James Watt (19 January 1736 - 25 Agustus 1819) adalah penemu yang mengembangkan mesin uap yang menjadi dasar dari Revolusi Industri.
James Watt lahir pada tanggal 19 Januari, 1736 di Greenock, satu kota pelabuhan laut di Firth Clyde, Skotlandia. Ayahnya adalah pemilik kapal dan kontraktor, sedangkan ibunya, Agnes Muirhead, datang dari keluarga terhormat dan berpendidikan.
Watt bersekolah secara tak teratur tetapi dan lebih banyak mendapat pendidikan di rumah oleh ibunya. Dia menunjukkan ketangkasan yang luar biasa dan bakat untuk ilmu pasti seperti matematika, walaupun bahasa Latin dan Yunani tidak menggerakkan hatinya, dia menyukai legenda dan cerita rakyat Skotlandia.
Ketika dia berumur 18 tahun, ibunya meninggal dan kesehatan ayahnya perlahan-lahan mulai merosot, Watt melakukan perjalanan ke London untuk melanjutkan study tentang pembuatan instrument dan peralatan selama satu tahun, kemudian kembali ke Skotlandia dengan tujuan membuat sendiri bisnis pembuatan instrumennya. Tetapi karena dia tidak menyelesaikan tujuh tahun study nya sebagai apprentice (murid yang bekerja sambil belajar), permohonan untuk membuka bisnis tersebut terhambat, walaupun pada saat itu belum ada pembuat instrumen dan peralatan matematika di Skotlandia.
Dengan dibantu oleh tiga orang professor yang ada di Universitas Glasgow, James Watt akhirnya diberi kesempatan untuk membuka workshop (bengkel) kecil di universitas.
Empat tahun setelah membuka tokonya, James Watt mulai melakukan percobaan dengan uap setelah temannya, Professor John Robison, membuat dia tertarik pada mesin tersebut. Pada saat itu, Watt sama sekali tidak pernah mengoperasikan mesin uap, tetapi dia tetap berusaha untuk membuat satu model mesin. Walaupun gagal, dia tetap melanjutkan percobaannya dan mulai membaca apa saja yang bisa dibacanya. Dia kemudian secara terpisah menemukan pentingnya energi panas yang ditimbulkan dan diserap oleh tiap-tiap obyek untuk mengerti lebih jauh tentang mesin. pada tahun 1765 dia berhasil membuat sebuah model mesin yang dapat bekerja dengan baik.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya atas pengembangan mesin uap yang memicu revolusi industri, nama Watt diabadikan dan dijadikan sebagai satuan energi dengan symbol W oleh International System of Units (atau 'SI') seperti yang kita kenal sekarang.
Sabtu, 27 Desember 2008
9 TIPS JANTUNG SEHAT
Telah sering kita ketahui bahwa penyakit pembunuh nomor satu di negara kita adalah penyakit jantung. Perubahan gaya hidup di era modern seperti sekarang menjadi salah satu faktor penyebabnya. Sangatlah benar jika memulai merubah pola hidup kita demi kesehatan jantung kita. Berikut ini ada 9 tips singkat yang tidaklah sulit untuk kita terapkan untuk menjaga kesehatan jantung kita.
1. menjaga rutinitas aktivitas fisik dan berolahraga.
2. menyeimbangkan jumlah kalori yang didapat dengan aktifitas fisik/olahraga.
3. menurunkan berat badan jika terdapat obesitas.
4. berhenti merokok dan menghindari orang yang merokok.
5. mengontrol tekanan darah.
6. mengontrol kadar kolesterol darah.
7. mengontrol kadar gula darah (diabetes).
8. mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, gula dan garam.
9. memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. (hw)
1. menjaga rutinitas aktivitas fisik dan berolahraga.
2. menyeimbangkan jumlah kalori yang didapat dengan aktifitas fisik/olahraga.
3. menurunkan berat badan jika terdapat obesitas.
4. berhenti merokok dan menghindari orang yang merokok.
5. mengontrol tekanan darah.
6. mengontrol kadar kolesterol darah.
7. mengontrol kadar gula darah (diabetes).
8. mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, gula dan garam.
9. memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. (hw)
Rabu, 24 Desember 2008
Syekh Abdur Qadir Al Jailany (471-561 H)
Syekh Abdur Qadir Jilany adalah adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi. Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Sholih Abdulloh bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Daud bin Musa bin Abdillah bin Musa al-Hauzy bin Abdulloh al-mahdh bin Al-Hasan al-mutsanna bin al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailani dinisbahkan ke sebuah tempat di dekat thobristan yaitu Jiil, atau Jilan atau Kilan
Beliau lahir tahun 471 H di Jailan. Di masa mudanya beliau pergi ke Baghdad dan belajar dari al-Qadhy Abi Sa’d al-Mukhorromy. Beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu di antaranya; Abu Gholib al-Baqillany dan Abu Muhammad Ja’far as-Sirraj.
Syekh ‘Izuddin bin Abdissalam mengatakan: “Tidak ada seorangpun yang karamahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali Syekh Abdul Qadir Jiilany.” Syekh Nuruddin asy-Syathonufy al-Muqry mengarang sebuah buku yang menjelaskan tentang sirah dan karamah beliau dalam 3 jilid, dalam buku tersebut dikumpulkan semua berita yang berkaitan dengan syekh baik itu berita yang benar, palsu maupun hanya cerita rekaan. wallahu a’lam.
Di antara cerita yang terdapat dalam buku tersebut adalah sebuah kisah yang diriwayatkan dari Musa bin Syekh Abdul Qadir al-Jilany ia berkata: Aku mendengar ayahku bercerita: Pada suatu waktu, ketika aku sedang berada dalam perjalanan di sebuah gurun. Berhari-hari lamanya aku tidak menemukan air, dan aku sangat kehausan. Tiba-tiba ada awan yang melindungiku dan turun darinya setetes air kemudian aku meminumnya dan hilang rasa dahagaku, kemudian aku melihat cahaya terang benderang, tiba-tiba ada suara memanggilku, “Wahai Abdul Qodir, Aku Rabbmu dan Aku telah halalkan segala yang haram kepadamu.” Maka Abdul Qodir berkata: “Pergilah wahai engkau Syetan terkutuk.” Tiba-tiba berubah menjadi gelap dan berasap, kemudian ada suara yang mengucapkan: “Wahai Abdul Qodir, engkau telah selamat dariku (syetan) dengan amalmu dan fiqihmu.” Demikian sedikit kisah tentang Abdul Qodir.
Syekh Abdul Qadir memiliki 49 orang anak, 27 di antaranya adalah laki-laki. Beliaulah yang mendirikan tariqat al-Qadiriyah. Di antara tulisan beliau antara lain kitab
Al-Fathu Ar-Rabbani,
Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haq dan
Futuh Al-Ghaib.
Beliau wafat pada tanggal 10 Rabi’ul Akhir tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M pada saat usia beliau 90 tahun.
Beliau lahir tahun 471 H di Jailan. Di masa mudanya beliau pergi ke Baghdad dan belajar dari al-Qadhy Abi Sa’d al-Mukhorromy. Beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu di antaranya; Abu Gholib al-Baqillany dan Abu Muhammad Ja’far as-Sirraj.
Syekh ‘Izuddin bin Abdissalam mengatakan: “Tidak ada seorangpun yang karamahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali Syekh Abdul Qadir Jiilany.” Syekh Nuruddin asy-Syathonufy al-Muqry mengarang sebuah buku yang menjelaskan tentang sirah dan karamah beliau dalam 3 jilid, dalam buku tersebut dikumpulkan semua berita yang berkaitan dengan syekh baik itu berita yang benar, palsu maupun hanya cerita rekaan. wallahu a’lam.
Di antara cerita yang terdapat dalam buku tersebut adalah sebuah kisah yang diriwayatkan dari Musa bin Syekh Abdul Qadir al-Jilany ia berkata: Aku mendengar ayahku bercerita: Pada suatu waktu, ketika aku sedang berada dalam perjalanan di sebuah gurun. Berhari-hari lamanya aku tidak menemukan air, dan aku sangat kehausan. Tiba-tiba ada awan yang melindungiku dan turun darinya setetes air kemudian aku meminumnya dan hilang rasa dahagaku, kemudian aku melihat cahaya terang benderang, tiba-tiba ada suara memanggilku, “Wahai Abdul Qodir, Aku Rabbmu dan Aku telah halalkan segala yang haram kepadamu.” Maka Abdul Qodir berkata: “Pergilah wahai engkau Syetan terkutuk.” Tiba-tiba berubah menjadi gelap dan berasap, kemudian ada suara yang mengucapkan: “Wahai Abdul Qodir, engkau telah selamat dariku (syetan) dengan amalmu dan fiqihmu.” Demikian sedikit kisah tentang Abdul Qodir.
Syekh Abdul Qadir memiliki 49 orang anak, 27 di antaranya adalah laki-laki. Beliaulah yang mendirikan tariqat al-Qadiriyah. Di antara tulisan beliau antara lain kitab
Al-Fathu Ar-Rabbani,
Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haq dan
Futuh Al-Ghaib.
Beliau wafat pada tanggal 10 Rabi’ul Akhir tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M pada saat usia beliau 90 tahun.
GAYA HIDUP TIDAK SEHAT
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hidup manusia tampak lebih mudah dengan digunakannya berbagai macam alat-alat baru. Seseorang tidak perlu lagi mengeluarkan tenaga untuk pergi ke suatu tempat karena sudah tersedia berbagai macam kendaraan bermotor. Seseorang tidak perlu lagi bingung menghubungi keluarganya yang letaknya jauh terpisahkan oleh lautan luas. Hanya dengan sebuah telepon yang dapat digenggam kemana-mana, saat itu juga orang tersebut bisa langsung terhubung dengan keluarganya.
Beberapa peristiwa di atas hanyalah sebagai contoh manfaat teknologi yang memudahkan kehidupan manusia. Akan tetapi, akankah keuntungan-keuntungan tersebut selamanya tidak mengakibatkan sesuatu yang buruk meskipun tidak langsung dirasakan. Berhubungan dengan hal kesehatan, disadari atau tidak, kemudahan alat transportasi mengakibatkan masyarakat menjadi lebih sedikit melakukan aktivitas fisik yang sebenarnya kurang baik bagi tubuh. Hal ini hanyalah salah satu contoh saja.
Dibawah ini akan disebutkan beberapa hal tentang perubahan gaya hidup masyarakat kita yang digolongkan tidak sehat atau kurang baik bagi kesehatan dengan kata lain mengancam kesehatan bahkan nyawa manusia.
Junk Food .
Fenomena baru dengan membudidayanya makanan cepat saji atau junk food menimbulkan masalah tersendiri. Seakan-akan menjadi trend, sudah banyak kita jumpai menjamurnya gerai-gerai makanan ini yang banyak disukai berbagai kalangan mulai anak-anak sampai dewasa.
Kebanyakan junk food mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Hal ini banyak menimbulkan masalah obesitas atau kegemukan yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner atau stroke yang merupakan penyebab kematian dan kecacatan cukup besar di dunia. Pola makan dengan Pedoman Gizi Seimbang sangat dianjurkan untuk kesehatan.
Kurang Aktivitas Fisik.
Masyarakat yang bekerja di dalam kantor biasanya lebih banyak bekerja di belakang meja atau komputer sehingga dalam satu hari sangat minim dalam aktifitas fisik. Kalori yang didapatkan dari makanan yang dimakan akan lebih banyak ditimbun karena kurangnya aktivitas fisik dan dapat menimbulkan masalah obesitas.
Rasa nyaman di bagian punggung biasanya banyak dikeluhkan oleh mereka yang lebih banyak duduk. Pada keadaan yang lebih parah terkadang timbul rasa nyeri yang tidak tertahankan akibat kekakuan otot dan terjepitnya saraf di tulang belakang.
Kurang Olahraga.
Yang dimaksud dengan olahraga disini adalah meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas fisik secara intensif dan teratur. Banyak orang melupakan kegiatan yang satu ini dengan berbagai alasan misalnya tidak punya waktu atau hanya karena malas. Olahraga teratur minimal 3 (tiga) kali seminggu sangat dianjurkan dengan durasi minimal 30 menit sampai 1 jam per harinya. Jenis olahraga tentunya disesuaikan dengan kemampuan seseorang dan minatnya. Jalan kaki di pagi hari adalah yang paling mudah dan murah serta lebih minimal resikonya.
Dengan olahraga teratur akan memperbaiki kerja jantung serta memaksimalkan kualitas pembuluh darah. Begitu juga dengan fungsi paru-paru sebagai sistem pernafasan akan menjadi lebih baik. Berbagai penelitian telah membuktikan orang yang melakukan olahraga teratur lebih kecil resikonya terkena penyakit infeksi karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Resiko obesitas akan turun sehingga mencegah penyakit jantung koroner atau penyakit akibat kegemukan lainnya.
Stres.
Stres berlebihan, kurang bisa menikmati pekerjaan, tidak bisa menikmati atau mensyukuri hidup atau tidak bisa menerima kenyataan dapat menimbulkan tekanan psikis seseorang. Stres dapat meningkatkan hormon stres yang dapat mengganggu irama tubuh seperti gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan metabolisme tubuh serta menurunkan kekebalan tubuh. Seseorang dengan stres dapat mudah terkena penyakit infeksi, jantung, gangguan tidur maupun gangguan nafsu makan.
Kurang Istirahat.
Semua orang butuh tidur untuk keseimbangan tubuhnya. Otot-otot tubuh perlu untuk relaksasi. Selama tidur berbagai proses metabolisme tubuh terjadi untuk menyeimbangkan kehidupan dan fungsional sel. Orang yang susah tidur lebih rentan terkena stres atau sebaliknya orang yang sedang mengalami stres psikologis akan sering mengalami gangguan tidur.
Makan Tidak Teratur.
Stres dan kesibukan adalah beberapa penyebab dari seseorang mempunyai kebiasaan makan tidak teratur. Telah sering disinggung bahwa makanan sangat penting sebagai sumber energi, pertumbuhan, pembangun, kekebalan tubuh, kecerdasan anak maupun proses berpikir. Makan tidak teratur dapat menyebabkan menurunnya produktivitas kerja, gangguan konsentrasi, mudah mengantuk, terganggunya pertumbuhan pada anak sampai pada gangguan pada saluran cerna seperti lambung.
Kebiasaan Merokok.
Sudah bertahun-tahun lamanya sering dikampanyekan tentang bahaya rokok ke hampir semua kalangan melalui berbagai media. Akan tetapi rokok tetap menjadi barang yang banyah dibutuhkan. Jumlah pabrik rokok pun terus bertambah karena memang rokok masih tetap laku dipasaran. Himbauan yang dicantumkan di setiap bungkus bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan dan janin seakan-akan tidak dipedulikan masyarakat perokok.
Ratusan bahkan ribuan zat racun telah diketahui terkandung dalam asap rokok. Rokok merupakan penyebab utama dari kanker paru dan meningkatkan resiko terkena penyakit jantung. Janin yang ada dalam kandungan dapat terkena imbas jika ibunya merokok atau hanya terkena asap rokok (perokok pasif).
Perokok pasif atau orang yang tidak merokok tetapi berada di dekat orang yang merokok pun terkena dampak negatif dari asap rokok yang lebih bahaya dari perokok itu sendiri. Untuk kesehatan pribadi dan orang-orang di sekitar anda, berhentilah merokok sekarang juga !
Kebiasaan Minum Minuman Berakohol.
Minuman berakohol secara psikologis dapat mempengaruhi kesadaran seseorang karena alkohol sangat mempengaruhi sistem saraf pusat. Kesadaran, kewaspadaan dan orientasi seseorang cenderung turun. Hal tersebut menimbulkan masalah tersendiri seperti masalah sosial, kriminalitas bahkan kecelakaan lalu lintas. Alkohol dapat menimbulkan ketagihan baik secara psikologis maupun fisik.
Terhadap tubuh kita, alkohol dapat menyebabkan perlemakan hati sehingga dapat merusak hati secara kronis, merusak lambung, merusak pankreas, meningkatkan resiko kanker saluran cerna, mengurangi produksi sperma, menigkatkan tekanan darah, menyebabkan gagal jantung, menurunkan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi, mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh dan masih banyak lagi akibat lainnya.
Penyalahgunaan NARKOBA.
NARKOBA menjadi masalah yang sangat serius dalam kehidupan sosial dan kriminalitas di negara kita. Berbagai macam bentuk dan cara penyalahgunaan telah banyak diketahui. Barbagai macam wujud NARKOBA pun telah banyak beredar di masyarakat. Secara langsung NARKOBA dapat mempengaruhi saraf pusat dan menimbulkan ketagihan. Banyak masalah sosial maupun kriminal timbul akibat langsung dari kecanduan narkoba bahkan merupakan salah satu rantai penyebaran penyakit HIV/AIDS.
Sebenarnya sebagian besar NARKOBA adalah bahan-bahan yang digunakan dalam dunia kedokteran. Akan tetapi sekarang secara khusus telah banyak diproduksi, diracik dan disalahgunakan secara luas. Heroin, kokain, ganja, putaw, sabu-sabu dan extasi adalah beberapa contoh narkoba yang banyak beredar.
Sex Bebas.
Gaya hidup hubungan sex diluar ikatan pernikahan telah menjadi tren. Perselingkuhan, hanya sekedar bersenang-senang sampai pada hanya coba-coba karena hasrat ingin tahu dari kalangan dibawah umur bisa menjadi latar belakangnya. Telah banyak diketahui bahwa hubungan seksual menjadi jalan penularan dari penyakit menular seksual seperti sifilis, gonoroe, kanker genetalia sampai HIV/AIDS. Tetap setia pada pasangan hidup dan tidak melakukan hubungan seks di luar nikah adalah merupakan jalan terbaik. (hw)
Beberapa peristiwa di atas hanyalah sebagai contoh manfaat teknologi yang memudahkan kehidupan manusia. Akan tetapi, akankah keuntungan-keuntungan tersebut selamanya tidak mengakibatkan sesuatu yang buruk meskipun tidak langsung dirasakan. Berhubungan dengan hal kesehatan, disadari atau tidak, kemudahan alat transportasi mengakibatkan masyarakat menjadi lebih sedikit melakukan aktivitas fisik yang sebenarnya kurang baik bagi tubuh. Hal ini hanyalah salah satu contoh saja.
Dibawah ini akan disebutkan beberapa hal tentang perubahan gaya hidup masyarakat kita yang digolongkan tidak sehat atau kurang baik bagi kesehatan dengan kata lain mengancam kesehatan bahkan nyawa manusia.
Junk Food .
Fenomena baru dengan membudidayanya makanan cepat saji atau junk food menimbulkan masalah tersendiri. Seakan-akan menjadi trend, sudah banyak kita jumpai menjamurnya gerai-gerai makanan ini yang banyak disukai berbagai kalangan mulai anak-anak sampai dewasa.
Kebanyakan junk food mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Hal ini banyak menimbulkan masalah obesitas atau kegemukan yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner atau stroke yang merupakan penyebab kematian dan kecacatan cukup besar di dunia. Pola makan dengan Pedoman Gizi Seimbang sangat dianjurkan untuk kesehatan.
Kurang Aktivitas Fisik.
Masyarakat yang bekerja di dalam kantor biasanya lebih banyak bekerja di belakang meja atau komputer sehingga dalam satu hari sangat minim dalam aktifitas fisik. Kalori yang didapatkan dari makanan yang dimakan akan lebih banyak ditimbun karena kurangnya aktivitas fisik dan dapat menimbulkan masalah obesitas.
Rasa nyaman di bagian punggung biasanya banyak dikeluhkan oleh mereka yang lebih banyak duduk. Pada keadaan yang lebih parah terkadang timbul rasa nyeri yang tidak tertahankan akibat kekakuan otot dan terjepitnya saraf di tulang belakang.
Kurang Olahraga.
Yang dimaksud dengan olahraga disini adalah meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas fisik secara intensif dan teratur. Banyak orang melupakan kegiatan yang satu ini dengan berbagai alasan misalnya tidak punya waktu atau hanya karena malas. Olahraga teratur minimal 3 (tiga) kali seminggu sangat dianjurkan dengan durasi minimal 30 menit sampai 1 jam per harinya. Jenis olahraga tentunya disesuaikan dengan kemampuan seseorang dan minatnya. Jalan kaki di pagi hari adalah yang paling mudah dan murah serta lebih minimal resikonya.
Dengan olahraga teratur akan memperbaiki kerja jantung serta memaksimalkan kualitas pembuluh darah. Begitu juga dengan fungsi paru-paru sebagai sistem pernafasan akan menjadi lebih baik. Berbagai penelitian telah membuktikan orang yang melakukan olahraga teratur lebih kecil resikonya terkena penyakit infeksi karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Resiko obesitas akan turun sehingga mencegah penyakit jantung koroner atau penyakit akibat kegemukan lainnya.
Stres.
Stres berlebihan, kurang bisa menikmati pekerjaan, tidak bisa menikmati atau mensyukuri hidup atau tidak bisa menerima kenyataan dapat menimbulkan tekanan psikis seseorang. Stres dapat meningkatkan hormon stres yang dapat mengganggu irama tubuh seperti gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan metabolisme tubuh serta menurunkan kekebalan tubuh. Seseorang dengan stres dapat mudah terkena penyakit infeksi, jantung, gangguan tidur maupun gangguan nafsu makan.
Kurang Istirahat.
Semua orang butuh tidur untuk keseimbangan tubuhnya. Otot-otot tubuh perlu untuk relaksasi. Selama tidur berbagai proses metabolisme tubuh terjadi untuk menyeimbangkan kehidupan dan fungsional sel. Orang yang susah tidur lebih rentan terkena stres atau sebaliknya orang yang sedang mengalami stres psikologis akan sering mengalami gangguan tidur.
Makan Tidak Teratur.
