beriman pada-MU bukan pada golongan
Yang beriman pada-MU bukan pada partai
Yang beriman pada-MU bukan pada jabatan
Yang beriman pada-MU bukan pada uang
Yang beriman pada-MU bukan pada gila kehormatan

Ya Allah,
Aku ingin sekali para pejabat di Negara ini adalah hamba-hamba-MU yang taqwa
Yang bertaqwa pada-MU sepenuh hati
Yang bertaqwa pada-MU sepenuh jiwa
Yang bertaqwa pada-MU sepenuh raga
Yang bertaqwa pada-MU tanpa takut mengatakan sesuatu yang benar
Yang bertaqwa pada-MU tanpa takut meninggalkan yang salah
Yang bertaqwa pada-MU tanpa takut mengorbankan diri demi islam

Ya Allah,
Himpunkanlah dihati kami semua nilai kejujuran bukan kebohongan
Rangkumkanlah dihati kami semua sikap amanah bukan keculasan
Gantikanlah kerusakan dan kejelekan dihati kami dengan keindahan akhlak dan kebaikan
Singkirkanlah daripada kami sikap menang sendiri maupun golongan
Rantaikanlah di lidah kami keingin memanjatkan do’a

finarga@yahoo.com
18 Agustus 2008