Stres dan kesibukan adalah beberapa penyebab dari seseorang mempunyai kebiasaan makan tidak teratur. Telah sering disinggung bahwa makanan sangat penting sebagai sumber energi, pertumbuhan, pembangun, kekebalan tubuh, kecerdasan anak maupun proses berpikir. Makan tidak teratur dapat menyebabkan menurunnya produktivitas kerja, gangguan konsentrasi, mudah mengantuk, terganggunya pertumbuhan pada anak sampai pada gangguan pada saluran cerna seperti lambung.
Kebiasaan Merokok.
Sudah bertahun-tahun lamanya sering dikampanyekan tentang bahaya rokok ke hampir semua kalangan melalui berbagai media. Akan tetapi rokok tetap menjadi barang yang banyah dibutuhkan. Jumlah pabrik rokok pun terus bertambah karena memang rokok masih tetap laku dipasaran. Himbauan yang dicantumkan di setiap bungkus bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan dan janin seakan-akan tidak dipedulikan masyarakat perokok.
Ratusan bahkan ribuan zat racun telah diketahui terkandung dalam asap rokok. Rokok merupakan penyebab utama dari kanker paru dan meningkatkan resiko terkena penyakit jantung. Janin yang ada dalam kandungan dapat terkena imbas jika ibunya merokok atau hanya terkena asap rokok (perokok pasif).
Perokok pasif atau orang yang tidak merokok tetapi berada di dekat orang yang merokok pun terkena dampak negatif dari asap rokok yang lebih bahaya dari perokok itu sendiri. Untuk kesehatan pribadi dan orang-orang di sekitar anda, berhentilah merokok sekarang juga !
Kebiasaan Minum Minuman Berakohol.
Minuman berakohol secara psikologis dapat mempengaruhi kesadaran seseorang karena alkohol sangat mempengaruhi sistem saraf pusat. Kesadaran, kewaspadaan dan orientasi seseorang cenderung turun. Hal tersebut menimbulkan masalah tersendiri seperti masalah sosial, kriminalitas bahkan kecelakaan lalu lintas. Alkohol dapat menimbulkan ketagihan baik secara psikologis maupun fisik.
Terhadap tubuh kita, alkohol dapat menyebabkan perlemakan hati sehingga dapat merusak hati secara kronis, merusak lambung, merusak pankreas, meningkatkan resiko kanker saluran cerna, mengurangi produksi sperma, menigkatkan tekanan darah, menyebabkan gagal jantung, menurunkan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi, mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh dan masih banyak lagi akibat lainnya.
Penyalahgunaan NARKOBA.
NARKOBA menjadi masalah yang sangat serius dalam kehidupan sosial dan kriminalitas di negara kita. Berbagai macam bentuk dan cara penyalahgunaan telah banyak diketahui. Barbagai macam wujud NARKOBA pun telah banyak beredar di masyarakat. Secara langsung NARKOBA dapat mempengaruhi saraf pusat dan menimbulkan ketagihan. Banyak masalah sosial maupun kriminal timbul akibat langsung dari kecanduan narkoba bahkan merupakan salah satu rantai penyebaran penyakit HIV/AIDS.
Sebenarnya sebagian besar NARKOBA adalah bahan-bahan yang digunakan dalam dunia kedokteran. Akan tetapi sekarang secara khusus telah banyak diproduksi, diracik dan disalahgunakan secara luas. Heroin, kokain, ganja, putaw, sabu-sabu dan extasi adalah beberapa contoh narkoba yang banyak beredar.
Sex Bebas.
Gaya hidup hubungan sex diluar ikatan pernikahan telah menjadi tren. Perselingkuhan, hanya sekedar bersenang-senang sampai pada hanya coba-coba karena hasrat ingin tahu dari kalangan dibawah umur bisa menjadi latar belakangnya. Telah banyak diketahui bahwa hubungan seksual menjadi jalan penularan dari penyakit menular seksual seperti sifilis, gonoroe, kanker genetalia sampai HIV/AIDS. Tetap setia pada pasangan hidup dan tidak melakukan hubungan seks di luar nikah adalah merupakan jalan terbaik. (hw)
Sabtu, 13 Desember 2008
HIPERTENSI
Tekanan darah adalah salah satu tanda penting pada tubuh manusia yang dapat diukur. Tekanan darah merupakan tanda kehidupan seseorang (vital sign) dimana jika terus menurun misalnya pada perdarahan yang parah akan mengakibatkan kematian. Tekanan darah menunjukkan tekanan pada darah di pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh.
Jika tekanan darah diukur, akan dijumpai dua jenis ukuran nominal, misalnya tekanan darah seseorang adalah 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan sistolik yaitu tekanan pada darah pada saat jantung berkontraksi memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan angka 80 menunjukkan tekanan diastolik yaitu tekanan pada darah pada saat jantung berelaksasi tidak memompa darah ke seluruh tubuh.
HIPERTENSI atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit lain misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin (gangguan hormon), penyakit jantung, gangguan anak ginjal (pararenal) dsb.
Sebagian besar penderita hipertensi adalah hipertensi primer yaitu sekitar 95% dan sisanya adalah hipertesi sekunder (5%). Mekanisme hipertensi tidak bisa dijelaskan dengan penyebab spesifik melainkan akibat interaksi dinamis antara faktor genetik, lingkungan dan faktor lainnya...tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg.
Seseorang terkadang tidak bisa merasakan apakah tekanan darahnya tinggi atau tidak. Maka, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala yang dapat dilakukan pada waktu pemeriksaan kesehatan atau pada saat periksa ke dokter. Jika tekanan darah terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dan tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi yang berat bahkan menimbulkan kematian atau kecacatan.
KOMPLIKASI HIPERTENSI
Penyakit jantung koroner
Pembengkakan jantung sampai gagal jantung
Penyumbatan pembuluh darah otak atau perdarahan otak (STROKE)
Kerusakan ginjal sampai gagal ginjal
Kebutaan akibat perdarahan pada pembuluh darah retina
PENANGANAN HIPERTENSI
Jika seseorang terkena hiperensi, lebih baik segera merubah gaya hidup dan meminum obat anti hipertensi sesuai dengan petunjuk dokter. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga sangat dianjurkan karena naiknya tekanan darah sering tidak bisa dirasakan.
Perubahan gaya hidup :
Menurunkan berat badan bila ada obesitas atau kegemukan. Badan yang berat akan meningkatkan beban pada jantung yang sebenarnya sudah lebih terbebani pada penderita hipertensi,
* Meningkatkan aktivitas fisik dengan latihan aerobik secara teratur. Latihan yang dianjurkan pada penderita hipertensi adalah jalan kaki pagi minimal tiga kali seminggu dengan durasi minimal 30 menit sampai 1 jam.
* Mengurangi makanan atau minuman yang banyak mengandung Natrium (Na). Yang dimaksud disini adalah yang mengandung garam tinggi atau asin seperti telur asin, ikan asin, makanan atau minuman dengan pengawet seperti sarden atau minuman ringan dalam kaleng atau botol.
* Berhenti merokok kerena dapat mengakibatkan pembuluh darah menjadi kaku tidak elastis sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol karena dapat meningkatkan resiko penyumbatan pembuluh darah.
* Makanan cukup sayur-sayuran dan buah-buahan karena di dalamnya terdapat banyak vitamin, mineral dan anti oksidan yang dapat menurunkan resiko komplikasi.
Hal lain yang dianjurkan adalah berhenti minum minuman berakohol dan banyak makan makanan yang banyak mengandung omega 3 yang banyak terkandung dalam minyak ikan
Jika tekanan darah diukur, akan dijumpai dua jenis ukuran nominal, misalnya tekanan darah seseorang adalah 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan sistolik yaitu tekanan pada darah pada saat jantung berkontraksi memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan angka 80 menunjukkan tekanan diastolik yaitu tekanan pada darah pada saat jantung berelaksasi tidak memompa darah ke seluruh tubuh.
HIPERTENSI atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit lain misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin (gangguan hormon), penyakit jantung, gangguan anak ginjal (pararenal) dsb.
Sebagian besar penderita hipertensi adalah hipertensi primer yaitu sekitar 95% dan sisanya adalah hipertesi sekunder (5%). Mekanisme hipertensi tidak bisa dijelaskan dengan penyebab spesifik melainkan akibat interaksi dinamis antara faktor genetik, lingkungan dan faktor lainnya...tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg.
Seseorang terkadang tidak bisa merasakan apakah tekanan darahnya tinggi atau tidak. Maka, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala yang dapat dilakukan pada waktu pemeriksaan kesehatan atau pada saat periksa ke dokter. Jika tekanan darah terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dan tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi yang berat bahkan menimbulkan kematian atau kecacatan.
KOMPLIKASI HIPERTENSI
Penyakit jantung koroner
Pembengkakan jantung sampai gagal jantung
Penyumbatan pembuluh darah otak atau perdarahan otak (STROKE)
Kerusakan ginjal sampai gagal ginjal
Kebutaan akibat perdarahan pada pembuluh darah retina
PENANGANAN HIPERTENSI
Jika seseorang terkena hiperensi, lebih baik segera merubah gaya hidup dan meminum obat anti hipertensi sesuai dengan petunjuk dokter. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga sangat dianjurkan karena naiknya tekanan darah sering tidak bisa dirasakan.
Perubahan gaya hidup :
Menurunkan berat badan bila ada obesitas atau kegemukan. Badan yang berat akan meningkatkan beban pada jantung yang sebenarnya sudah lebih terbebani pada penderita hipertensi,
* Meningkatkan aktivitas fisik dengan latihan aerobik secara teratur. Latihan yang dianjurkan pada penderita hipertensi adalah jalan kaki pagi minimal tiga kali seminggu dengan durasi minimal 30 menit sampai 1 jam.
* Mengurangi makanan atau minuman yang banyak mengandung Natrium (Na). Yang dimaksud disini adalah yang mengandung garam tinggi atau asin seperti telur asin, ikan asin, makanan atau minuman dengan pengawet seperti sarden atau minuman ringan dalam kaleng atau botol.
* Berhenti merokok kerena dapat mengakibatkan pembuluh darah menjadi kaku tidak elastis sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol karena dapat meningkatkan resiko penyumbatan pembuluh darah.
* Makanan cukup sayur-sayuran dan buah-buahan karena di dalamnya terdapat banyak vitamin, mineral dan anti oksidan yang dapat menurunkan resiko komplikasi.
Hal lain yang dianjurkan adalah berhenti minum minuman berakohol dan banyak makan makanan yang banyak mengandung omega 3 yang banyak terkandung dalam minyak ikan
Selasa, 09 Desember 2008
Abu Bakar
Abu Bakar (lahir: 572- wafat: 23 Agustus 634/21Jumadil Akhir 13 H) termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar menjadi khalifah yang pertama pada tahun 632 H.
Arti nama
Abu Bakar berarti 'ayah si gadis', yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Nabi Muhammad SAW juga memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar'), sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.
Memeluk Islam
Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dari keturunan Bani Taim, suku bangsa Quraish. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam). Awalnya ia dikenal dengan nama Abdul Ka'bah (pelayan Ka'bah), setelah memeluk Islam ia enggunakan nama Abdullah (pelayan Tuhan). Namun, ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar (dari bahasa arab Bakr yang berarti unta muda) karena minatnya dalam berternak unta.
Era bersama Nabi
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain :
" Bilal bin Rabah
" Abu Fakih
" Ammar
" Abu Fuhaira
" Lubainah
" An Nahdiah
" Ummu Ubays
" Zinnira
Ketika peristiwa Hijrah
saat Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
Menjadi Khalifah
Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musnyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan.
Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek yang sangat controversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum sunni dan syi'ah. Di satu sisi kaum syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.sementara muslim syi'ah berpendapat kalau rosulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan,minum,tidur,dll,tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir.dan juga banyak hadits di sunni maupun syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rosulullah saw,serta jumlah pemimpin islam yang dua belas.kalau memang musyawarah kenapa tidak menampilkan tokoh bani hasyim,dan cobalah kita simak kembali jalan musyawarah di saqifah bani sa'idah.kalau memang penunjukkan pemimpin dengan musyawarah,bagaimana dengan kholifah umar yang memimpin dengan wasiat kholifah abu bakar,atau kenapa kholifah mu'awiyah merubahnya menjadi kerajaan monarki,dan kenapa dibenarkan khilafah abbasiah yang menggantikan khilafah bani umayah dengan pemberontakan dan peperangan.mungkin kita harus lebih dalam lagi membaca sejarah islam dengan refrensi lengkap. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma,mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal fatimah istri beliau yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Perang Ridda
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi Ibnu Habib al-Hanafi yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW.Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
Ekspedisi ke utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke suriah juga meraih sukses.
Qur'an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghapal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghapal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah team yang diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.
Kematian
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Kematiannya disebutkan karena sebab-sebab alami (beberapa mengatakan karena diracuni). Abu Bakar dimakamkan di Masjid Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW dan Umar bin Khattab.
Arti nama
Abu Bakar berarti 'ayah si gadis', yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Nabi Muhammad SAW juga memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar'), sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.
Memeluk Islam
Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dari keturunan Bani Taim, suku bangsa Quraish. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam). Awalnya ia dikenal dengan nama Abdul Ka'bah (pelayan Ka'bah), setelah memeluk Islam ia enggunakan nama Abdullah (pelayan Tuhan). Namun, ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar (dari bahasa arab Bakr yang berarti unta muda) karena minatnya dalam berternak unta.
Era bersama Nabi
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain :
" Bilal bin Rabah
" Abu Fakih
" Ammar
" Abu Fuhaira
" Lubainah
" An Nahdiah
" Ummu Ubays
" Zinnira
Ketika peristiwa Hijrah
saat Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
Menjadi Khalifah
Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musnyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan.
Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek yang sangat controversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum sunni dan syi'ah. Di satu sisi kaum syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.sementara muslim syi'ah berpendapat kalau rosulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan,minum,tidur,dll,tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir.dan juga banyak hadits di sunni maupun syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rosulullah saw,serta jumlah pemimpin islam yang dua belas.kalau memang musyawarah kenapa tidak menampilkan tokoh bani hasyim,dan cobalah kita simak kembali jalan musyawarah di saqifah bani sa'idah.kalau memang penunjukkan pemimpin dengan musyawarah,bagaimana dengan kholifah umar yang memimpin dengan wasiat kholifah abu bakar,atau kenapa kholifah mu'awiyah merubahnya menjadi kerajaan monarki,dan kenapa dibenarkan khilafah abbasiah yang menggantikan khilafah bani umayah dengan pemberontakan dan peperangan.mungkin kita harus lebih dalam lagi membaca sejarah islam dengan refrensi lengkap. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma,mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal fatimah istri beliau yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Perang Ridda
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi Ibnu Habib al-Hanafi yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW.Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
Ekspedisi ke utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke suriah juga meraih sukses.
Qur'an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghapal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghapal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah team yang diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.
Kematian
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Kematiannya disebutkan karena sebab-sebab alami (beberapa mengatakan karena diracuni). Abu Bakar dimakamkan di Masjid Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW dan Umar bin Khattab.
Sabtu, 06 Desember 2008
Tipu Muslihat Dibalas dengan Tipu Muslihat
Ada seorang Yogis (Ahli Yoga) mengajak seorang Pendeta bersekongkol akan memperdaya Iman Abu Nawas. Setelah mereka mencapai kata sepakat, mereka berangkat menemui Abu Nawas di kediamannya. Ketika mereka datang Abu Nawas sedang melakukan sholat Dhuha.
Setelah dipersilahkan masuk oleh istri Abu Nawas mereka masuk dan menunggu sambil berbincang-bincang santai. Seusai sholat Abu Nawas menyambut mereka. Abu Nawas dan para tamunya bercakap-cakap sejenak.
"Kami sebenarnya ingin mengajak engkau melakukan pengembaraan suci. Kalau engkau tidak keberatan bergabunglah bersama kami." kata Ahli Yoga.
"Dengan senang hati lalu kapan rencananya?" tanya Abu Nawas polos.
"Besok pagi." kata Pendeta.
"Baiklah kalau begitu kita bertemu di warung teh besok." kata Abu Nawas menyanggupi. Hari berikutnya mereka berangkat bersama. Abu Nawas mengenakan jubah seorang Sufi. Ahli Yoga dan Pendeta memakai seragam keagamaan mereka masing-masing.
Di tengah jalan mereka mulai diserang rasa lapar karena mereka memang sengaja tidak membawa bekal,
"Hai Abu Nawas, bagaimana kalau engkau saja yang mengumpulkan derma guna membeli makanan untuk kita bertiga. Karena kami akan mengadakan kebaktian." kata Pendeta.
Tanpa banyak bicara Abu Nawas berangkat mencari dan mengurnpulkan derma dari dusun satu ke dusun lain. Setelah derma terkumpul, Abu Nawas membeli makanan yang cukup untuk tiga orang. Abu Nawas kembali ke Pendeta dan Ahli Yoga dengan membawa makanan.
Karena sudah tak sanggup menahan rasa lapar Abu Nawas berkata, "Mari segera kita bagi makanan ini sekarang juga."
"Jangan sekarang. Kami sedang berpuasa." kata Ahli Yoga.
"Tetapi aku hanya menginginkan bagianku saja sedangkan bagian kalian terserah pada kalian." kata Abu Nawas menawarkan jalan keluar.
"Akan tidak setuju. Kita harus seiring seirama dalam berbuat apa pun." kata Pendeta.
"Betul aku pun tidak setuju karena waktu makanku besok pagi. Besok pagi aku baru akan berbuka." kata Ahli Yoga. Bukankah aku yang engkau jadikan niat pencari derma Dan derma itu telah ku tukar dengan makanan ini. Sekarang kalian tidak mengizinkan aku mengambil bagian sendiri. Itu tidak masuk akal." kata Abu Nawas mulai merasa jengkel.
Namun begitu Pendeta dan Ahli Yoga tetap bersikeras tidak mengizinkan Abu Nawas mengambil bagian yang menjadi haknya. Abu Nawas penasaran. Ia mencoba sekali lagi meyakinkan kawan-kawannya agar mengijinkan ia memakan bagianya. Tetapi mereka tetap saja menolak. Abu Nawas benar- benar merasa jengkel dan marah. Namun Abu Nawas tidak memperlihatkan sedikit pun kejengkelan dan kemarahannya.
"Bagaimana kalau kita mengadakan perjanjian." kata Pendeta kepada Abu Nawas.
"Perjanjian apa?" tanya Abu Nawas.
"Kita adakan lomba. Barangsiapa di antara kita bermimpi paling indah maka ia akan mendapat bagian yang terbanyak yang kedua lebih sedikit dan yang terburuk akan mendapat paling sedikit." Pendeta itu menjelaskan.
Abu Nawas setuju. Ia tidak memberi komentar apa-apa. Malam semakin larut. Embun mulai turun ke bumi. Pendeta dan Ahli Yoga mengantuk dan tidur. Abu Nawas tidak bisa tidur. Ia hanya berpura-pura tidur. Setelah merasa yakin kawan-kawannya sudah terlelap Abu Nawas menghampiri makanan itu. Tanpa berpikir dua kali Abu Nawas memakan habis makanan itu hingga tidak tersisa sedikit pun. Setelah merasa kekenyangan Abu Nawas baru bisa tidur.
Keesokan hari mereka bangun hampir bersamaan. Ahli Yoga dengan wajah berseri-seri bercerita, "Tadi malam aku bermimpi memasuki sebuah taman yang mirip sekali dengan Nirwana. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini."
Pendeta mengatakan bahwa mimpi Ahli Yoga benar-benar menakjubkan. Betul-betul luar biasa. Kemudian giliran Pendeta menceritakan mimpinya. "Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Dan ternyata memang benar. Aku secara tidak sengaja berhasil menyusup ke masa silam dimana pendiri agamaku hidup. Aku bertemu dengan beliau dan yang lebih membahagiakan adalah aku diberkatinya."
Ahli Yoga juga memuji-muji kehebatan mimpi Pendeta Abu Nawas hanya diam. Ia bahkan tidak merasa tertarik sedikitpun. Karena Abu Nawas belum juga buka mulut, Pendeta dan Ahli Yoga mulai tidak sabar untuk tidak menanyakan mimpi Abu Nawas.
"Kalian tentu tahu Nabi Khidir. Beliau adalah seorang mahaguru para sufi. Tadi malam aku bermimpi berbincang-bincang dengan beliau. Beliau menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. Aku katakan aku berpuasa karena aku memang tidak makan sejak dini hari Kemudian beliau menyuruhku segera berbuka karena hari sudah malam. Tentu saja aku tidak berani mengabaikan perintah beliau. Aku segera bangun dari tidur dan langsung menghabiskan makanan itu." kata Abu Nawas tanpa perasaan bersalah secuil pun.
Sambil menahan rasa lapar yang menyayat-nyayat Pendeta dan Ahli Yoga saling berpandangan satu sama lain. Kejengkelan Abu Nawas terobati. Kini mereka sadar bahwa tidak ada gunanya coba-coba mempermainkan Abu Nawas, pasti hanya akan mendapatkan celaka sendiri.
Setelah dipersilahkan masuk oleh istri Abu Nawas mereka masuk dan menunggu sambil berbincang-bincang santai. Seusai sholat Abu Nawas menyambut mereka. Abu Nawas dan para tamunya bercakap-cakap sejenak.
"Kami sebenarnya ingin mengajak engkau melakukan pengembaraan suci. Kalau engkau tidak keberatan bergabunglah bersama kami." kata Ahli Yoga.
"Dengan senang hati lalu kapan rencananya?" tanya Abu Nawas polos.
"Besok pagi." kata Pendeta.
"Baiklah kalau begitu kita bertemu di warung teh besok." kata Abu Nawas menyanggupi. Hari berikutnya mereka berangkat bersama. Abu Nawas mengenakan jubah seorang Sufi. Ahli Yoga dan Pendeta memakai seragam keagamaan mereka masing-masing.
Di tengah jalan mereka mulai diserang rasa lapar karena mereka memang sengaja tidak membawa bekal,
"Hai Abu Nawas, bagaimana kalau engkau saja yang mengumpulkan derma guna membeli makanan untuk kita bertiga. Karena kami akan mengadakan kebaktian." kata Pendeta.
Tanpa banyak bicara Abu Nawas berangkat mencari dan mengurnpulkan derma dari dusun satu ke dusun lain. Setelah derma terkumpul, Abu Nawas membeli makanan yang cukup untuk tiga orang. Abu Nawas kembali ke Pendeta dan Ahli Yoga dengan membawa makanan.
Karena sudah tak sanggup menahan rasa lapar Abu Nawas berkata, "Mari segera kita bagi makanan ini sekarang juga."
"Jangan sekarang. Kami sedang berpuasa." kata Ahli Yoga.
"Tetapi aku hanya menginginkan bagianku saja sedangkan bagian kalian terserah pada kalian." kata Abu Nawas menawarkan jalan keluar.
"Akan tidak setuju. Kita harus seiring seirama dalam berbuat apa pun." kata Pendeta.
"Betul aku pun tidak setuju karena waktu makanku besok pagi. Besok pagi aku baru akan berbuka." kata Ahli Yoga. Bukankah aku yang engkau jadikan niat pencari derma Dan derma itu telah ku tukar dengan makanan ini. Sekarang kalian tidak mengizinkan aku mengambil bagian sendiri. Itu tidak masuk akal." kata Abu Nawas mulai merasa jengkel.
Namun begitu Pendeta dan Ahli Yoga tetap bersikeras tidak mengizinkan Abu Nawas mengambil bagian yang menjadi haknya. Abu Nawas penasaran. Ia mencoba sekali lagi meyakinkan kawan-kawannya agar mengijinkan ia memakan bagianya. Tetapi mereka tetap saja menolak. Abu Nawas benar- benar merasa jengkel dan marah. Namun Abu Nawas tidak memperlihatkan sedikit pun kejengkelan dan kemarahannya.
"Bagaimana kalau kita mengadakan perjanjian." kata Pendeta kepada Abu Nawas.
"Perjanjian apa?" tanya Abu Nawas.
"Kita adakan lomba. Barangsiapa di antara kita bermimpi paling indah maka ia akan mendapat bagian yang terbanyak yang kedua lebih sedikit dan yang terburuk akan mendapat paling sedikit." Pendeta itu menjelaskan.
Abu Nawas setuju. Ia tidak memberi komentar apa-apa. Malam semakin larut. Embun mulai turun ke bumi. Pendeta dan Ahli Yoga mengantuk dan tidur. Abu Nawas tidak bisa tidur. Ia hanya berpura-pura tidur. Setelah merasa yakin kawan-kawannya sudah terlelap Abu Nawas menghampiri makanan itu. Tanpa berpikir dua kali Abu Nawas memakan habis makanan itu hingga tidak tersisa sedikit pun. Setelah merasa kekenyangan Abu Nawas baru bisa tidur.
Keesokan hari mereka bangun hampir bersamaan. Ahli Yoga dengan wajah berseri-seri bercerita, "Tadi malam aku bermimpi memasuki sebuah taman yang mirip sekali dengan Nirwana. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini."
Pendeta mengatakan bahwa mimpi Ahli Yoga benar-benar menakjubkan. Betul-betul luar biasa. Kemudian giliran Pendeta menceritakan mimpinya. "Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Dan ternyata memang benar. Aku secara tidak sengaja berhasil menyusup ke masa silam dimana pendiri agamaku hidup. Aku bertemu dengan beliau dan yang lebih membahagiakan adalah aku diberkatinya."
Ahli Yoga juga memuji-muji kehebatan mimpi Pendeta Abu Nawas hanya diam. Ia bahkan tidak merasa tertarik sedikitpun. Karena Abu Nawas belum juga buka mulut, Pendeta dan Ahli Yoga mulai tidak sabar untuk tidak menanyakan mimpi Abu Nawas.
"Kalian tentu tahu Nabi Khidir. Beliau adalah seorang mahaguru para sufi. Tadi malam aku bermimpi berbincang-bincang dengan beliau. Beliau menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. Aku katakan aku berpuasa karena aku memang tidak makan sejak dini hari Kemudian beliau menyuruhku segera berbuka karena hari sudah malam. Tentu saja aku tidak berani mengabaikan perintah beliau. Aku segera bangun dari tidur dan langsung menghabiskan makanan itu." kata Abu Nawas tanpa perasaan bersalah secuil pun.
Sambil menahan rasa lapar yang menyayat-nyayat Pendeta dan Ahli Yoga saling berpandangan satu sama lain. Kejengkelan Abu Nawas terobati. Kini mereka sadar bahwa tidak ada gunanya coba-coba mempermainkan Abu Nawas, pasti hanya akan mendapatkan celaka sendiri.
Zainab al-Kubra -radhiallaahu ‘anha-
Zainab radliallâhu ‘anha dilahirkan sepuluh tahun sebelum ayah beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam diangkat sebagai Nabi. Beliau adalah putri pertama Rasulullah dari istri beliau ummul mukminin, Khadijah binti Khuwailid radliallâhu ‘anha.
Hampir sempurnalah sifat kewanitaan Zainab sehingga putra dari bibinya yang bernama Abu al-’?sh bin Rabî’, salah seorang yang terpandang di Makkah dalam hal kedudukan dan harta berhasrat untuk melamar beliau. Dia adalah pemuda Quraisy yang tulus dan bersih, nasabnya bertemu dengan Nabi dari jalur bapaknya, yakni pada ‘Abdi Manaf bin Qushai. Adapun dari jalur ibu, nasabnya bertemu dengan Zainab pada kakek mereka berdua yakni Khuwalid. Karena ibunya adalah Hâlah binti Khuwalid, saudari Khadijah yang merupakan istri dari nabi kita Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam.
Abu al-’?sh mengenal betul tentang kepribadian dan sifat Zainab karena dia sering berkunjung ke rumah bibinya yakni Khadijah. Begitu pula Zainab dan kedua orang tuanya juga telah mengenal bagusnya Abu Al-‘?sh. Oleh karena itu diterimalah lamaran dari pemuda yang telah diridhai Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dan Khadijah, juga oleh Zainab.
Maka masuklah Zainab ke dalam rumah tangga suaminya yakni Abu al-‘?sh. Dalam usianya yang masih muda, Zainab mampu mengatur rumah tangga suaminya hingga menumbuhkan kebahagiaan dan ketentraman. Allah mengkaruniai mereka dalam perkawaninan ini dua orang anak yang bernama ‘Ali dan Umâmah. Maka semakin sempurnalah kabahagiaan rumah tangga dengan kehadiran keduanya dalam rumah yang penuh dengan kebahagiaan dan kenikmatan.
Pada suatu saat ketika Abu al-’?sh berada dalam suatu perjalanan, terjadilah perisiwa besar dalam sejarah kehidupan manusia yaitu diangkatnya Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam sebagai Nabi dengan membawa risalah. Bersegeralah Zainab menyambut seruan dakwah yang haq yang dibawa orang tuanya sendiri yakni Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam. Beliau jadikan Dienullah sebagai pedoman hidup dan undang-undang yang mana beliau berjalan diatasnya.
Tatkala suaminya kembali dari berpergian, Zainab menceritakan perubahan yang terjadi pada kehidupannya yang mana bersamaan dengan kepergian suaminya muncullah dien yang baru dan lurus. Beliau menduga bahwa suaminya akan bersegera menyatakan keislamannya. Akan tetapi beliau mendapatkan suaminya mensikapi kabar tersebut dengan diam dan tidak bereaksi.
Kemudian Zainab mencoba dengan segala cara untuk meyakinkan suaminya, namun ia menjawab: ”Demi Allah! bukannya aku tidak percaya dengan ayahmu, hanya saja aku tidak ingin dikatakan bahwa aku telah menghina kaumku dan mengkafirkan agama nenek moyangku karena ingin mendapatkan keridhaan istriku”.
Hal itu merupakan pukulan yang telak bagi Zainab karena suaminya tak mau masuk islam. Maka isi rumah tangga menjadi guncang dan gelisah. Dan tiba-tiba kegembiraan berubah menjadi kesengsaraan.
Zainab-pun tinggal di Mekkah di rumah suaminya dan tidak ada seorang pun disekelilingnya yang dapat meringankan penderitaannya karena jauhnya dirinya dengan kedua orang tuanya. Ayahnya telah berhijrah ke Madinah ath-Thayyibah bersama-sama sahabatnya sedangkan ibunya telah menghadap Ar-Rafiiqul A’la. Dan saudari-saudarinya pun telah menyusul ayahnya di bumi Hijrah. Tatkala pecah perang Badar, kaum musyrikin mengajak Abu al-‘?sh keluar bersama mereka untuk memerangi kaum muslimin. Akhirnya suaminya mengalami nasib jadi tawanan kaum muslimin. Tatkala Abu al-‘?sh dihadapkan kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat : “Perlakukanlah tawanan ini dengan baik”.
Ketika itu Zainab mengutus seseorang untuk menebus suaminya dengan harta yang dibayarkan kepada ayah beliau beserta kalung yang dihadiahkan ibu beliau yakni Khadijah radliallâhu ‘anha, tatkala pernikahannya dengan Abu al-’?sh. Tiada henti-hentinya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam memandang kalung tersebut sehingga menganyutkan hati beliau untuk mengenang istrinya yang setia yakni Khadijah yang telah menghadiahkan kalung tersebut kepada putrinya. Yang mana Zainab tidak mendapatkan sesuatu yang lebih berharga untuk menebus suaminya yang dicintainya, juga putra bibi yang dekat dengannya. Hal ini mengetuk hati Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya karena betapa mengharukan kisah tersebut. Setelah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam beberapaa saat terdiam, beliau lalu bersabda dengan lembut dan santun :
“Jika kalian melihat bahwa membebaskan tawanan tersebut dan mengembalikan harta tebusannya (sebagai suatu kebaikan), maka lakukanlah!“. Para sahabat semuanya berkata :”Baik ya Rasulullah”.
Selanjutnya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam mengambil janji dari Abu al-‘?sh agar membiarkan jalan Zainab (untuk hijrah) karena islam telah memisahkan hubungan antara keduanya.
Maka kembalilah Abu al-‘?sh menuju Mekkah sementara Zainab menyambutnya dengan riang gembira. Akan tetapi Abu al-‘?sh datang dalam keadaan lesu ada tersirat rasa kesedihan, kemudian dia berkata kepada istrinya sedangkan kepalanya tertunduk,”Aku datang untuk berpisah, wahai Zainab!”. Maka berubahlah sikap Zainab dari riang gembira menjadi sedih serta meneteskan air mata.
Beliau bertanya dengan terbata-bata: ” Hendak ke mana? Dan untuk keperluan apa wahai suamiku yang kucintai?”.
Berkatalah Abu al-‘?sh sedangkan kedua matanya menatap wajah Zainab: ”Bukan saya yang akan pergi wahai ZainaB, akan tetapi kamulah yang akan pergi. Karena ayahmu telah meminta kepadaku agar aku mengembalikanmu kepadanya sebab Islam telah memisahkan hubungan diantara kita. Aku juga telah berjanji akan menyuruhmu untuk menyusul ayahmu,dan tidak mungkin bagiku untuk memungkiri janji”.
Maka keluarlah Zainab dari Makkah, meninggalkan Abu al-‘?sh dengan perpisahan yang sangat mengharukan. Akan tetapi orang-orang Quraisy menghalangi hijrah beliau dengan mencegah dan mengancam beliau. Ketika itu beliau sedang hamil dan akhirnya kandungannya mengalami keguguran. Selanjutnya beliau kembali ke Makkah dan Abu al-‘?sh merawatnya hingga kekuatannya pulih kembali. Kemudian beliau keluar pada suatu hari disaat orang-orang Quraisy lengah perhatiannya. Beliau keluar bersama saudara Abu al-‘?sh yang bernama Kinânah bin ar-Rabî’ hingga sampai pada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam dengan aman.
Berlalulah masa selama enam tahun beserta peristiwa-peristiwa besar yang menyertainya, sedang Zainab berada dalam naungan ayahnya di Madinah. Beliau hidup dengan optimis tak kenal putus asa, yakni berusaha agar Allah melapangkan dada Abu al-‘?sh untuk masuk Islam.
Pada bulan Jumadil Ula, tahun 6 H, tiba-tiba Abu al-‘?sh mengetuk pintu Zainab, kemudian Zainab membuka pintu tersebut. Seolah-olah beliau tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sehingga beliau ingin mendekat dengannya, namun beliau menahan dirinya karena seharusnyalah memastikan tentang ‘aqidahnya, karena ‘aqidah adalah yang pertama dan yang terakhir.
Abu al-’?sh menjawab: ”Kedatanganku bukanlah untuk menyerah, akan tetapi aku keluar untuk berdagang membawa barang-barangku dan juga milik orang-orang Quraisy, namun tiba-tiba aku bertemu dangan pasukan ayahmu yang didalamnya ada Zaid bin Hâritsah bersama 170 tentara. Selanjutnya mereka mngambil barang-barang yang aku bawa dan akupun melarikan diri. Baru sekarang aku mendatangimu dengan sembunyi-sembunyi untuk meminta perlindunganmu”.
Zainab yang memiliki ‘aqidah yang bersih berkata dengan rasa sedih dan iba: “Marhaban (selamat datang), wahai putra bibi.. Marhaban (selamat datang) wahai ayah ‘Ali dan Umâmah”.
Tatkala Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam selesai shalat shubuh, dari dalam kamar Zainab berteriak dengan suara yang keras: “Wahai manusia sesungguhnya aku melindungi Abu al-‘?sh bin Rabî’. Maka keluarlah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam seraya bersabda: “Wahai manusia apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?”.
Mereka menjawab:”benar, kami mendengarnya, wahai Rasulullah!”.
Beliau bersabda: “Demi Yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tiadalah aku mengetahui hal ini sedikitpun hingga aku mendengar sebagaimana yang kalian dengar. Dan orang-orang yang beriman harus menolong sesama mereka dan memberikan perlindungan kepada orang yang dekat dengan mereka, dan sungguh kita telah melindungi orang yang dilindungi oleh Zainab”.
Kemudian masuklah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam, menemui putri beliau, Zainab kemudian bersabda:
“Muliakanlah tempatnya dan janganlah dia berbuat bebas terhadapmu, karena kamu tidak halal baginya”
Selanjutnya Zainab memohon ayahnya agar mau mengembalikan harta dan barang-barang Abu al-’?sh. Maka keluarlah Rasulullah menuju tempat dimana para sahabat sedang duduk-duduk. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya laki-laki ini sudah kalian kenal.
Kalian telah mengambil hartanya; jika kalian rela, maka kembalikanlah harta itu kepadanya dan saya menyukai hal itu, namun jika kalian menolaknya maka itu adalah fai’ (rampasan) yang Allah karuniakan kepada kalian dan apa yang telah Allah berikan kepada kalian maka kalian lebih berhak terhadapnya”.
Para sahabat menjawab dengan serentak: “Bahkan kami akan mengembalikan seluruhnya wahai Rasulullah”. Maka merekapun mengembalikan seluruh hartanya seolah-olah dia tidak pernah kehilangan sama sekali.
Selanjutnya Abu al-’?sh pergi meninggalkan Zainab, dia menuju Mekkah dengan membawa sebuah tekad. Tatkala orang-orang Quraisy melihat kedatangannya dengan membawa dagangan mereka beserta labanya, maka mulailah Abu al-’?sh mengembalikan setiap yang berhak, kemudian beliau berdiri dan berseru: “Wahai orang-orang Quraisy masih adakah diantara kalian yang hartanya masih berada ditanganku dan belum diambil?”.
Mereka menjawab, “Tidak! semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, sungguh kami dapatkan bahwa anda adalah seorang yang setia dengan janji dan mulia”.
Kemudian ditempat inilah Abu al-’?sh berkata: “Adapun aku, aku bersaksi bahwa tiada ilâh (Tuhan) yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Demi Allah! tiada yang menghalangi diriku (tatkala di Madinah) untuk masuk Islam melainkan karena khawatir kalian menyangka bahwa aku hanyalah ingin melarikan harta kalian. Maka tatkala Allah mengembalikan barang-barang kalian dan sudah aku laksanakan tanggung jawabku maka akupun masuk Islam”.
Abu al-’?sh bertolak ke Madinah sebagai seorang Muslim. Beliau berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, dan disanalah beliau bertemu orang yang dia cintai yakni Muhammad dan para sahabatnya. Akhirnya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam mengembalikan Zainab radliallâh ‘anha kepada Abu al-’?sh sehingga berkumpullah keduanya. Mereka bangun kembali rumah tangga sebagaimana sebelumnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Akan tetapi mereka sekarang berkumpul dalam ‘aqidah yang satu yang tidak dikotori oleh apapun.
Masa selama satu tahunpun berlalu, kemudian tibalah saatnya perpisahan yang tidak lagi akan bertemu di dunia yang fana ini, sebab Sayyidah Zainab radliallâhu ‘anha wafat pada tahun 8 Hijriyah karena sakit yang masih membekas pada saat keguguran ketika beliau hijrah. Abu al-‘?sh menangisi kepergiannya hingga membuat orang-orang di sekitarnya turut menangis. Kemudian datanglah ِayahanda Zainab, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam dalam keadaan sedih dan mengucapkan selamat tinggal lalu bersabda kepada para wanita :
“Basuhlah (jasadnya) dengan bilangan yang ganjil, tiga atau lima kali, dan yang terakhir dengan kapur barus atau sejenisnya. Apabila kalian selesai memandikan beritahukanlah kepadaku”.
Tatkala mereka telah setelah memandikan, beliau memberikan kain penutup dan bersabda:”pakaikanlah ini kepadanya”
Semoga Allah merahmati Zainab al-Kubra binti Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam yang telah bersabar, berjuang dan bermujahadah, semoga Allah membalas amalan beliau seluruhnya dengan balasan yang baik. (dimurâja’ah pada hari Jum’at, 10-05-1423 H = 19-07-2002 M)
Hampir sempurnalah sifat kewanitaan Zainab sehingga putra dari bibinya yang bernama Abu al-’?sh bin Rabî’, salah seorang yang terpandang di Makkah dalam hal kedudukan dan harta berhasrat untuk melamar beliau. Dia adalah pemuda Quraisy yang tulus dan bersih, nasabnya bertemu dengan Nabi dari jalur bapaknya, yakni pada ‘Abdi Manaf bin Qushai. Adapun dari jalur ibu, nasabnya bertemu dengan Zainab pada kakek mereka berdua yakni Khuwalid. Karena ibunya adalah Hâlah binti Khuwalid, saudari Khadijah yang merupakan istri dari nabi kita Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam.
Abu al-’?sh mengenal betul tentang kepribadian dan sifat Zainab karena dia sering berkunjung ke rumah bibinya yakni Khadijah. Begitu pula Zainab dan kedua orang tuanya juga telah mengenal bagusnya Abu Al-‘?sh. Oleh karena itu diterimalah lamaran dari pemuda yang telah diridhai Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dan Khadijah, juga oleh Zainab.
Maka masuklah Zainab ke dalam rumah tangga suaminya yakni Abu al-‘?sh. Dalam usianya yang masih muda, Zainab mampu mengatur rumah tangga suaminya hingga menumbuhkan kebahagiaan dan ketentraman. Allah mengkaruniai mereka dalam perkawaninan ini dua orang anak yang bernama ‘Ali dan Umâmah. Maka semakin sempurnalah kabahagiaan rumah tangga dengan kehadiran keduanya dalam rumah yang penuh dengan kebahagiaan dan kenikmatan.
Pada suatu saat ketika Abu al-’?sh berada dalam suatu perjalanan, terjadilah perisiwa besar dalam sejarah kehidupan manusia yaitu diangkatnya Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam sebagai Nabi dengan membawa risalah. Bersegeralah Zainab menyambut seruan dakwah yang haq yang dibawa orang tuanya sendiri yakni Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam. Beliau jadikan Dienullah sebagai pedoman hidup dan undang-undang yang mana beliau berjalan diatasnya.
Tatkala suaminya kembali dari berpergian, Zainab menceritakan perubahan yang terjadi pada kehidupannya yang mana bersamaan dengan kepergian suaminya muncullah dien yang baru dan lurus. Beliau menduga bahwa suaminya akan bersegera menyatakan keislamannya. Akan tetapi beliau mendapatkan suaminya mensikapi kabar tersebut dengan diam dan tidak bereaksi.
Kemudian Zainab mencoba dengan segala cara untuk meyakinkan suaminya, namun ia menjawab: ”Demi Allah! bukannya aku tidak percaya dengan ayahmu, hanya saja aku tidak ingin dikatakan bahwa aku telah menghina kaumku dan mengkafirkan agama nenek moyangku karena ingin mendapatkan keridhaan istriku”.
Hal itu merupakan pukulan yang telak bagi Zainab karena suaminya tak mau masuk islam. Maka isi rumah tangga menjadi guncang dan gelisah. Dan tiba-tiba kegembiraan berubah menjadi kesengsaraan.
Zainab-pun tinggal di Mekkah di rumah suaminya dan tidak ada seorang pun disekelilingnya yang dapat meringankan penderitaannya karena jauhnya dirinya dengan kedua orang tuanya. Ayahnya telah berhijrah ke Madinah ath-Thayyibah bersama-sama sahabatnya sedangkan ibunya telah menghadap Ar-Rafiiqul A’la. Dan saudari-saudarinya pun telah menyusul ayahnya di bumi Hijrah. Tatkala pecah perang Badar, kaum musyrikin mengajak Abu al-‘?sh keluar bersama mereka untuk memerangi kaum muslimin. Akhirnya suaminya mengalami nasib jadi tawanan kaum muslimin. Tatkala Abu al-‘?sh dihadapkan kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat : “Perlakukanlah tawanan ini dengan baik”.
Ketika itu Zainab mengutus seseorang untuk menebus suaminya dengan harta yang dibayarkan kepada ayah beliau beserta kalung yang dihadiahkan ibu beliau yakni Khadijah radliallâhu ‘anha, tatkala pernikahannya dengan Abu al-’?sh. Tiada henti-hentinya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam memandang kalung tersebut sehingga menganyutkan hati beliau untuk mengenang istrinya yang setia yakni Khadijah yang telah menghadiahkan kalung tersebut kepada putrinya. Yang mana Zainab tidak mendapatkan sesuatu yang lebih berharga untuk menebus suaminya yang dicintainya, juga putra bibi yang dekat dengannya. Hal ini mengetuk hati Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya karena betapa mengharukan kisah tersebut. Setelah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam beberapaa saat terdiam, beliau lalu bersabda dengan lembut dan santun :
“Jika kalian melihat bahwa membebaskan tawanan tersebut dan mengembalikan harta tebusannya (sebagai suatu kebaikan), maka lakukanlah!“. Para sahabat semuanya berkata :”Baik ya Rasulullah”.
Selanjutnya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam mengambil janji dari Abu al-‘?sh agar membiarkan jalan Zainab (untuk hijrah) karena islam telah memisahkan hubungan antara keduanya.
Maka kembalilah Abu al-‘?sh menuju Mekkah sementara Zainab menyambutnya dengan riang gembira. Akan tetapi Abu al-‘?sh datang dalam keadaan lesu ada tersirat rasa kesedihan, kemudian dia berkata kepada istrinya sedangkan kepalanya tertunduk,”Aku datang untuk berpisah, wahai Zainab!”. Maka berubahlah sikap Zainab dari riang gembira menjadi sedih serta meneteskan air mata.
Beliau bertanya dengan terbata-bata: ” Hendak ke mana? Dan untuk keperluan apa wahai suamiku yang kucintai?”.
Berkatalah Abu al-‘?sh sedangkan kedua matanya menatap wajah Zainab: ”Bukan saya yang akan pergi wahai ZainaB, akan tetapi kamulah yang akan pergi. Karena ayahmu telah meminta kepadaku agar aku mengembalikanmu kepadanya sebab Islam telah memisahkan hubungan diantara kita. Aku juga telah berjanji akan menyuruhmu untuk menyusul ayahmu,dan tidak mungkin bagiku untuk memungkiri janji”.
Maka keluarlah Zainab dari Makkah, meninggalkan Abu al-‘?sh dengan perpisahan yang sangat mengharukan. Akan tetapi orang-orang Quraisy menghalangi hijrah beliau dengan mencegah dan mengancam beliau. Ketika itu beliau sedang hamil dan akhirnya kandungannya mengalami keguguran. Selanjutnya beliau kembali ke Makkah dan Abu al-‘?sh merawatnya hingga kekuatannya pulih kembali. Kemudian beliau keluar pada suatu hari disaat orang-orang Quraisy lengah perhatiannya. Beliau keluar bersama saudara Abu al-‘?sh yang bernama Kinânah bin ar-Rabî’ hingga sampai pada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam dengan aman.
Berlalulah masa selama enam tahun beserta peristiwa-peristiwa besar yang menyertainya, sedang Zainab berada dalam naungan ayahnya di Madinah. Beliau hidup dengan optimis tak kenal putus asa, yakni berusaha agar Allah melapangkan dada Abu al-‘?sh untuk masuk Islam.
Pada bulan Jumadil Ula, tahun 6 H, tiba-tiba Abu al-‘?sh mengetuk pintu Zainab, kemudian Zainab membuka pintu tersebut. Seolah-olah beliau tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sehingga beliau ingin mendekat dengannya, namun beliau menahan dirinya karena seharusnyalah memastikan tentang ‘aqidahnya, karena ‘aqidah adalah yang pertama dan yang terakhir.
Abu al-’?sh menjawab: ”Kedatanganku bukanlah untuk menyerah, akan tetapi aku keluar untuk berdagang membawa barang-barangku dan juga milik orang-orang Quraisy, namun tiba-tiba aku bertemu dangan pasukan ayahmu yang didalamnya ada Zaid bin Hâritsah bersama 170 tentara. Selanjutnya mereka mngambil barang-barang yang aku bawa dan akupun melarikan diri. Baru sekarang aku mendatangimu dengan sembunyi-sembunyi untuk meminta perlindunganmu”.
Zainab yang memiliki ‘aqidah yang bersih berkata dengan rasa sedih dan iba: “Marhaban (selamat datang), wahai putra bibi.. Marhaban (selamat datang) wahai ayah ‘Ali dan Umâmah”.
Tatkala Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam selesai shalat shubuh, dari dalam kamar Zainab berteriak dengan suara yang keras: “Wahai manusia sesungguhnya aku melindungi Abu al-‘?sh bin Rabî’. Maka keluarlah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam seraya bersabda: “Wahai manusia apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?”.
Mereka menjawab:”benar, kami mendengarnya, wahai Rasulullah!”.
Beliau bersabda: “Demi Yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tiadalah aku mengetahui hal ini sedikitpun hingga aku mendengar sebagaimana yang kalian dengar. Dan orang-orang yang beriman harus menolong sesama mereka dan memberikan perlindungan kepada orang yang dekat dengan mereka, dan sungguh kita telah melindungi orang yang dilindungi oleh Zainab”.
Kemudian masuklah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam, menemui putri beliau, Zainab kemudian bersabda:
“Muliakanlah tempatnya dan janganlah dia berbuat bebas terhadapmu, karena kamu tidak halal baginya”
Selanjutnya Zainab memohon ayahnya agar mau mengembalikan harta dan barang-barang Abu al-’?sh. Maka keluarlah Rasulullah menuju tempat dimana para sahabat sedang duduk-duduk. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya laki-laki ini sudah kalian kenal.
Kalian telah mengambil hartanya; jika kalian rela, maka kembalikanlah harta itu kepadanya dan saya menyukai hal itu, namun jika kalian menolaknya maka itu adalah fai’ (rampasan) yang Allah karuniakan kepada kalian dan apa yang telah Allah berikan kepada kalian maka kalian lebih berhak terhadapnya”.
Para sahabat menjawab dengan serentak: “Bahkan kami akan mengembalikan seluruhnya wahai Rasulullah”. Maka merekapun mengembalikan seluruh hartanya seolah-olah dia tidak pernah kehilangan sama sekali.
Selanjutnya Abu al-’?sh pergi meninggalkan Zainab, dia menuju Mekkah dengan membawa sebuah tekad. Tatkala orang-orang Quraisy melihat kedatangannya dengan membawa dagangan mereka beserta labanya, maka mulailah Abu al-’?sh mengembalikan setiap yang berhak, kemudian beliau berdiri dan berseru: “Wahai orang-orang Quraisy masih adakah diantara kalian yang hartanya masih berada ditanganku dan belum diambil?”.
Mereka menjawab, “Tidak! semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, sungguh kami dapatkan bahwa anda adalah seorang yang setia dengan janji dan mulia”.
Kemudian ditempat inilah Abu al-’?sh berkata: “Adapun aku, aku bersaksi bahwa tiada ilâh (Tuhan) yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Demi Allah! tiada yang menghalangi diriku (tatkala di Madinah) untuk masuk Islam melainkan karena khawatir kalian menyangka bahwa aku hanyalah ingin melarikan harta kalian. Maka tatkala Allah mengembalikan barang-barang kalian dan sudah aku laksanakan tanggung jawabku maka akupun masuk Islam”.
Abu al-’?sh bertolak ke Madinah sebagai seorang Muslim. Beliau berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, dan disanalah beliau bertemu orang yang dia cintai yakni Muhammad dan para sahabatnya. Akhirnya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam mengembalikan Zainab radliallâh ‘anha kepada Abu al-’?sh sehingga berkumpullah keduanya. Mereka bangun kembali rumah tangga sebagaimana sebelumnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Akan tetapi mereka sekarang berkumpul dalam ‘aqidah yang satu yang tidak dikotori oleh apapun.
Masa selama satu tahunpun berlalu, kemudian tibalah saatnya perpisahan yang tidak lagi akan bertemu di dunia yang fana ini, sebab Sayyidah Zainab radliallâhu ‘anha wafat pada tahun 8 Hijriyah karena sakit yang masih membekas pada saat keguguran ketika beliau hijrah. Abu al-‘?sh menangisi kepergiannya hingga membuat orang-orang di sekitarnya turut menangis. Kemudian datanglah ِayahanda Zainab, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam dalam keadaan sedih dan mengucapkan selamat tinggal lalu bersabda kepada para wanita :
“Basuhlah (jasadnya) dengan bilangan yang ganjil, tiga atau lima kali, dan yang terakhir dengan kapur barus atau sejenisnya. Apabila kalian selesai memandikan beritahukanlah kepadaku”.
Tatkala mereka telah setelah memandikan, beliau memberikan kain penutup dan bersabda:”pakaikanlah ini kepadanya”
Semoga Allah merahmati Zainab al-Kubra binti Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam yang telah bersabar, berjuang dan bermujahadah, semoga Allah membalas amalan beliau seluruhnya dengan balasan yang baik. (dimurâja’ah pada hari Jum’at, 10-05-1423 H = 19-07-2002 M)
Fungsi Cairan Tubuh
Air merupakan bagian terbesar dalam tubuh manusia dan hampir semua reaksi di dalam tubuh memerlukan cairan. Bila konsumsi air sangat sedikit, maka reaksi yang terjadi di dalam tubuh akan terganggu. Oleh sebab itu, tubuh harus mendapatkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang agar metabolismenya dapat berlangsung dengan normal.
Umumnya kehilangan air terjadi melalui paru-paru, kulit, saluran pencernaan, dan ginjal. Kehilangan cairan yang normal berlangsung akibat pemakaian energi. Sedangkan kehilangan cairan yang abnormal terjadi akibat berbagai penyakit atau keadaan yang tak normal, seperti suhu lingkungan yang tinggi, berkeringat, atau akibat berbagai penyakit. Pengeluaran cairan yang banyak dari tubuh tanpa diimbangi dengan konsumsi cairan akan mengakibatkan dehidrasi.
Mengatur suhu tubuh
Air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik. Jika berada pada daerah yang suhunya panas, tubuh kita membutuhkan air yang cukup.
Melancarkan darah
Air juga berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Bila tubuh kita kekurangan cairan, maka darah akan menjadi lebih mengental. Keadaan tersebut disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan tubuh dan akhirnya dapat mempengaruhi kinerja otak dan jantung.
Membuang racun dan sisa makanan
Kecukupan air di dalam tubuh akan membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Air akan membersihkan racun di dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernapasan. Selain itu, air juga akan membersihkan sisa-sisa makanan yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui ginjal.
Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Bila kekurangan air, kulit akan terlihat lebih kusam, kasar, berkerut, dan tidak segar. Kecukupan air di dalam tubuh diperlukan untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastilitas kulit akibat pengaruh udara panas dari luar tubuh.
Pencernaan
Peran air di dalam tubuh sangat vital untuk proses pencernaan yaitu sebagai pengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah dan segera mengirimkannya ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan dalam usus besar sehingga mencegah konstipasi.
Pernapasan
Paru-paru juga memerlukan air untuk pernapasan. Paru-paru kita harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke dalam sel tubuh dan memompakan karbondioksida ke luar tubuh.
Sendi dan otot
Kecukupan air akan melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot. Oleh sebab itu, konsumsi air selama beraktivitas cukup penting untuk meminimalkan risiko kejang otot dan kelelahan.
Pemulihan penyakit
Air juga mendukung proses pemulihan. Asupan air yang cukup ketika kita sedang sakit berguna untuk meredakan demam dan mengganti cairan tubuh yang terbuang
Umumnya kehilangan air terjadi melalui paru-paru, kulit, saluran pencernaan, dan ginjal. Kehilangan cairan yang normal berlangsung akibat pemakaian energi. Sedangkan kehilangan cairan yang abnormal terjadi akibat berbagai penyakit atau keadaan yang tak normal, seperti suhu lingkungan yang tinggi, berkeringat, atau akibat berbagai penyakit. Pengeluaran cairan yang banyak dari tubuh tanpa diimbangi dengan konsumsi cairan akan mengakibatkan dehidrasi.
Mengatur suhu tubuh
Air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik. Jika berada pada daerah yang suhunya panas, tubuh kita membutuhkan air yang cukup.
Melancarkan darah
Air juga berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Bila tubuh kita kekurangan cairan, maka darah akan menjadi lebih mengental. Keadaan tersebut disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan tubuh dan akhirnya dapat mempengaruhi kinerja otak dan jantung.
Membuang racun dan sisa makanan
Kecukupan air di dalam tubuh akan membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Air akan membersihkan racun di dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernapasan. Selain itu, air juga akan membersihkan sisa-sisa makanan yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui ginjal.
Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Bila kekurangan air, kulit akan terlihat lebih kusam, kasar, berkerut, dan tidak segar. Kecukupan air di dalam tubuh diperlukan untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastilitas kulit akibat pengaruh udara panas dari luar tubuh.
Pencernaan
Peran air di dalam tubuh sangat vital untuk proses pencernaan yaitu sebagai pengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah dan segera mengirimkannya ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan dalam usus besar sehingga mencegah konstipasi.
Pernapasan
Paru-paru juga memerlukan air untuk pernapasan. Paru-paru kita harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke dalam sel tubuh dan memompakan karbondioksida ke luar tubuh.
Sendi dan otot
Kecukupan air akan melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot. Oleh sebab itu, konsumsi air selama beraktivitas cukup penting untuk meminimalkan risiko kejang otot dan kelelahan.
Pemulihan penyakit
Air juga mendukung proses pemulihan. Asupan air yang cukup ketika kita sedang sakit berguna untuk meredakan demam dan mengganti cairan tubuh yang terbuang
Nasehat buat kita
Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman. (Sahl Ibnu Abdullah).
Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. (Ibnu Atha).
Jangan sekali-kali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu seperti ketika kamu menyambut temanmu dengan menampakkan wajah berseri-seri. (Kanjeng Nabi Muhammad).
Jika seseorang mati dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. (Ibnu Abdusalam).
Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. (Abdu Khodir jailani).
Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim).
Kebahagiaanku jika mati sebelum baligh lalu aku dimasukkan kedalam syurga, tidak sebahagia jika aku hidup sampai tua dalam keadaan mengenal Allah yaitu yang paling bertaqwa, rajin mengerjaklan ibadah serta menerima apa apa yang telah di berikan Allah kepadaku. (Ali bin Abu Tholib).
Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu? (Hasan al Banna).
Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka. (Imam al-Ghazali).
Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya. (Sufyan ats-Tsauri).
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik. (Ibnu Athaillah as-Sakandari).
Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari. (Ibrahim bin Adham).
Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Kanjeng nabi Muhammad. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal dari Qurán –Hadits. (Imam al-Junaid).
Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. (Ibnu Atha).
Jangan sekali-kali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu seperti ketika kamu menyambut temanmu dengan menampakkan wajah berseri-seri. (Kanjeng Nabi Muhammad).
Jika seseorang mati dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. (Ibnu Abdusalam).
Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. (Abdu Khodir jailani).
Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim).
Kebahagiaanku jika mati sebelum baligh lalu aku dimasukkan kedalam syurga, tidak sebahagia jika aku hidup sampai tua dalam keadaan mengenal Allah yaitu yang paling bertaqwa, rajin mengerjaklan ibadah serta menerima apa apa yang telah di berikan Allah kepadaku. (Ali bin Abu Tholib).
Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu? (Hasan al Banna).
Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka. (Imam al-Ghazali).
Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya. (Sufyan ats-Tsauri).
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik. (Ibnu Athaillah as-Sakandari).
Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari. (Ibrahim bin Adham).
Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Kanjeng nabi Muhammad. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal dari Qurán –Hadits. (Imam al-Junaid).
Minggu, 30 November 2008
Memahami Diare & Dehidrasi
Diare merupakan penyakit yang cukup sering menimpa bayi dan balita, di samping penyakit-penyakit umum lainnya seperti flu, batuk, ataupun sembelit. Untuk memahami apakah bayi terkena diare, periksalah tinja atau feses bayi dengan seksama dan frekuensi BAB-nya. Disebut diare bila tinjanya lebih berair dan disertai BAB yang lebih sering dari biasanya.
Diare umumnya lebih merupakan gangguan daripada masalah medis dan segera hilang dengan adanya cairan ekstra dan perubahan kecil dalam menu makanan. Namun, bila tidak ditangani sejak dini, diare bisa berkembang menjadi dehidrasi dan jika tidak diperhatikan, bayi bisa jadi harus menginap di rumah sakit karena harus memperoleh bantuan infus. Apalagi, ada juga gejala muntah-muntah yang mengiringi penyakit ini sehingga bayi kekurangan nutrisi.
Penyebab diare
Selama masa kanak-kanak, umumnya diare disebabkan oleh infeksi usus dan lambung, flu, ketidakmampuan menerima makanan, atau perawatan antibiotik. Terkadang tinja bayi juga berubah menjadi encer ketika ia sedang tumbuh gigi, namun peristiwa ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari dan tidak perlu dicemaskan.
Yang menjadi masalah adalah ketika lapisan yang berhubungan dengan usus terkena infeksi, sebab kondisi ini sangat sulit sembuh. Ketika terkena infeksi, lapisan yang menyerupai sikat ini terluka bersama enzim pencernaan yang ada di dalamnya sehingga makanan yang belum dicerna bisa masuk juga. Maka itu, tinja anak yang terkena diare akibat peradangan lambung dan usus adalah sering keluar, berair, berwarna hijau, berlendir, berbau busuk, terjadi tiba-tiba, dan terkadang ada bercak darah.
Infeksi penyebab diare yang paling umum :
1. Virus. Misalnya virus flu, juga dapat menyebabkan diare.
2. Bakteri. Ini meliputi E.coli, Salmonella, dan bakteri lainnya. Biasanya infeksi karena bakteri membuat bayi muntah-muntah dan demam. Diare yang berdarah adalah tanda pasti adanya infeksi bakteri di dalam usus.
3. Parasit. Tanda khas dari parasit adalah tinja yang sangat encer pada diare yang terjadi lebih dari dua minggu.
Umumnya bila anak terkena diare, The American Academy of Pediatrics merekomendasikan diet sebagai berikut: melanjutkan susu formula dengan porsi normal pada waktu 24 jam dan maju ke arah menu regular pada waktu 48 jam. Pada kasus-kasus tertentu, diet BRATY (Banana/pisang, Rice cereal/serealia dari beras, Apple sauce/saus apel, unbuttered Toast/roti panggang tanpa mentega, dan Yoghurt) juga dianjurkan.
Dehidrasi
Diare mengganggu keseimbangan elektrolit dan air dalam tubuh manusia. Padahal, bila tubuh sedang sehat, isi perut dan ginjal dapat mengatur kedua unsur itu dalam komposisi yang akurat agar organ tubuh berfungsi. Kehilangan air dan elektrolit inilah yang disebut dehidrasi. Kondisi ini semakin diperburuk bila bayi Anda juga menderita muntah-muntah.
Tanda-tanda dehidrasi ringan sampai sedang, yaitu:
1. Berat badan berkurang sampai 5%
2. Bayi masih bermain, tetapi perilaku lebih tenang
3. Mulutnya kering, lebih sedikit air mata ketika menangis
4. Kuantitas urin yang dikeluarkan sering kali lebih sedikit dari biasanya
Tanda-tanda dehidrasi berat, yaitu:
1. Berat badan berkurang antara 55â€10%
2. Perilaku lesu atau terlalu sensitif, boleh jadi dia juga rewel
3. Mata sayu
4. Bintik lunak di kepala menyusut (pada bayi di bawah usia setahun)
5. Mulutnya kering, tidak ada air mata ketika menangis
6. Kulit kering, pucat, dan keriput
7. Buang air seni jarang (hanya dua kali sehari atau lebih sedikit)
8. Urin berwarna kuning gelap
Bila bayi Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat tersebut, segeralah bawa si kecil ke rumah sakit karena ia membutuhkan bantuan medis.
Diare umumnya lebih merupakan gangguan daripada masalah medis dan segera hilang dengan adanya cairan ekstra dan perubahan kecil dalam menu makanan. Namun, bila tidak ditangani sejak dini, diare bisa berkembang menjadi dehidrasi dan jika tidak diperhatikan, bayi bisa jadi harus menginap di rumah sakit karena harus memperoleh bantuan infus. Apalagi, ada juga gejala muntah-muntah yang mengiringi penyakit ini sehingga bayi kekurangan nutrisi.
Penyebab diare
Selama masa kanak-kanak, umumnya diare disebabkan oleh infeksi usus dan lambung, flu, ketidakmampuan menerima makanan, atau perawatan antibiotik. Terkadang tinja bayi juga berubah menjadi encer ketika ia sedang tumbuh gigi, namun peristiwa ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari dan tidak perlu dicemaskan.
Yang menjadi masalah adalah ketika lapisan yang berhubungan dengan usus terkena infeksi, sebab kondisi ini sangat sulit sembuh. Ketika terkena infeksi, lapisan yang menyerupai sikat ini terluka bersama enzim pencernaan yang ada di dalamnya sehingga makanan yang belum dicerna bisa masuk juga. Maka itu, tinja anak yang terkena diare akibat peradangan lambung dan usus adalah sering keluar, berair, berwarna hijau, berlendir, berbau busuk, terjadi tiba-tiba, dan terkadang ada bercak darah.
Infeksi penyebab diare yang paling umum :
1. Virus. Misalnya virus flu, juga dapat menyebabkan diare.
2. Bakteri. Ini meliputi E.coli, Salmonella, dan bakteri lainnya. Biasanya infeksi karena bakteri membuat bayi muntah-muntah dan demam. Diare yang berdarah adalah tanda pasti adanya infeksi bakteri di dalam usus.
3. Parasit. Tanda khas dari parasit adalah tinja yang sangat encer pada diare yang terjadi lebih dari dua minggu.
Umumnya bila anak terkena diare, The American Academy of Pediatrics merekomendasikan diet sebagai berikut: melanjutkan susu formula dengan porsi normal pada waktu 24 jam dan maju ke arah menu regular pada waktu 48 jam. Pada kasus-kasus tertentu, diet BRATY (Banana/pisang, Rice cereal/serealia dari beras, Apple sauce/saus apel, unbuttered Toast/roti panggang tanpa mentega, dan Yoghurt) juga dianjurkan.
Dehidrasi
Diare mengganggu keseimbangan elektrolit dan air dalam tubuh manusia. Padahal, bila tubuh sedang sehat, isi perut dan ginjal dapat mengatur kedua unsur itu dalam komposisi yang akurat agar organ tubuh berfungsi. Kehilangan air dan elektrolit inilah yang disebut dehidrasi. Kondisi ini semakin diperburuk bila bayi Anda juga menderita muntah-muntah.
Tanda-tanda dehidrasi ringan sampai sedang, yaitu:
1. Berat badan berkurang sampai 5%
2. Bayi masih bermain, tetapi perilaku lebih tenang
3. Mulutnya kering, lebih sedikit air mata ketika menangis
4. Kuantitas urin yang dikeluarkan sering kali lebih sedikit dari biasanya
Tanda-tanda dehidrasi berat, yaitu:
1. Berat badan berkurang antara 55â€10%
2. Perilaku lesu atau terlalu sensitif, boleh jadi dia juga rewel
3. Mata sayu
4. Bintik lunak di kepala menyusut (pada bayi di bawah usia setahun)
5. Mulutnya kering, tidak ada air mata ketika menangis
6. Kulit kering, pucat, dan keriput
7. Buang air seni jarang (hanya dua kali sehari atau lebih sedikit)
8. Urin berwarna kuning gelap
Bila bayi Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat tersebut, segeralah bawa si kecil ke rumah sakit karena ia membutuhkan bantuan medis.
Sabtu, 29 November 2008
Bagaimana Caranya Mengatasi Keracunan ?
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh ketidaksengajaan atau kesengajaan dalam kondisi yang tidak tahu bahwa hal tersebut dapat menyebabkan keracunan.
Jika Anda menemukan gejala-gejala seperti pusing, mual, mutah dan diare, segera tanyakan kepada anak atau minta anak untuk menunjukkan apa yang telah dimakan atau diminum. Jika terdapat wadah ataupun botol berlabel yang berada di sekitar anak, segera baca dan ikuti cara penanganan pertama terhadap keracunan. Atau Anda dapat menghubungi pusat penanganan keracunan atau Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit.
Lakukan pertolongan pertama sebelum membawa anak ke rumah sakit. Jika anak masih berada dalam keadaan terjaga atau sadar dan zat tersebut tidak bersifat korosif atau iritatif, maka Anda dapat :
* Membebaskan jalan nafas. Longgarkan pakaian, bersihkan lubang hidung dan mulut dari berbagai sisa kotoran atau bahan beracun dengan kain bersih.
Memberikan air putih, air susu, atau air kelapa muda. Bertujuan agar kekuatan racun dalam tubuh berkurang.
* Masukkan jari Anda ke dalam kerongkongan anak, saat anak berada dalam posisi menunduk. Tindakan ini dimaksudkan agar anak muntah. Dengan muntah diharapkan racun dapat terbawa keluar.
* Jika anak tidak kunjung membaik atau menunjukkan gejala yang lebih parah seperti kejang, maka segera bawa anak ke dokter atau ke rumah sakit terdekat. Jangan lupa untuk membawa makanan atau sisa bahan beracun yang Anda duga sebagai penyebabnya.
Jika anak menelan bahan kimia yang bersifat korosif, seperti pemutih, minyak tanah, atau soda kaustik, jangan pernah membuat anak muntah. Beri anak air atau susu dingin atau sejuk untuk mendinginkan bagian tubuh yang terbakar. Bawa segera anak ke rumah sakit. Namun jika anak tidak dapat bernafas atau pingsan, bersihkan dahulu bahan beracun dari wajahnya dan segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan intensif. Jika perlu, Anda dapat mencoba untuk melakukan pernafasan buatan. Namun Anda harus tetap hati-hati, jangan sampai bahan beracun tersebut masuk ke dalam mulut Anda.
Jika Anda menemukan gejala-gejala seperti pusing, mual, mutah dan diare, segera tanyakan kepada anak atau minta anak untuk menunjukkan apa yang telah dimakan atau diminum. Jika terdapat wadah ataupun botol berlabel yang berada di sekitar anak, segera baca dan ikuti cara penanganan pertama terhadap keracunan. Atau Anda dapat menghubungi pusat penanganan keracunan atau Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit.
Lakukan pertolongan pertama sebelum membawa anak ke rumah sakit. Jika anak masih berada dalam keadaan terjaga atau sadar dan zat tersebut tidak bersifat korosif atau iritatif, maka Anda dapat :
* Membebaskan jalan nafas. Longgarkan pakaian, bersihkan lubang hidung dan mulut dari berbagai sisa kotoran atau bahan beracun dengan kain bersih.
Memberikan air putih, air susu, atau air kelapa muda. Bertujuan agar kekuatan racun dalam tubuh berkurang.
* Masukkan jari Anda ke dalam kerongkongan anak, saat anak berada dalam posisi menunduk. Tindakan ini dimaksudkan agar anak muntah. Dengan muntah diharapkan racun dapat terbawa keluar.
* Jika anak tidak kunjung membaik atau menunjukkan gejala yang lebih parah seperti kejang, maka segera bawa anak ke dokter atau ke rumah sakit terdekat. Jangan lupa untuk membawa makanan atau sisa bahan beracun yang Anda duga sebagai penyebabnya.
Jika anak menelan bahan kimia yang bersifat korosif, seperti pemutih, minyak tanah, atau soda kaustik, jangan pernah membuat anak muntah. Beri anak air atau susu dingin atau sejuk untuk mendinginkan bagian tubuh yang terbakar. Bawa segera anak ke rumah sakit. Namun jika anak tidak dapat bernafas atau pingsan, bersihkan dahulu bahan beracun dari wajahnya dan segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan intensif. Jika perlu, Anda dapat mencoba untuk melakukan pernafasan buatan. Namun Anda harus tetap hati-hati, jangan sampai bahan beracun tersebut masuk ke dalam mulut Anda.
Selasa, 25 November 2008
Thariq bin Ziyad, Panglima Penakluk Spanyol
Dakwah — “Wahai
saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian,
ke manakah kalian akan lari?, Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran
dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar dari pada
anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah menyambut
dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian
tanpa perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain dari barang-barang
yang kalian rampas dari tangan musuh kalian. Seandainya pada hari-hari ini kalian
masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang berarti, niscaya
nama baik kalian akan hilang, rasa gentar yang ada pada hati musuh akan berganti
menjadi berani kepada kalian. Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian ?”
Pidato di atas yang masih ada lanjutan yang panjang ini begitu menggetarkan,
terlebih lagi ia diucapkan setelah adanya seruan untuk berjihad dan mati syahid.
Pidato terkenal ini dilontarkan oleh seorang panglima perang Islam ketika hendak
menaklukkan negeri Andalusia (Spanyol). Ialah Thariq bin Ziyad.
Nama pejuang Islam ini begitu harum, hingga harus diabadikan untuk sebuah semenanjung
perbukitan karang setinggi 425 m di pantai tenggara Spanyol, Gibraltar atau
Jabal Tariq.
Mengenai asal-usul dan sejarah hidupnya, sangat sedikit buku sejarah yang menceritakannya.
Thariq bin ziyad berasal dari bangsa Barbar, mengenai sukunya, para sejarawan
masih berbeda pendapat; dari suku Nafza atau suku Zanata. Ia bekas seorang budak
yang kemudian dimerdekakan oleh Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara dan
di tangan Musa ini pula ia memeluk agama Islam bersama orang-orang Barbar lainnya
yang tunduk di bawah kekuasaannya setelah menaklukkan daerah Tanja. Di kisahkan
bahwa setelah masuk Islam, mereka menjalankan agama Islam dengan baik. Oleh
karena itu, sebelum Musa pulang ke Afrika, ia meninggalkan beberapa orang Arab
untuk mengajari mereka Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam. Setelah itu Musa mengangkat
Thariq, yang merupakan prajurit Musa yang terkuat, menjadi penguasa daerah Tanja,
ujung Maroko dengan 19.000 tentara dari bangsa Barbar, lengkap dengan persenjataannya.
Pada bulan Rajab tahun 97 H (Juli 711 M), Thariq bin Ziyad mendapat perintah
dari Musa bin Nushair untuk menyerang semenajung Andalusia. Dengan 7000 prajurit
yang sebagian besar dari bangsa Barbar, Thariq menyeberangi selat Andalusia
yang jaraknya hanya 13 mil dengan perahu-perahu pemberian Julian, gubernur Ceuta
di Afrika Utara, yang bersekutu dengan kaum muslimin untuk menentang raja Roderick,
penguasa kerajaan Visigoth di Andalusia. Setelah mendarat di pantai karang yang
kemudian dinamai Gibraltar, Thariq beserta pasukannya berhadapan dengan 25.000
prajurit Visigoth. Pada mulanya kedatangan pasukan Thariq ini membuat heran
Tudmir, penguasa setempat yang berada di bawah kekuasaan Raja Roderick, karena
mereka datang dari arah yang tidak diduga-duga, yaitu dari arah laut. Walaupun
jumlah pasukan kaum muslimin jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh,
namun jumlah yang banyak tersebut tidak membuat gentar pasukan kaum muslimin,
terlebih setelah mereka mendengarkan pidato panjang yang membuat jiwa mereka
menggelora yang disampaikan oleh panglima mereka, Thariq bin Ziyad. Akhirnya
pertempuran ini dimenangkan oleh Thariq dan Raja Roderick sendiri tewas dalam
pertempuran tersebut.
Kemudian Thariq meminta tambahan pasukan kepada Musa. Lalu dikirimlah 5000
prajurit yang sebagian besar berasal dari bangsa Barbar. Satu demi satu kota-kota
di Andalusia berhasil diduduki tentara Thariq; Toledo, Elvira, Granada, Cordoba
dan Malaga. Antara musim semi sampai musim panas tahun 711 H, Thariq telah berhasil
menguasai separuh wilayah Andalusia. Dalam kitab Tarikh al-Andalus, disebutkan
bahwa sebelum meraih keberhasilan ini, Thariq telah mendapatkan firasat bahwa
ia pernah bermimpi melihat Rasulullah saw bersama keempat khulafa’ al-rasyidin
berjalan di atas air hingga menjumpainya, lalu Rasulullah saw. memberi tahukan
kabar gembira bahwa ia akan berhasil menaklukkan Andalusia. Kemudian Rasulullah
saw. menyuruhnya untuk selalu bersama kaum muslimin dan menepati janji.
Setelah meraih kemenangan ini, Thariq menulis surat ke Musa, mempersembahkan
kemenangan kaum muslimin ini. Dalam suratnya itu ia menulis: Saya telah menjalankan
perintah anda. Allah telah memudahkan kami memasuki negeri Andalusia.
saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian,
ke manakah kalian akan lari?, Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran
dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar dari pada
anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah menyambut
dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian
tanpa perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain dari barang-barang
yang kalian rampas dari tangan musuh kalian. Seandainya pada hari-hari ini kalian
masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang berarti, niscaya
nama baik kalian akan hilang, rasa gentar yang ada pada hati musuh akan berganti
menjadi berani kepada kalian. Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian ?”
Pidato di atas yang masih ada lanjutan yang panjang ini begitu menggetarkan,
terlebih lagi ia diucapkan setelah adanya seruan untuk berjihad dan mati syahid.
Pidato terkenal ini dilontarkan oleh seorang panglima perang Islam ketika hendak
menaklukkan negeri Andalusia (Spanyol). Ialah Thariq bin Ziyad.
Nama pejuang Islam ini begitu harum, hingga harus diabadikan untuk sebuah semenanjung
perbukitan karang setinggi 425 m di pantai tenggara Spanyol, Gibraltar atau
Jabal Tariq.
Mengenai asal-usul dan sejarah hidupnya, sangat sedikit buku sejarah yang menceritakannya.
Thariq bin ziyad berasal dari bangsa Barbar, mengenai sukunya, para sejarawan
masih berbeda pendapat; dari suku Nafza atau suku Zanata. Ia bekas seorang budak
yang kemudian dimerdekakan oleh Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara dan
di tangan Musa ini pula ia memeluk agama Islam bersama orang-orang Barbar lainnya
yang tunduk di bawah kekuasaannya setelah menaklukkan daerah Tanja. Di kisahkan
bahwa setelah masuk Islam, mereka menjalankan agama Islam dengan baik. Oleh
karena itu, sebelum Musa pulang ke Afrika, ia meninggalkan beberapa orang Arab
untuk mengajari mereka Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam. Setelah itu Musa mengangkat
Thariq, yang merupakan prajurit Musa yang terkuat, menjadi penguasa daerah Tanja,
ujung Maroko dengan 19.000 tentara dari bangsa Barbar, lengkap dengan persenjataannya.
Pada bulan Rajab tahun 97 H (Juli 711 M), Thariq bin Ziyad mendapat perintah
dari Musa bin Nushair untuk menyerang semenajung Andalusia. Dengan 7000 prajurit
yang sebagian besar dari bangsa Barbar, Thariq menyeberangi selat Andalusia
yang jaraknya hanya 13 mil dengan perahu-perahu pemberian Julian, gubernur Ceuta
di Afrika Utara, yang bersekutu dengan kaum muslimin untuk menentang raja Roderick,
penguasa kerajaan Visigoth di Andalusia. Setelah mendarat di pantai karang yang
kemudian dinamai Gibraltar, Thariq beserta pasukannya berhadapan dengan 25.000
prajurit Visigoth. Pada mulanya kedatangan pasukan Thariq ini membuat heran
Tudmir, penguasa setempat yang berada di bawah kekuasaan Raja Roderick, karena
mereka datang dari arah yang tidak diduga-duga, yaitu dari arah laut. Walaupun
jumlah pasukan kaum muslimin jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh,
namun jumlah yang banyak tersebut tidak membuat gentar pasukan kaum muslimin,
terlebih setelah mereka mendengarkan pidato panjang yang membuat jiwa mereka
menggelora yang disampaikan oleh panglima mereka, Thariq bin Ziyad. Akhirnya
pertempuran ini dimenangkan oleh Thariq dan Raja Roderick sendiri tewas dalam
pertempuran tersebut.
Kemudian Thariq meminta tambahan pasukan kepada Musa. Lalu dikirimlah 5000
prajurit yang sebagian besar berasal dari bangsa Barbar. Satu demi satu kota-kota
di Andalusia berhasil diduduki tentara Thariq; Toledo, Elvira, Granada, Cordoba
dan Malaga. Antara musim semi sampai musim panas tahun 711 H, Thariq telah berhasil
menguasai separuh wilayah Andalusia. Dalam kitab Tarikh al-Andalus, disebutkan
bahwa sebelum meraih keberhasilan ini, Thariq telah mendapatkan firasat bahwa
ia pernah bermimpi melihat Rasulullah saw bersama keempat khulafa’ al-rasyidin
berjalan di atas air hingga menjumpainya, lalu Rasulullah saw. memberi tahukan
kabar gembira bahwa ia akan berhasil menaklukkan Andalusia. Kemudian Rasulullah
saw. menyuruhnya untuk selalu bersama kaum muslimin dan menepati janji.
Setelah meraih kemenangan ini, Thariq menulis surat ke Musa, mempersembahkan
kemenangan kaum muslimin ini. Dalam suratnya itu ia menulis: Saya telah menjalankan
perintah anda. Allah telah memudahkan kami memasuki negeri Andalusia.
Manfaat Jahe
Selain dapat dimanfaatkan sebagai penyedap masakan dan aroma minuman, jahe juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai penyakit seperti batuk, demam, asma, masuk angin, pegal-pegal, dan rematik.
Jahe (Zingiber officinale roxb), yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger. Tanaman jahe tumbuh berumpun dengan tinggi yang dapat mencapai satu meter. Memiliki batang semu, tidak bercabang, berbentuk bulat, tegak, dan tersusun dari lembaran pelepah daun. Batang berwarna hijau dengan pangkal batang berwarna kemerahan. Bunganya berbentuk tabung dan dilindungi oleh daun sebagai pelindung. Rimpang jahe bercabang dan tidak teratur. Kulit rimpang bersisik dan tersusun melingkar, berwarna kuning kecoklatan. Daging rimpang berwarna kuning, berserat, dan mengandung aroma.
Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, jahe dibagi menjadi tiga jenis, yaitu jahe putih atau kuning besar (jahe badak), jahe putih kecil (emprit), dan jahe merah. Bagian tanaman yang dipergunakan adalah rimpangnya. Karena dalam rimpang terdapat senyawa kimia yang mengandung rasa pedas (gingerol, zingeron, dan shogaol) dan karenanya tubuh terasa hangat setelah meminum rebusan air jahe.
Ramuan sederhana dari jahe untuk mengatasi batuk, demam, asma, masuk angin, dan pegal-pegal : Kupas , cuci, dan keprak jahe kering, berikan gula secukupnya, rebus dengan air, dan kemudian saring. Minumlah selagi masih hangat. Sangat dianjurkan untuk terus mengkonsumsi ramuan tersebut 1 jam sebelum makan, 1 hari 2 kali.
Mumbudidayakan tanaman jahe dapat dilakukan dengan tunas hasil pecahan rimpang dari tanaman (berusia 9 â 12 bulan), potong-potong sehingga berukuran 35 â 60 g dan memiliki dua mata tunas. Segera taburi abu gosok pada bekas luka sayatan agar tidak membusuk. Tunaskan rimpang dalam tumpukan jerami selama 1 â 3 minggu yang disiram secara rutin setiap hari agar tidak kering. Atau dapat juga dilakukan dengan menutupnya dengan tanah tipis yang di bagian atasnya diberi jerami. Pemupukan awal dilakukan saat penanaman dengan pupuk kandang sebanyak 1 kg per lubang. Secara rutin dapat diberikan 1,5 â 2 bulan sekali dengan menggunakan pupuk kompos. Penyulaman dilakukan jika tidak ada tunas yang tumbuh. Dilakukan 2 â 3 bulan setelah tanam. Siangi gulma yang tumbuh di lahan penanaman dilakukan 1 â 3 bulan setelah penanaman. Ketika jahe berada pada usia kelima,umumnya diserang lalat rimpang. Tanaman yang diserang menunjukkan gejala layu dan kering. Dan rusaknya kulit rimpang. Tanaman yang terkena hama ini harus segera dicabut agar tidak menular pada tanaman yang lain.
Umumnya jahe dipanen setelah berusia anatara 8 â 10 bulan. Tandanya dapat dilihat dari penampilan daun yang telah mongering dan luruh ke tanah. Namun lebih didasari pada tujuan dan pemanfaatannya. Contohnya saja, rimpang jahe muda digunakan untuk asianan. Rimpang jehe tua untuk obat tradisional, rempah makanan, dan minuman.
Jahe (Zingiber officinale roxb), yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger. Tanaman jahe tumbuh berumpun dengan tinggi yang dapat mencapai satu meter. Memiliki batang semu, tidak bercabang, berbentuk bulat, tegak, dan tersusun dari lembaran pelepah daun. Batang berwarna hijau dengan pangkal batang berwarna kemerahan. Bunganya berbentuk tabung dan dilindungi oleh daun sebagai pelindung. Rimpang jahe bercabang dan tidak teratur. Kulit rimpang bersisik dan tersusun melingkar, berwarna kuning kecoklatan. Daging rimpang berwarna kuning, berserat, dan mengandung aroma.
Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, jahe dibagi menjadi tiga jenis, yaitu jahe putih atau kuning besar (jahe badak), jahe putih kecil (emprit), dan jahe merah. Bagian tanaman yang dipergunakan adalah rimpangnya. Karena dalam rimpang terdapat senyawa kimia yang mengandung rasa pedas (gingerol, zingeron, dan shogaol) dan karenanya tubuh terasa hangat setelah meminum rebusan air jahe.
Ramuan sederhana dari jahe untuk mengatasi batuk, demam, asma, masuk angin, dan pegal-pegal : Kupas , cuci, dan keprak jahe kering, berikan gula secukupnya, rebus dengan air, dan kemudian saring. Minumlah selagi masih hangat. Sangat dianjurkan untuk terus mengkonsumsi ramuan tersebut 1 jam sebelum makan, 1 hari 2 kali.
Mumbudidayakan tanaman jahe dapat dilakukan dengan tunas hasil pecahan rimpang dari tanaman (berusia 9 â 12 bulan), potong-potong sehingga berukuran 35 â 60 g dan memiliki dua mata tunas. Segera taburi abu gosok pada bekas luka sayatan agar tidak membusuk. Tunaskan rimpang dalam tumpukan jerami selama 1 â 3 minggu yang disiram secara rutin setiap hari agar tidak kering. Atau dapat juga dilakukan dengan menutupnya dengan tanah tipis yang di bagian atasnya diberi jerami. Pemupukan awal dilakukan saat penanaman dengan pupuk kandang sebanyak 1 kg per lubang. Secara rutin dapat diberikan 1,5 â 2 bulan sekali dengan menggunakan pupuk kompos. Penyulaman dilakukan jika tidak ada tunas yang tumbuh. Dilakukan 2 â 3 bulan setelah tanam. Siangi gulma yang tumbuh di lahan penanaman dilakukan 1 â 3 bulan setelah penanaman. Ketika jahe berada pada usia kelima,umumnya diserang lalat rimpang. Tanaman yang diserang menunjukkan gejala layu dan kering. Dan rusaknya kulit rimpang. Tanaman yang terkena hama ini harus segera dicabut agar tidak menular pada tanaman yang lain.
Umumnya jahe dipanen setelah berusia anatara 8 â 10 bulan. Tandanya dapat dilihat dari penampilan daun yang telah mongering dan luruh ke tanah. Namun lebih didasari pada tujuan dan pemanfaatannya. Contohnya saja, rimpang jahe muda digunakan untuk asianan. Rimpang jehe tua untuk obat tradisional, rempah makanan, dan minuman.
Sabtu, 22 November 2008
Bilal bin Rabah r.a.
Lahir dan pertumbuhannya:
Beliau lahir di Mekah, sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Bilal tumbuh di Mekah sebagai seorang hamba sahaya milik anak-anak yatim keluarga Bani Abdud Dar yang berada di bawah asuhan Umaiyah bin Khalaf.
Pada saat datangnya Islam, Bilal termasuk dalam kelompok yang pertama-tama memeluk Islam. Dia memeluk Islam pada saat di atas permukaan bumi hanya ada segelintir pemeluk Islam. Yaitu; Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar Sidik, Ali bin Abi Talib, Ammar bin Yasir dan ibunya; Sumaiyah, Shuhaib Ar-Rumi dan Miqdad bin Aswad.
Kesabarannya ketika disiksa:
Bilal adalah salah seorang sahabat Nabi yang paling banyak merasakan siksa dan kekerasan kaum musyrikin Quraisy. Para pemeluk Islam saat itu, rata-rata mempunyai pelindung dari keluarga mereka kecuali dia, Ammar bin Yasir beserta bapak dan ibunya, dan Shuhaib. Karenanya mereka ini banyak menjadi sasaran kesewenang-wenangan kaum musyrikin Quraisy.
Pada suatu hari, ketika matahari di atas kepala dan pasir Mekah seolah mendidih karena sangat panasnya, Umaiyah bin Khalaf dan sekelompok kaum musyrikin melepas bajunya, lalu memakaikan baju besi dan menjemurnya di terik matahari. Selama itu tidak henti-hentinya dia dicambuki dan disuruh mencela Nabi Muhammad saw.
Tetapi selama itu juga, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Bilal kecuali, “Yang Mahaesa! Yang Mahaesa!” Bila mereka sudah lelah menyiksanya, Umaiyah mengikat lehernya dengan tali besar lalu menyerahkannya kepada anak- anak untuk mereka seret berkeliling kota Mekah.
Setelah itu Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar Sidik ra. setelah dia beli seharga 9 uqiah emas (1 uqiah = 31, 7475). Umaiyah bin Khalaf menjualnya mahal, dengan harapan Abu Bakar enggan membelinya, padahal dalam hatinya dia mengatakan, “Jika dia membelinya 1 uqiah pun akan saya jual.” Sebaliknya Abu Bakar juga mengatakan dalam hati, “Jika tidak mau menjualnya di bawah harga 100 uqiah pun akan saya beli.”
Hal itu membuat Bilal gembira sekali. Dia memulai fase hidup baru. Di kemudian hari dia ikut hijrah ke Madinah bersama kaum Muslimin yang lain.
Kelebihan-kelebihannya:
Muazin Rasul saw. sepanjang hidup beliau. Suatu ketika, setelah Nabi wafat, dia mengumandangkan azan, tetapi setelah sampai pada kata-kata, “Asyhadu anna Muahammadan Rasulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah)” dia menangis terisak-isak dan meminta kepada Abu Bakar agar dibebaskan dari tugas itu. Dia tidak mampu lagi melakukannya setelah Nabi tidak ada.
Bilal termasuk anggota delegasi dakwah Muslimin pertama yang berangkat ke Syam, dia menetap di Darya (dekat Damaskus) hingga Umar bin Khatab datang ke Damaskus dan menyuruhnya untuk mengumandangkan azan kembali. Umar sangat mencintai dan menghormatinya, dia pernah mengatakan, “Abu Bakar tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal).” Setelah suara azan Bilal mengumandang Umar dan seluruh yang hadir menangis terisak-isak. Mereka teringat saat-saat mendengarkan suara itu pada saat Nabi masih hidup.
Wafatnya:
Bilal berpulang ke rahmatullah setelah pada hari-hari akhirnya mengulang-ulang kata-kata, ?Besok kita akan bertemu dengan para kekasih (Muhammad dan para sahabatnya)?. Semoga Allah meridai dan memberinya pahala yang baik atas sumbangan yang dia persembahkan kepada Islam.
Beliau lahir di Mekah, sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Bilal tumbuh di Mekah sebagai seorang hamba sahaya milik anak-anak yatim keluarga Bani Abdud Dar yang berada di bawah asuhan Umaiyah bin Khalaf.
Pada saat datangnya Islam, Bilal termasuk dalam kelompok yang pertama-tama memeluk Islam. Dia memeluk Islam pada saat di atas permukaan bumi hanya ada segelintir pemeluk Islam. Yaitu; Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar Sidik, Ali bin Abi Talib, Ammar bin Yasir dan ibunya; Sumaiyah, Shuhaib Ar-Rumi dan Miqdad bin Aswad.
Kesabarannya ketika disiksa:
Bilal adalah salah seorang sahabat Nabi yang paling banyak merasakan siksa dan kekerasan kaum musyrikin Quraisy. Para pemeluk Islam saat itu, rata-rata mempunyai pelindung dari keluarga mereka kecuali dia, Ammar bin Yasir beserta bapak dan ibunya, dan Shuhaib. Karenanya mereka ini banyak menjadi sasaran kesewenang-wenangan kaum musyrikin Quraisy.
Pada suatu hari, ketika matahari di atas kepala dan pasir Mekah seolah mendidih karena sangat panasnya, Umaiyah bin Khalaf dan sekelompok kaum musyrikin melepas bajunya, lalu memakaikan baju besi dan menjemurnya di terik matahari. Selama itu tidak henti-hentinya dia dicambuki dan disuruh mencela Nabi Muhammad saw.
Tetapi selama itu juga, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Bilal kecuali, “Yang Mahaesa! Yang Mahaesa!” Bila mereka sudah lelah menyiksanya, Umaiyah mengikat lehernya dengan tali besar lalu menyerahkannya kepada anak- anak untuk mereka seret berkeliling kota Mekah.
Setelah itu Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar Sidik ra. setelah dia beli seharga 9 uqiah emas (1 uqiah = 31, 7475). Umaiyah bin Khalaf menjualnya mahal, dengan harapan Abu Bakar enggan membelinya, padahal dalam hatinya dia mengatakan, “Jika dia membelinya 1 uqiah pun akan saya jual.” Sebaliknya Abu Bakar juga mengatakan dalam hati, “Jika tidak mau menjualnya di bawah harga 100 uqiah pun akan saya beli.”
Hal itu membuat Bilal gembira sekali. Dia memulai fase hidup baru. Di kemudian hari dia ikut hijrah ke Madinah bersama kaum Muslimin yang lain.
Kelebihan-kelebihannya:
Muazin Rasul saw. sepanjang hidup beliau. Suatu ketika, setelah Nabi wafat, dia mengumandangkan azan, tetapi setelah sampai pada kata-kata, “Asyhadu anna Muahammadan Rasulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah)” dia menangis terisak-isak dan meminta kepada Abu Bakar agar dibebaskan dari tugas itu. Dia tidak mampu lagi melakukannya setelah Nabi tidak ada.
Bilal termasuk anggota delegasi dakwah Muslimin pertama yang berangkat ke Syam, dia menetap di Darya (dekat Damaskus) hingga Umar bin Khatab datang ke Damaskus dan menyuruhnya untuk mengumandangkan azan kembali. Umar sangat mencintai dan menghormatinya, dia pernah mengatakan, “Abu Bakar tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal).” Setelah suara azan Bilal mengumandang Umar dan seluruh yang hadir menangis terisak-isak. Mereka teringat saat-saat mendengarkan suara itu pada saat Nabi masih hidup.
Wafatnya:
Bilal berpulang ke rahmatullah setelah pada hari-hari akhirnya mengulang-ulang kata-kata, ?Besok kita akan bertemu dengan para kekasih (Muhammad dan para sahabatnya)?. Semoga Allah meridai dan memberinya pahala yang baik atas sumbangan yang dia persembahkan kepada Islam.
Jumat, 21 November 2008
Cara Membedakan Madu yang Asli dan Palsu
Madu banyak dikonsumsi orang untuk mencegah penyakit. Biasanya dikonsumsi 1 hingga 2 kali sehari sebanyak satu sendok makan.
Namun bagaimana cara mengetahui madu yang asli dan yang palsu?
• Mencampurnya dengan kuning telur
Campurkan dua sendok makan madu dengan kuning telur, lalu kocok. Jika kuning telur tampak mengkristal seperti matang, maka madu Anda asli.
• Kocok madu dalam botol
Madu yang asli jika dikocok akan berbusa. Busa dan udara yang terbentuk akan naik dan menekan tutup botol sehingga ketika tutup botol dibuka akan terdengar suara letupan kecil.
• Teteskan madu pada kertas koran
Jika madu yang Anda miliki adalah madu yang asli, tidak mudah diserap kertas, karena kadar air yang terkandung di dalam madu asli lebih rendah dibandingkan madu palsu.
• Madu asli memiliki rasa lebih asam
Madu yang palsu memiliki rasa lebih manis karena ditambahkan gula, sehingga akan dikerubungi oleh semut jika dibiarkan dalam keadaan terbuka.
Namun bagaimana cara mengetahui madu yang asli dan yang palsu?
• Mencampurnya dengan kuning telur
Campurkan dua sendok makan madu dengan kuning telur, lalu kocok. Jika kuning telur tampak mengkristal seperti matang, maka madu Anda asli.
• Kocok madu dalam botol
Madu yang asli jika dikocok akan berbusa. Busa dan udara yang terbentuk akan naik dan menekan tutup botol sehingga ketika tutup botol dibuka akan terdengar suara letupan kecil.
• Teteskan madu pada kertas koran
Jika madu yang Anda miliki adalah madu yang asli, tidak mudah diserap kertas, karena kadar air yang terkandung di dalam madu asli lebih rendah dibandingkan madu palsu.
• Madu asli memiliki rasa lebih asam
Madu yang palsu memiliki rasa lebih manis karena ditambahkan gula, sehingga akan dikerubungi oleh semut jika dibiarkan dalam keadaan terbuka.
Rabu, 19 November 2008
Hamzah bin Abdul Muthalib
Thabarani telah mengeluarkan dari Al-Harits At-Taimi dia berkata: Adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib r.a. pada hari pertempuran di Badar membuat tanda dengan bulu burung Na'amah (Bangau). Sesudah selesai peperangan, maka seorang dari kaum Musyrikin bertanya: Siapa orang yang bertanda dengan bulu burung Na'amah itu?
Maka orang berkata: Dialah Hamzah bin Abdul Mutthalib. Sahut orang itu lagi: Dialah orang yang banyak mepermalukan kita di dalam peperangan itu. (Majma'uz Zawa'id 6:81)
Bazzar mengeluarkan dari Abdul Rahman bin Auf ra. dia berkata: Bertanya Umaiyah bin Khalaf kepadanya: Hai Abdullah! Siapa orang yang memakai bulu burung Na'amah di dadanya pada perang Badar itu?
Jawabku: Dia itu paman Muhammad, dialah Hamzah bin Abdul Mutthalib ra.
Berkata lagi Umaiyah bin Khalaf: Dialah orang yang banyak mempermalukan kita dengan senjatanya sehingga dia dapat membunuh banyak orang di antara kita. (Majma'uz Zawa'id 6:81)
Hakim telah mengeluarkan dari Sabir bin Abdullah ra. dia berkata: Rasulullah SAW mencari-cari Hamzah pada hari Ubud setelah selesai peperangan, dan setelah semua orang berkumpul di sisinya: Di mana Hamzah? Maka salah seorang di situ menjawab: Tadi, saya lihat dia berperang di bawah pohon di sana, dia terus menerus mengatakan: Aku singa Allah, dan singa RasulNya! Ya Allah, ya Tuhanku! Aku mencuci tanganku dari apa yang dibawa oleh mereka itu, yakni Abu Sufyan bin Harb dan tentera Quraisy. Dan aku memohon uzur kepadamu dari apa yang dibuat oleh mereka itu dan kekalahan mereka, yakni tentera Islam yang melarikan diri! Lalu Rasulullah SAW pun menuju ke tempat itu, dan didapati Hamzah telah gugur. Sewaktu Beliau melihat dahinya, Beliau menangis, dan melihat mayatnya dicincang-cincang, Beliau menarik nafas panjang. Kemudian Beliau berkata: Tidak ada kain kafan buatnya?! Maka segeralah seorang dari kaum Anshar membawakan kain kafan untuknya. Berkata Jabir seterusnya, bahwa Rasulullah SAW telah berkata: Hamzah adalah penghulu semua orang syahid nanti di sisi Allah pada hari kiamat. (Hakim 3:199)
Ibnu Ishak telah mengeluarkan dari Ja'far bin Amru bin Umaiyah Adh-Dhamri, dia berkata: Aku keluar bersama Abdullah bin Adiy bin Al-Khiyar pada zaman Mu'awiyah ra... dan disebutkan ceritanya hingga kami duduk bersama Wahsyi (pembunuh Hamzah ra.), maka kami berkata kepadanya: Kami datang ini untuk mendengar sendiri darimu, bagaimana engkau membunuh Hamzah ra. Wahsyi bercerita: Aku akan memberitahu kamu berdua, sebagaimana aku telah memberitahu dahulu kepada Rasulullah SAW ketika Beliau bertanya ceritanya dariku.
Pada mulanya, aku ini adalah hamba kepada Jubair bin Muth'im, dan pamannya yang bernama Thu'aimah bin Adiy telah mati terbunuh di perang Badar. Pada saat kaum Quraisy keluar untuk berperang di Uhud, Jubair berkata kepadaku: Jika engkau dapat membunuh Hamzah, paman Muhammad untuk menuntut balas kematian pamanku di Badar, engkau akan aku merdekakan. Begitu tentara Quraisy keluar ke medan Uhud, aku turut keluar bersama mereka. Aku seorang Habsyi yang memang mahir untuk melempar pisau , dan sebagaimana biasanya orang Habsyi, jarang-jarang tidak mengenai sasaran apabila melempar. Apabila kedua belah pihak bertempur di medan Uhud itu, aku keluar mencari-cari Hamzah untuk kujadikan sasaranku, hingga aku melihatnya di antara orang yang bertarung, seolah-olahnya dia unta yang mengamuk, terus memukul dengan pedangnya segala apa yang datang menyerangnya, tiada seorang pun yang dapat melawannya. Aku pun bersiap untuk menjadikannya sasaranku. Aku lalu bersembunyi di balik batu berdekatan dengan pohon yang dia sedang bertarung, sehingga sewaktu dia datang berdekatan denganku, mudahlahlah aku melemparkan pisau racunku itu.
Tatkala dia dalam keadaan begitu, tiba-tiba datang menyerangnya Sibak bin Abdul Uzza. Hamzah melihat Sibak datang kepadanya, lalu dia berteriak: Ayo ke sini, siapa yang mau mencari mati! Disabetnya dengan sekali ayunan kepalanya berguling di tanah. Maka pada ketika itulah, aku terus mengacung-acungkan pisau bengkokku itu, dan saat aku rasa sudah tepat sasaranku, aku pun melemparkannya ke Hamzah mengenai bawah perutnya terus rnenembu bawah selangkangnya. Dia mencoba menerkamku, tetapi dia sudah tidak berdaya lagi, aku lalu meninggalkannya di situ hingga dia mati. Kemudian aku kembali lagi untuk mengambil pisau bengkokku itu, dan aku membawanya ke perkemahan kami. Aku duduk di situ menunggu, dan aku tidak punya tujuan yang lain, kecuali membunuh Hamzah agar aku dapat dimerdekakan oleh tuanku.
Kami kembali ke Makkah, seperti yang dijanjikan oleh tuanku, aku dimerdekakan. Aku terus tinggal di Makkah. Dan apabila kota Makkah ditaklukkan oleh Rasulullah SAW aku pun melarikan diri ke Tha'if dan menetap di sana. Ketika rombongan orang-orang Tha'if bersiap-siap hendak menemui Rasulullah SAW untuk memeluk Islam, aku merasa serba salah tidak tahu ke mana harus melarikan diri. Aku berfikir, apakah aku harus melarikan diri ke Syam, atau ke Yaman, ataupun ke negeri-negeri lainnya, sampai kapan aku akan menjadi orang buruan?! Demi Allah, aku merasakan diriku susah sekali.
Tiba-tiba ada orang yang datang kepadaku memberi nasehat: Apa yang engkau takutkan? Muhammad tidak membunuh orang yang masuk ke dalam agamanya, dan menyaksikan syahadat kebenaran! Aku tidak punya jalan lain kecuali menerima nasehat itu. Aku pun menuju ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW. Tanpa diduga tiba-tiba Beliau melihatku berdiri di hadapannya menyaksikan syahadat kebenaran itu. Beliau lalu menoleh kepadaku seraya berkata: Apakah engkau ini Wahsyi? Jawabku: Saya, wahai Rasulullah! Beliau berkata lagi: Duduklah! Ceritakanlah bagaimana engkau rnembunuh Hamzah?! Aku lalu menceritakan kepadanya seperti aku menceritakan sekarang kepada kamu berdua.
Setelah selesai bercerita, Beliau berkata kepadaku: Awas! Jangan lagi engkau datang menunjukkan wajahmu kepadaku! Karena itu aku terus-menerus menjauhkan diri dari Rasulullah SAW supaya Beliau tidak melihat wajahku lagi, sehinggalah Beliau wafat meninggalkan dunia ini. Kemudian saat kaum Muslimin keluar untuk berperang dengan Musailimah Al-Kazzab, pemimpin kaum murtad di Yamamah, aku turut keluar untuk berperang melawannya. Aku bawa pisau bengkok yang membunuh Hamzah itu. Ketika orang-orang sedang bertempur, aku mencuri-curi masuk dan aku lihat Musailimah sedang berdiri dan di tangannya pedang yang terhunus, maka aku pun membuat persiapan untuk melemparnya dan di sebelahku ada seorang dari kaum Anshar yang sama tujuan denganku. Aku terus mengacung-acungkan pisau itu ke arahnya, dan setelah aku rasa bidikanku sudah cukup tepat, aku pun melemparkannya, dan mengenainya, lalu orang Anshar itu menghabisi hidupnya dengan pedangnya. Aku sendiri tidak memastikan siapa yang membunuh Musailimah itu, apakah pisau bengkokku itu, ataupun pedang orang Anshar tadi, hanya Tuhan sajalah yang lebih mengetahui. Jika aku yang membunuhnya, maka dengan demikian aku telah membunuh orang yang terbaik pada masa hidup Rasulullah SAW dan aku juga membunuh orang yang paling jahat sesudah masa Beliau. (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:18)
Bukhari telah mengeluarkan dari Ja'far bin Amru sebagaimana cerita yang sebelumnya, ketika orang ramai berbaris untuk berperang, keluarlah Sibak bin Abdul Uzza sambil berteriak: Siapa yang akan melawanku? Hamzah pun datang untuk melawannya, lalu Hamzah berkata kepadanya: Hai Sibak! Hai putera Ummi Anmar, tukang sunnat orang perempuan! Apakah engkau hendak melawan Allah dan RasulNya? Hamzah lalu menghantamnya dengan suatu pukulan yang keras menghabisinya.
[islamuda.com]
Maka orang berkata: Dialah Hamzah bin Abdul Mutthalib. Sahut orang itu lagi: Dialah orang yang banyak mepermalukan kita di dalam peperangan itu. (Majma'uz Zawa'id 6:81)
Bazzar mengeluarkan dari Abdul Rahman bin Auf ra. dia berkata: Bertanya Umaiyah bin Khalaf kepadanya: Hai Abdullah! Siapa orang yang memakai bulu burung Na'amah di dadanya pada perang Badar itu?
Jawabku: Dia itu paman Muhammad, dialah Hamzah bin Abdul Mutthalib ra.
Berkata lagi Umaiyah bin Khalaf: Dialah orang yang banyak mempermalukan kita dengan senjatanya sehingga dia dapat membunuh banyak orang di antara kita. (Majma'uz Zawa'id 6:81)
Hakim telah mengeluarkan dari Sabir bin Abdullah ra. dia berkata: Rasulullah SAW mencari-cari Hamzah pada hari Ubud setelah selesai peperangan, dan setelah semua orang berkumpul di sisinya: Di mana Hamzah? Maka salah seorang di situ menjawab: Tadi, saya lihat dia berperang di bawah pohon di sana, dia terus menerus mengatakan: Aku singa Allah, dan singa RasulNya! Ya Allah, ya Tuhanku! Aku mencuci tanganku dari apa yang dibawa oleh mereka itu, yakni Abu Sufyan bin Harb dan tentera Quraisy. Dan aku memohon uzur kepadamu dari apa yang dibuat oleh mereka itu dan kekalahan mereka, yakni tentera Islam yang melarikan diri! Lalu Rasulullah SAW pun menuju ke tempat itu, dan didapati Hamzah telah gugur. Sewaktu Beliau melihat dahinya, Beliau menangis, dan melihat mayatnya dicincang-cincang, Beliau menarik nafas panjang. Kemudian Beliau berkata: Tidak ada kain kafan buatnya?! Maka segeralah seorang dari kaum Anshar membawakan kain kafan untuknya. Berkata Jabir seterusnya, bahwa Rasulullah SAW telah berkata: Hamzah adalah penghulu semua orang syahid nanti di sisi Allah pada hari kiamat. (Hakim 3:199)
Ibnu Ishak telah mengeluarkan dari Ja'far bin Amru bin Umaiyah Adh-Dhamri, dia berkata: Aku keluar bersama Abdullah bin Adiy bin Al-Khiyar pada zaman Mu'awiyah ra... dan disebutkan ceritanya hingga kami duduk bersama Wahsyi (pembunuh Hamzah ra.), maka kami berkata kepadanya: Kami datang ini untuk mendengar sendiri darimu, bagaimana engkau membunuh Hamzah ra. Wahsyi bercerita: Aku akan memberitahu kamu berdua, sebagaimana aku telah memberitahu dahulu kepada Rasulullah SAW ketika Beliau bertanya ceritanya dariku.
Pada mulanya, aku ini adalah hamba kepada Jubair bin Muth'im, dan pamannya yang bernama Thu'aimah bin Adiy telah mati terbunuh di perang Badar. Pada saat kaum Quraisy keluar untuk berperang di Uhud, Jubair berkata kepadaku: Jika engkau dapat membunuh Hamzah, paman Muhammad untuk menuntut balas kematian pamanku di Badar, engkau akan aku merdekakan. Begitu tentara Quraisy keluar ke medan Uhud, aku turut keluar bersama mereka. Aku seorang Habsyi yang memang mahir untuk melempar pisau , dan sebagaimana biasanya orang Habsyi, jarang-jarang tidak mengenai sasaran apabila melempar. Apabila kedua belah pihak bertempur di medan Uhud itu, aku keluar mencari-cari Hamzah untuk kujadikan sasaranku, hingga aku melihatnya di antara orang yang bertarung, seolah-olahnya dia unta yang mengamuk, terus memukul dengan pedangnya segala apa yang datang menyerangnya, tiada seorang pun yang dapat melawannya. Aku pun bersiap untuk menjadikannya sasaranku. Aku lalu bersembunyi di balik batu berdekatan dengan pohon yang dia sedang bertarung, sehingga sewaktu dia datang berdekatan denganku, mudahlahlah aku melemparkan pisau racunku itu.
Tatkala dia dalam keadaan begitu, tiba-tiba datang menyerangnya Sibak bin Abdul Uzza. Hamzah melihat Sibak datang kepadanya, lalu dia berteriak: Ayo ke sini, siapa yang mau mencari mati! Disabetnya dengan sekali ayunan kepalanya berguling di tanah. Maka pada ketika itulah, aku terus mengacung-acungkan pisau bengkokku itu, dan saat aku rasa sudah tepat sasaranku, aku pun melemparkannya ke Hamzah mengenai bawah perutnya terus rnenembu bawah selangkangnya. Dia mencoba menerkamku, tetapi dia sudah tidak berdaya lagi, aku lalu meninggalkannya di situ hingga dia mati. Kemudian aku kembali lagi untuk mengambil pisau bengkokku itu, dan aku membawanya ke perkemahan kami. Aku duduk di situ menunggu, dan aku tidak punya tujuan yang lain, kecuali membunuh Hamzah agar aku dapat dimerdekakan oleh tuanku.
Kami kembali ke Makkah, seperti yang dijanjikan oleh tuanku, aku dimerdekakan. Aku terus tinggal di Makkah. Dan apabila kota Makkah ditaklukkan oleh Rasulullah SAW aku pun melarikan diri ke Tha'if dan menetap di sana. Ketika rombongan orang-orang Tha'if bersiap-siap hendak menemui Rasulullah SAW untuk memeluk Islam, aku merasa serba salah tidak tahu ke mana harus melarikan diri. Aku berfikir, apakah aku harus melarikan diri ke Syam, atau ke Yaman, ataupun ke negeri-negeri lainnya, sampai kapan aku akan menjadi orang buruan?! Demi Allah, aku merasakan diriku susah sekali.
Tiba-tiba ada orang yang datang kepadaku memberi nasehat: Apa yang engkau takutkan? Muhammad tidak membunuh orang yang masuk ke dalam agamanya, dan menyaksikan syahadat kebenaran! Aku tidak punya jalan lain kecuali menerima nasehat itu. Aku pun menuju ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW. Tanpa diduga tiba-tiba Beliau melihatku berdiri di hadapannya menyaksikan syahadat kebenaran itu. Beliau lalu menoleh kepadaku seraya berkata: Apakah engkau ini Wahsyi? Jawabku: Saya, wahai Rasulullah! Beliau berkata lagi: Duduklah! Ceritakanlah bagaimana engkau rnembunuh Hamzah?! Aku lalu menceritakan kepadanya seperti aku menceritakan sekarang kepada kamu berdua.
Setelah selesai bercerita, Beliau berkata kepadaku: Awas! Jangan lagi engkau datang menunjukkan wajahmu kepadaku! Karena itu aku terus-menerus menjauhkan diri dari Rasulullah SAW supaya Beliau tidak melihat wajahku lagi, sehinggalah Beliau wafat meninggalkan dunia ini. Kemudian saat kaum Muslimin keluar untuk berperang dengan Musailimah Al-Kazzab, pemimpin kaum murtad di Yamamah, aku turut keluar untuk berperang melawannya. Aku bawa pisau bengkok yang membunuh Hamzah itu. Ketika orang-orang sedang bertempur, aku mencuri-curi masuk dan aku lihat Musailimah sedang berdiri dan di tangannya pedang yang terhunus, maka aku pun membuat persiapan untuk melemparnya dan di sebelahku ada seorang dari kaum Anshar yang sama tujuan denganku. Aku terus mengacung-acungkan pisau itu ke arahnya, dan setelah aku rasa bidikanku sudah cukup tepat, aku pun melemparkannya, dan mengenainya, lalu orang Anshar itu menghabisi hidupnya dengan pedangnya. Aku sendiri tidak memastikan siapa yang membunuh Musailimah itu, apakah pisau bengkokku itu, ataupun pedang orang Anshar tadi, hanya Tuhan sajalah yang lebih mengetahui. Jika aku yang membunuhnya, maka dengan demikian aku telah membunuh orang yang terbaik pada masa hidup Rasulullah SAW dan aku juga membunuh orang yang paling jahat sesudah masa Beliau. (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:18)
Bukhari telah mengeluarkan dari Ja'far bin Amru sebagaimana cerita yang sebelumnya, ketika orang ramai berbaris untuk berperang, keluarlah Sibak bin Abdul Uzza sambil berteriak: Siapa yang akan melawanku? Hamzah pun datang untuk melawannya, lalu Hamzah berkata kepadanya: Hai Sibak! Hai putera Ummi Anmar, tukang sunnat orang perempuan! Apakah engkau hendak melawan Allah dan RasulNya? Hamzah lalu menghantamnya dengan suatu pukulan yang keras menghabisinya.
[islamuda.com]
Selasa, 18 November 2008
Apa Itu Radikal Bebas?
Radikal bebas adalah molekul-molekul tidak stabil yang mampu menyerang dan merusak sel-sel yang sehat. Radikal bebas bisa berasal dari dalam tubuh maupun lingkungan.
Di dalam tubuh, setiap proses sel normal yang melibatkan oksigen akan menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas sangat mudah terikat dan menyerang lemak, karbohidrat, protein, enzim dan DNA.
Dari lingkungan sekitar, radikal bebas bisa berasal dari:
> Polusi udara (asap rokok, kendaraan bermotor)
> Radiasi ultraviolet (sinar matahari, sinar X)
> Olahraga berlebihan
> Bahan racun dalam pestisida, insektisida, atau bahan cat perabot rumah tangga
> Makanan berlemak (makanan olahan, makanan yang digoreng, dipanggang)
> Alkohol dan kopi
> Stres berlebihan
Bagaimana cara melawan radikal bebas?
Bahan kimia yang digunakan untuk mencegah atau memperlambat kerusakan akibat radikal bebas adalah antioksidan. Sebetulnya tubuh sendiri secara alami menghasilkan antioksidan dalam bentuk enzim, tetapi jumlahnya tidak memadai sehingga tidak mampu menghadapi serangan radikal bebas yang jumlahnya semakin menumpuk. Oleh karena itu, tubuh memerlukan antioksidan dari luar dalam bentuk vitamin dan mineral yang bisa diperoleh dari makanan ataupun suplemen. Antioksidan yang sudah banyak dikenal adalah vitamin A (juga prekursor-nya yaitu beta karoten), vitamin C, vitamin E dan mineral Selenium.
Di dalam tubuh, setiap proses sel normal yang melibatkan oksigen akan menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas sangat mudah terikat dan menyerang lemak, karbohidrat, protein, enzim dan DNA.
Dari lingkungan sekitar, radikal bebas bisa berasal dari:
> Polusi udara (asap rokok, kendaraan bermotor)
> Radiasi ultraviolet (sinar matahari, sinar X)
> Olahraga berlebihan
> Bahan racun dalam pestisida, insektisida, atau bahan cat perabot rumah tangga
> Makanan berlemak (makanan olahan, makanan yang digoreng, dipanggang)
> Alkohol dan kopi
> Stres berlebihan
Bagaimana cara melawan radikal bebas?
Bahan kimia yang digunakan untuk mencegah atau memperlambat kerusakan akibat radikal bebas adalah antioksidan. Sebetulnya tubuh sendiri secara alami menghasilkan antioksidan dalam bentuk enzim, tetapi jumlahnya tidak memadai sehingga tidak mampu menghadapi serangan radikal bebas yang jumlahnya semakin menumpuk. Oleh karena itu, tubuh memerlukan antioksidan dari luar dalam bentuk vitamin dan mineral yang bisa diperoleh dari makanan ataupun suplemen. Antioksidan yang sudah banyak dikenal adalah vitamin A (juga prekursor-nya yaitu beta karoten), vitamin C, vitamin E dan mineral Selenium.
Minggu, 16 November 2008
Ja'far bin Abi Thalib
Di kalangan Bani Abdi Manaf ada lima orang yang sangat mirip dengan Rasulullah saw. sehingga seringkali orang salah menerka. Mereka itu adalah:
Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Muthallib, anak paman Nabi saw. sekaligus sebagai saudara sesusuannya.
Qutsam Ibnul Abbas bin Abdul Muthallib, anak paman Nabi saw.
Saib bin Ubaid bin Abdi Yazin bin Hasyim, kakek Syafi'i r.a.
Ja'far bin Abi Thalib, yaitu saudara Ali bin Abi Thalib.
Hasan bin Ali Bin Abi Thalib, cucu Rasulullah saw. Beliau ini paling mirip dengan Nabi saw. di antara mereka berlima.
Marilah sekarang kita melihat sisi kehidupan Ja'far bin Abi Thalib. Abi Thalib termasuk bangsawan Quraisy dan mempunyai kedudukan terpandang dalam masyarakat. Namun, kehidupannya susah dan tanggungannya banyak. Ia pernah mengalami keadaan sangat kritis saat kemarau panjang. Tanaman mati karena kekeringan dan banyak orang terpaksa memakan bangkai. Di saat paceklik seperti ini, biasanya tidak ada yang menaruh perhatian untuk meringankan beban Abu Thalib di kalangan Bani Hasyim selain Abbas dan Muhammad bin Abdullah.
Muhammad berkata kepada Abbas, "Wahai paman, saudara paman (yaitu Abu Thalib) memiliki tanggungan yang sangat banyak. Sebagaimana yang paman saksikan, seluruh masyarakat kini sedang ditimpa musibah berupa kemarau panjang dan paceklik yang mengakibatkan banyak orang kelaparan. Marilah kita pergi ke rumah Abu Thalib, saudara paman. Kita ambil alih sebagian tanggungannya untuk meringankan beban keluarganya. Aku mengambil anaknya seorang, dan paman mengambil pula anaknya yang lain. Agaknya dengan begitu, cukup besar artinya untuk meringankan bebannya."
Abbas berkata, "Usulmu sangat bagus. Engkau betul-betul membangunkanku untuk kebajikan. Marilah kita pergi."
Mereka pun pergi ke rumah Abu Thalib. Lalu berkata, "Kami datang hendak meringankan beban Anda yang berat. Izinkanlah kami membawa sebagaian anak-anakmu tinggal bersama kami sampai masa sulit yang mencekam seluruh masyarakat ini reda kembali."
Abu Thalib berkata, "Boleh saja, asal kalian tidak membawa Aqil." Aqil adalah anak laki-laki Abu Thalib yang tertua.
Muhammad bin Abdullah mengambil Ali bin Abi Thalib lalu digabungkannya dalam keluarganya. Sedangkan Abbas membawa Ja'far bin Abi Thalib dan digabungkannya pula dalam keluarganya. Ali tetap tinggal bersama Muhammad bin Abdullah sampai Allah mengutusnya menjadi rasul dengan agama yang hak. Dan, Ali tercatat sebagai pemuda yang pertama-tama masuk Islam.
Sementara Ja'far tinggal bersama paman Abbas hingga ia dewasa, lalu dia masuk Islam, dan tidak memerlukan bantuan Abbas lagi. Ja'far dan istrinya, Asma' bin Umais, menerjunkan dirinya dalam kendaraan Islam sejak dari awal. Keduanya menyatakan Islam di hadapan Abu Bakar Shiddiq r.a. sebelum Rasulullah saw. masuk ke rumah Al-Arqam. Pasangan suami istri Bani Hasyim yang muda belia ini tidak luput pula dari penyiksaan kaum kafir Quraisy, sebagaimana yang diderita kaum muslimin yang pertama-tama masuk Islam. Tetapi, suami istri ini bersabar menerima segala cobaan yang menimpanya, karena mereka tahu jalan ke surga bertabur duri dengan segala macam kesulitan dan kepedihan. Tetapi yang merisaukan mereka berdua adalah kaum Quraisy membatasi geraknya untuk menegakkan syiar Islam dan melarangnya untuk merasakan kelezatan ibadah. Karena itu, kaum Quraisy senantiasa mengamati gerak-gerik keduanya. Maka, Ja'far bin Abi Thalib beserta istrinya memohon izin kepada Rasulullah saw. untuk hijrah ke Habasyah bersama-sama dengan para sahabat lainnya. Dengan sedih hati Rasulullah saw. mengizinkannya. Sebaliknya, mereka dengan amat berat meninggalkan kampung halaman tempat mereka bermain pada waktu kecil dan waktu muda, tanpa suatu dosa yang mencemarkan, kecuali karena mereka mengucapkan kata-kata "Rabbunallaah" (Rab kami hanyalah Allah). Namun, mereka tidak berdaya untuk menangkis siksaan dan tekanan kaum Quraisy.
Kendaraan kaum muhajirin yang pertama-tama berangkat ke Habasyah di bawah pimpinan Ja'far bin Abi Thalib r.a. Mereka merasa lega di bawah perlindungan Najasyi, Raja Habasyah yang adil dan saleh. Sejak mereka masuk Islam itulah, mereka baru merasa aman, dapat menikmati kemanisan agama yang mereka anut, bebas dari rasa cemas dan ketakutan yang mengganggu dan yang menyebabkan mereka hijrah.
Namun, tidak berapa lama setelah kaum Quraisy mengetahui rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habasayah dan mendapat perlindungan raja Najasyi, dapat melaksanakan dinnya dengan tenang dan aman, kaum Quraisy pun terkejut dan khawatir. Mereka kemudian berunding untuk membunuh kaum muhajirin itu atau meminta mereka agar dimasukan penjara. Untuk itu marilah kita dengarkan Ummu Salamah (salah seorang muhajirat) menceritakan kisah nyata yang dilihat dan didengarnya sendiri.
Ummu Salamah berkata, "Manakala kami tiba di Habasyah, kami disambut dan bertemu dengan tetangga yang baik. Kami dapat melaksanakan agama kami dengan aman, dan beribadah kepada Allah tanpa mendapatkan siksaan atau gangguan yang tidak diinginkan.
Ketika kaum Quraisy mendengar berita tentang keadaan kami lebih baik, mereka segera berunding untuk mengacaukan kami. Lalu mereka mengutus dua orang diplomat ulung kepada Raja Najasyi, yaitu Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabiah dengan membawa persembahan sejumlah hadiah besar untuk Najasyi pribadi, dan untuk para pemuka agama (pendeta) mereka berupa barang-barang mewah dan antik dari Hijaz. Namun, mereka memutuskan untuk tidak memberikan kepada raja terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada para pendeta.
Tatkala kedua utusan itu tiba di Habasyah, mereka terlebih dahulu menemui pemuka agama yang terdekat dengan Najasyi dan memberikan hadiah untuk mereka. Kedua utusan itu berkata, "Telah datang ke negeri Anda, orang-orang bodoh kami. Mereka mengingkari agama nenek moyang dan memecah belah persatuan bangsa. Bila nanti kami berbicara dengan baginda raja, kami harap tuan-tuan dapat menolong kami supaya baginda raja sudi menyerahkan mereka kepada kami, tanpa menanyakan masalah agama, karena pemimpin rombongan mereka sangat pandai berbiara dan mengerti tentang agama yang mereka yakini."
"Baiklah," jawab pendeta itu.
Ummu Salamah meneruskan ceritanya, "Namun, apa yang mereka khawatirkan justru itulah yang terjadi. Raja Najasyi memangil salah seorang kami untuk didengar keterangannya."
Kedua utusan Quraisy menghadap Raja Najasyi dengan membawa persembahan bermacam-macam dan hadiah yang tak ternilai harganya. Baginda raja memuji dan mengagumi persembahan mereka.
Utusan Quraisy berkata, "Wahai paduka raja telah datang ke negara paduka orang-orang jahat bangsa kami. Mereka datang dengan membawa agama yang tidak pernah kami kenal dan juga belum pernah paduka kenal. Mereka keluar dari agama nenek moyang kami, tetapi tidak pula masuk ke dalam agama paduka. Kami diutus oleh bapak-bapak dan segenap famili untuk menjemput dan membawa mereka kembali pulang, mereka sangat pandai mengada-ada dan membuat fitnah.
Najasy melihat kepada para pendeta yang berada di sampingnya. Lalu mereka berkata, "Apa yang disampaikan kedua utusan itu memang benar, wahai paduka. Orang yang sebangsa dengan kaum pelarian itu lebih mengeri dan tahu tentang kejahatan mereka. Karena itu sebaiknyalah kaum pelarian itu dikembalikan saja kepada mereka. Terserah kepada mereka apa yang akan diperbuat sesudah itu."
Baginda raja marah mendengar jawaban dari para pendeta. "Tidak...! Demi Allah...! tidak seorang pun dari mereka akan saya serahkan sebelum saya memanggil mereka dan meminta keterangannya tentang tuduhan yang diberikan kepada mereka. Jika benar mereka orang jahat sebagaimana yang dituduhkan, maka mereka akan saya serahkan. Tetapi, jika tuduhan itu palsu, mereka akan saya lindungi dan akan saya jadikan tetanggaku yang baik selama mereka menghendaki," ucap Najasyi.
Selanjutnya, kata Ummu Salamah, "Najasyi memangil kami untuk menghadap kepadanya. Sebelum menghadap, terlebih dahulu kami bermusyawarah. Sebagian kami berkata, "Kita dipanggil menghadap baginda raja untuk diminta keterangannya tentang agama kita. Karena itu, kita tentukan saja seorang juru bicara untuk menjelaskan kepada beliau. Pilihan mereka jatuh kepada Ja'far bin Abi Thalib dan yang lainnya tidak diijinkan untuk berbicara."
Sesudah membuat keputusan, kami pergi menghadap baginda Raja Najasyi. Di dalam majlis raja telah hadir para pendeta pemuka agama. Mereka duduk di kanan kiri baginda. Masing-masing memakai pakaian kebesarannya, lengkap dengan jubah, kopiah dan memegang sebuah kitab di tangan mereka. Di samping para pendeta, kami melihat pula Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabiah.
Setelah duduk dengan tenang di dalam majlis, baginda raja menoleh kepada kami dan berkata, "Agama apakah yang tuan-tuan anut, sehingga tuan-tuan keluar dari agama bangsa tuan-tuan, tetapi tidak pula masuk ke dalam agama kami atau agama-agama lain yang telah ada?"
Maka tampillah Ja'far bin Abi Thalib menjawab, "Wahai paduka raja, dahulu kami memang bangsa yang bodoh. Kami menyembah berhala, memakan bangkai, berzina, mengerjakan segala pekerjaan keji, saling bermusuhan, tidak mempedulikan tetangga, dan yang kuat selalu memakan yang lemah. Begitulah keadaan kami dahulu sebelum Allah mengutus Rasul-Nya kepada kami. Kami mengenal benar kepribadian Rasul Allah itu. Turunnya, kebenaran setiap kata yang diucapkannya, kejujurannya, kesucian pribadinya yang tidak sedikit jua pun ternoda, dan seterusnya. Dia mengajak kami supaya memeluk agama Allah, mengesakan Allah, beribadah semata-mata kepada-Nya dan supaya meninggalkan agama kami yang lama, yaitu agama nenek moyang kami yang menyembah batu dan berhala. Bahkan dia menyuruh kami agar selalu berbicara benar, senantiasa memegang amanah, menghubungkan sillahturrahmi, bersikap baik kepada tetangga, menghentikan segala perbuatan terlarang, dan petumpahan darah. Dia juga melarang kami berzina dan melakukan segala perbutan keji, mengucapkan kata-kata kotor, memakan harta anak yatim, menuduh wanita baik-baik berbuat serong. Dia menyuruh kami beribadah kepada Allah saja, tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain-lain. Dia menyuruh kami menegakkan salat, membayar zakat, dan puasa bulan Ramadahan. Kami menerima bak segala perintah dan larangannya. Kami percaya sungguh kepadanya. Dan, kami patuhi segala yang diajarkan Allah kepadanya. Maka kami halalkan segala yang dikatakannya halal dan kami haramkan segala yang dikatakannya haram. Tetapi, wahai paduka raja! Sebagian bangsa kami memusuhi kami karenanya. Mereka menyiksa kami dengan siksaan berat agar kami keluar dari agama yang kami anut itu dan kembali kepada agama lama yang menyembah berhala. Maka tatkala penganiayaan dan penyiksaan mereka terhadap kami sudah demikian memuncak dan kami dihalang-halangi untuk terus melaksanakan ajaran agama kami, lalu kami keluar dari negeri kami dan memilih negeri paduka sebagai tempat kami mengungsi. Karena kami yakin paduka adalah tetangga yang baik dan tidak akan berlaku zalim kepada kami."
Najasyi berkata kepada Ja'far, "Dapatkah Anda membacakan salah satu ayat yang diajarkan Allah kepada nabi Anda?"
Ja'far menjawab, "Ya, tentu."
Najasyi berkata, "Coba bacakan kepada saya."
Ja'far membaca surat Maryam 1-4, yang artinya, "Kaaf Haa Yaa' 'Ain Shaad. Mengingat rahmat Rabmu kepada hamba-Nya Zakariya. Ketika ia berseru kepada Rabnya dengan suara perlahan-lahan. Dia berdo'a, "Wahai Rabku, sesungguhnya tulangku sudah lemah, dan kepalaku sudah beruban, dan aku belum pernah beruntung (bila) memohon kepada Engkau, wahai Rabku."
Baru saja Ja'far selesai membacakan ayat-ayat permulaan surat tesebut, Najasyi menangis sehingga jenggotnya basah oleh air mata. Begitu pula para pastor turut menangis sehingga kitab di tangan mereka basah demi mendengar kalam Allah tersebut.
Najasyi berkata kepada kami, "Sesungguhnya agama yang dibawa nabi tuan-tuan dan agama yang dibawa Nabi Isa berasal dari satu sumber."
Kemudian dia berpaling kepada Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabiah seraya berkata, "Pergilah kalian, demi Allah, saya tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian selama-lamanya."
Ummu Salamah selanjutnya berkata, "Ketika kami keluar dari majlis Najasyi, Amr bin Ash mengancam kami. Dia berkata kepada temannya, Abdullah bin Rabiah, "Demi Allah, besok akan saya datangi baginda raja. Akan saya katakan kepada baginda ucapan orang-orang ini yang pasti akan membuat hati baginda raja marah dan benci kepada mereka. Akan saya sebutkan kepada baginda secara tuntas kebusukan-kebusukan hati orang-orang ini."
"Ah, jangan! Bukankah mereka ini karib kerabat kita juga, sekalipun mereka berselisih paham dengan kita," kata Abdullah bin Rabiah.
Amr bin Ash berkata, "Biar saja, demi Allah, akan saya ceritakan kepada baginda besok. Demi Allah, akan saya ceritakan kepada baginda, bahwa orang-orang ini mengatakan Isa bin Maryam adalah hamba sahaya."
Keesokan harinya Amr bin Ash menghadap Raja Najasyi dan berkta, "Wahai paduka raja, orang-orang yang paduka lindungi memandang rendah Isa bin Maryam. Cobalah paduka panggil lagi dan bertanya kepada mereka."
Ummu Salamah melanjutkan ceritanya, "Setelah mengetahui tindakan Amr itu kami sungguh terpana. Kami tidak berpendirian begitu, jangankan pula untuk mengucapkan kata-kata yang menghina Nabi Isa bin Maryam. Lalu kami bermusyawarah tentang jawaban apa yang paling tepat mengenai persoalan itu, jika nanti baginda raja menanyakannya. Kami sepakat, "Demi Allah, kita tidak akan memberi jawaban melainkan dengan firman Allah. Kita tidak boleh keluar seujung kuku pun dari ajaran Nabi kita, dan harus senantiasa begitu."
Kemudian menunjuk kembali Ja'far bin Abi Thalib menjadi juru bicara. Ketika dipanggil baginda raja, kami pun datang menghadap. Kami dapati para pastor telah hadir seperti kemarin. Di samping mereka terlihat pula Amr bin Ash dan kawannya. Segera kami duduk di hadapan baginda, lalu ia bertanya kepada kami, "Bagaimana pendapat tuan-tuan tentang Isa bin Maryam?"
Ja'far berkata, "Kami mempercayainya sebagaimana diajarkan nabi kami."
Najasyi berkata, "Bagaimana ajaran nabi tuan-tuan mengenai beliau."
Ja'far menjawab, "Beliau bersabda, "Sesungguhnya Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, ruh-Nya, dan firman-Nya yang ditujukan kepada Maryam yang senantiasa perawan suci."
Mendengar jawaban Ja'far itu, Najasyi menepukkan tangannya ke lantai seraya berkata, "Demi Allah tidak berbeda seujung rambut pun ajaran Isa bin Maryam dengan ajaran nabi tuan-tuan."
Para pastor bernafas panjang, sebagai protes terhadap ucapan Najasyi. Lalu Najasyi berkata kepada para pendeta, "Sekalipun kalian mencemooh, pergilah kalian! Kalian percaya terhadap orang-orang yang telah menyogok dan mendatangkan malapetaka pada kalian. Demi Allah, saya tidak suka menerima emas walaupun sebesar gunung, tetapi mencelakai salah seorang kamu dengan suatu kejahatan. Kemudian Najasyi menengok kepada Amr bin Ash dan kawannya seraya berkata, "Kembalikan semua hadiah-hadiah yang dipersembahkan kedua orang ini, saya tidak butuh persembahan mereka."
Ummu Salamah melanjutkan ceritanya, "Amr bin Ash dan kawannya keluar dengan hati berkeping-keping dan sangat kecewa. Dia kalah total, mendapat kegagalan dan kekecewaan yang memalukan. Dan kami dibolehkan tetap tinggal di sisi Najasyi, di negeri yang baik dan penduduk yang berhati mulia pula."
Ja'far bin Abi Thalib beserta istri tinggal dengan aman dan tenang dalam perlindungan Najasyi yang ramah tamah itu selama sepuluh tahun.
Pada tahun ke tujuh hijrah, kedua suami isteri itu meninggalkan Habasyah dan hijrah ke Yatsrib. Kebetulan Rasulullah saw. baru saja pulang dari Khaibar. Beliau sangat gembira bertemu dengan Ja'far sehingga karena kegembiraannya beliau berkata, "Aku tidak tahu mana yang menyebabkan aku gembira, apakah karena kemenangan di Khaibar atau karena kedatangan Ja'far?"
Begitu pula kaum muslimin umumnya, terlebih fakir miskin, mereka juga bergembira dengan kedatangan Ja'far. Ja'far sangat penyantun dan banyak membela golongan duafa, sehinga dia digelari Abil Masakin (bapak orang-orang miskin).
Abu Hurairah bercerita tentang Ja'far. Ia berkata, "Orang yang paling baik kepada kami (golongan orang-orang miskin) ialah Ja'far bin Abi Thalib. Dia sering mengajak kami makan di rumahnya, lalu kami makan apa yang ada. Bila makanannya sudah habis, diberikannya kepada kami pancinya, lalu kami habiskan sampai dengan kerak-keraknya."
Belum begitu lama Ja'far tinggal di Madinah, pada awal tahun kedelapan hijriah Rasululalh saw. menyiapkan pasukan tentara untuk memerangi tentara Rum di Muktah. Beliau mengangkat Zaid bin Haritsah menjadi komandan pasukan.
Rasululalh saw. bersabda, "Jika Zaid tewas atau cidera, komandan digantikan Ja'far bin Abi Thalib. Seandainya Ja'far tewas atau cidera pula, dia digantikan Abdullah bin Rawahah. Dan, apabila Abdullah bin Rawahah cidera atau gugur pula, hendaklah kaum muslmin memilih pemimpin/komandan di antara mereka. "
Setelah pasukan sampai di Muktah, yaitu sebuah kota dekat Syam dalam wilayah Yordan, mereka mendapati tentara Rum telah siap menyambut kedatangan mereka dengan kekuatan 100.000 pasukan inti yang terlatih, berpengalaman, dan membawa persenjataan lengkap. Pasukan mereka juga terdiri dari 100 ribu milisi Nasrani Arab dari kabilah-kabilah Lakham, Judzam, Qudha'ah, dan lain-lain. Sementara, tentara kaum muslimin yang dipimpin Zaid bin Haritsah hanya berkekuatan 3000 tentara.
Begitu kedua pasukan yang tidak seimbang itu berhadap-hadapanan, pertempuran segera berkobar dengan hebatnya. Zaid bin Haritsah gugur sebagai syuhada ketika dia dan tentaranya sedang maju menyerbu ke tengah-tengah musuh.
Melihat Zaid jatuh, Ja'far segera melompat dari punggung kudanya yang kemerah-merahan, lalu dipukulnya kaki kuda itu dengan pedang, agar tidak dapat dimanfaatkan musuh selama-lamanya. Kemudian secepat kilat disambarnya bendera komando Rasulullah dari tangan Zaid, lalu diacungkan tinggi-tinggi sebagai tanda pimpinan kini beralih kepadanya. Dia maju ke tengah-tengah barisan musuh sambil mengibaskan pedang kiri dan kanan memukul rubuh setiap musuh yang mendekat kepadanya. Akhirnya musuh dapat mengepung dan mengeroyoknya. Sementara dia bersenandung menyanyikan sajak nan indah
Wahai ... surga nan nikmat sudah mendekat
Minuman segar, tercium harum
Tetapi engkau Rum ... Rum....
Menghampiri siksa
Di malam gelap gulita, jauh dari keluarga
Tugasku ... menggempurmu ....
Ja'far berputar-putar mengayunkan pedang di tengah-tengah musuh yang mengepungnya. Dia mengamuk menyerang musuh ke kanan dan kiri dengan hebat. Suatu ketika tangan kanannya terkena sabetan musuh sehingga buntung. Maka dipegannya bendera komando dengan tangan kirinya. Tangan kirinya putus pula terkena sabetan pedang musuh. Dia tidak gentar dan putus asa. Dipeluknya bendera komando ke dadanya dengan kedua lengan yang masih utuh. Tetapi, tidak berapa lama kemudian, kedua lengannya tinggal sepertiga saja dibuntung musuh. Secepat kilat Abdullah bin Rawahah merebut bendera komando dari komando Ja'far bin Abi Thalib. Pimpinan kini berada di tangan Abdullah bin Rawahah, sehingga akhirnya dia gugur pula sebagai syuhada', menyusul kedua sahabatnya yang telah syahid lebih dahulu.
Rasulullah saw. sangat sedih mendapat berita ketiga panglimanya gugur di medan tempur. Beliau pergi ke rumah Ja'far bin Abi Thalib anak pamannya. Didapatinya Asma', isteri Ja'far, sedang bersiap-siap menunggu kedatangan suaminya. Dia mengaduk adonan roti, merawat anak-anak, memandikan dan memakaikan baju mereka yang bersih.
Asma' bercerita, "Ketika Rasulullah mengunjungi kami, terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih. Hatiku cemas, tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang terjadi, karena aku takut mendengar berita buruk. Beliau memberi salam dan menanyakan anak-anak kami.
Beliau berkata, "Mana anak-anak Ja'far, suruh mereka ke sini."
Maka kupanggil mereka semua dan kusuruh menemui Rasulullah saw. Anak-anak berlompatan kegirangan mengetahui kedatangan beliau. Mereka berebutan untuk bersalaman kepada beliau. Beliau menengkurapkan mukanya kepada anak-anak sambil menciumi mereka penuh haru. Air mata beliau mengalir membasahi pipi mereka. Saya bertanya, "Ya Rasulullah, demi Allah, mengapa anda menangis? Apa yang terjadi dengan Ja'far dan kedua sahabatnya?"
Beliau menjawab, "Ya ..., mereka telah syahid hari ini." Mendengar jawaban beliau, maka reduplah senyum kegirangan di wajah anak-anak, apalagi setelah mendengar ibu mereka menangis tersedu-sedu. Mereka diam terpaku di tempat masing-masing, seolah-olah seekor burung sedang bertengger di kepala mereka. Rasulullah berucap sambil menyeka air matanya, "Wahai Allah, gantilah Ja'far bagi anak-anaknya ... wahai Allah, gantilah Ja'far bagi isterinya." Kemudian kata beliau selanjutnya, "Aku melihat sungguh Ja'far berada di surga. Dia mempunyai dua sayap berlumuran darah dan bertanda di kakinya." Wallahua'lam.
Sumber: Kepahlawanan Generasi Sahabat Rasulullah, Abdurrahman Ra'fat Basya.
Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Muthallib, anak paman Nabi saw. sekaligus sebagai saudara sesusuannya.
Qutsam Ibnul Abbas bin Abdul Muthallib, anak paman Nabi saw.
Saib bin Ubaid bin Abdi Yazin bin Hasyim, kakek Syafi'i r.a.
Ja'far bin Abi Thalib, yaitu saudara Ali bin Abi Thalib.
Hasan bin Ali Bin Abi Thalib, cucu Rasulullah saw. Beliau ini paling mirip dengan Nabi saw. di antara mereka berlima.
Marilah sekarang kita melihat sisi kehidupan Ja'far bin Abi Thalib. Abi Thalib termasuk bangsawan Quraisy dan mempunyai kedudukan terpandang dalam masyarakat. Namun, kehidupannya susah dan tanggungannya banyak. Ia pernah mengalami keadaan sangat kritis saat kemarau panjang. Tanaman mati karena kekeringan dan banyak orang terpaksa memakan bangkai. Di saat paceklik seperti ini, biasanya tidak ada yang menaruh perhatian untuk meringankan beban Abu Thalib di kalangan Bani Hasyim selain Abbas dan Muhammad bin Abdullah.
Muhammad berkata kepada Abbas, "Wahai paman, saudara paman (yaitu Abu Thalib) memiliki tanggungan yang sangat banyak. Sebagaimana yang paman saksikan, seluruh masyarakat kini sedang ditimpa musibah berupa kemarau panjang dan paceklik yang mengakibatkan banyak orang kelaparan. Marilah kita pergi ke rumah Abu Thalib, saudara paman. Kita ambil alih sebagian tanggungannya untuk meringankan beban keluarganya. Aku mengambil anaknya seorang, dan paman mengambil pula anaknya yang lain. Agaknya dengan begitu, cukup besar artinya untuk meringankan bebannya."
Abbas berkata, "Usulmu sangat bagus. Engkau betul-betul membangunkanku untuk kebajikan. Marilah kita pergi."
Mereka pun pergi ke rumah Abu Thalib. Lalu berkata, "Kami datang hendak meringankan beban Anda yang berat. Izinkanlah kami membawa sebagaian anak-anakmu tinggal bersama kami sampai masa sulit yang mencekam seluruh masyarakat ini reda kembali."
Abu Thalib berkata, "Boleh saja, asal kalian tidak membawa Aqil." Aqil adalah anak laki-laki Abu Thalib yang tertua.
Muhammad bin Abdullah mengambil Ali bin Abi Thalib lalu digabungkannya dalam keluarganya. Sedangkan Abbas membawa Ja'far bin Abi Thalib dan digabungkannya pula dalam keluarganya. Ali tetap tinggal bersama Muhammad bin Abdullah sampai Allah mengutusnya menjadi rasul dengan agama yang hak. Dan, Ali tercatat sebagai pemuda yang pertama-tama masuk Islam.
Sementara Ja'far tinggal bersama paman Abbas hingga ia dewasa, lalu dia masuk Islam, dan tidak memerlukan bantuan Abbas lagi. Ja'far dan istrinya, Asma' bin Umais, menerjunkan dirinya dalam kendaraan Islam sejak dari awal. Keduanya menyatakan Islam di hadapan Abu Bakar Shiddiq r.a. sebelum Rasulullah saw. masuk ke rumah Al-Arqam. Pasangan suami istri Bani Hasyim yang muda belia ini tidak luput pula dari penyiksaan kaum kafir Quraisy, sebagaimana yang diderita kaum muslimin yang pertama-tama masuk Islam. Tetapi, suami istri ini bersabar menerima segala cobaan yang menimpanya, karena mereka tahu jalan ke surga bertabur duri dengan segala macam kesulitan dan kepedihan. Tetapi yang merisaukan mereka berdua adalah kaum Quraisy membatasi geraknya untuk menegakkan syiar Islam dan melarangnya untuk merasakan kelezatan ibadah. Karena itu, kaum Quraisy senantiasa mengamati gerak-gerik keduanya. Maka, Ja'far bin Abi Thalib beserta istrinya memohon izin kepada Rasulullah saw. untuk hijrah ke Habasyah bersama-sama dengan para sahabat lainnya. Dengan sedih hati Rasulullah saw. mengizinkannya. Sebaliknya, mereka dengan amat berat meninggalkan kampung halaman tempat mereka bermain pada waktu kecil dan waktu muda, tanpa suatu dosa yang mencemarkan, kecuali karena mereka mengucapkan kata-kata "Rabbunallaah" (Rab kami hanyalah Allah). Namun, mereka tidak berdaya untuk menangkis siksaan dan tekanan kaum Quraisy.
Kendaraan kaum muhajirin yang pertama-tama berangkat ke Habasyah di bawah pimpinan Ja'far bin Abi Thalib r.a. Mereka merasa lega di bawah perlindungan Najasyi, Raja Habasyah yang adil dan saleh. Sejak mereka masuk Islam itulah, mereka baru merasa aman, dapat menikmati kemanisan agama yang mereka anut, bebas dari rasa cemas dan ketakutan yang mengganggu dan yang menyebabkan mereka hijrah.
Namun, tidak berapa lama setelah kaum Quraisy mengetahui rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habasayah dan mendapat perlindungan raja Najasyi, dapat melaksanakan dinnya dengan tenang dan aman, kaum Quraisy pun terkejut dan khawatir. Mereka kemudian berunding untuk membunuh kaum muhajirin itu atau meminta mereka agar dimasukan penjara. Untuk itu marilah kita dengarkan Ummu Salamah (salah seorang muhajirat) menceritakan kisah nyata yang dilihat dan didengarnya sendiri.
Ummu Salamah berkata, "Manakala kami tiba di Habasyah, kami disambut dan bertemu dengan tetangga yang baik. Kami dapat melaksanakan agama kami dengan aman, dan beribadah kepada Allah tanpa mendapatkan siksaan atau gangguan yang tidak diinginkan.
Ketika kaum Quraisy mendengar berita tentang keadaan kami lebih baik, mereka segera berunding untuk mengacaukan kami. Lalu mereka mengutus dua orang diplomat ulung kepada Raja Najasyi, yaitu Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabiah dengan membawa persembahan sejumlah hadiah besar untuk Najasyi pribadi, dan untuk para pemuka agama (pendeta) mereka berupa barang-barang mewah dan antik dari Hijaz. Namun, mereka memutuskan untuk tidak memberikan kepada raja terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada para pendeta.
Tatkala kedua utusan itu tiba di Habasyah, mereka terlebih dahulu menemui pemuka agama yang terdekat dengan Najasyi dan memberikan hadiah untuk mereka. Kedua utusan itu berkata, "Telah datang ke negeri Anda, orang-orang bodoh kami. Mereka mengingkari agama nenek moyang dan memecah belah persatuan bangsa. Bila nanti kami berbicara dengan baginda raja, kami harap tuan-tuan dapat menolong kami supaya baginda raja sudi menyerahkan mereka kepada kami, tanpa menanyakan masalah agama, karena pemimpin rombongan mereka sangat pandai berbiara dan mengerti tentang agama yang mereka yakini."
"Baiklah," jawab pendeta itu.
Ummu Salamah meneruskan ceritanya, "Namun, apa yang mereka khawatirkan justru itulah yang terjadi. Raja Najasyi memangil salah seorang kami untuk didengar keterangannya."
Kedua utusan Quraisy menghadap Raja Najasyi dengan membawa persembahan bermacam-macam dan hadiah yang tak ternilai harganya. Baginda raja memuji dan mengagumi persembahan mereka.
Utusan Quraisy berkata, "Wahai paduka raja telah datang ke negara paduka orang-orang jahat bangsa kami. Mereka datang dengan membawa agama yang tidak pernah kami kenal dan juga belum pernah paduka kenal. Mereka keluar dari agama nenek moyang kami, tetapi tidak pula masuk ke dalam agama paduka. Kami diutus oleh bapak-bapak dan segenap famili untuk menjemput dan membawa mereka kembali pulang, mereka sangat pandai mengada-ada dan membuat fitnah.
Najasy melihat kepada para pendeta yang berada di sampingnya. Lalu mereka berkata, "Apa yang disampaikan kedua utusan itu memang benar, wahai paduka. Orang yang sebangsa dengan kaum pelarian itu lebih mengeri dan tahu tentang kejahatan mereka. Karena itu sebaiknyalah kaum pelarian itu dikembalikan saja kepada mereka. Terserah kepada mereka apa yang akan diperbuat sesudah itu."
Baginda raja marah mendengar jawaban dari para pendeta. "Tidak...! Demi Allah...! tidak seorang pun dari mereka akan saya serahkan sebelum saya memanggil mereka dan meminta keterangannya tentang tuduhan yang diberikan kepada mereka. Jika benar mereka orang jahat sebagaimana yang dituduhkan, maka mereka akan saya serahkan. Tetapi, jika tuduhan itu palsu, mereka akan saya lindungi dan akan saya jadikan tetanggaku yang baik selama mereka menghendaki," ucap Najasyi.
Selanjutnya, kata Ummu Salamah, "Najasyi memangil kami untuk menghadap kepadanya. Sebelum menghadap, terlebih dahulu kami bermusyawarah. Sebagian kami berkata, "Kita dipanggil menghadap baginda raja untuk diminta keterangannya tentang agama kita. Karena itu, kita tentukan saja seorang juru bicara untuk menjelaskan kepada beliau. Pilihan mereka jatuh kepada Ja'far bin Abi Thalib dan yang lainnya tidak diijinkan untuk berbicara."
Sesudah membuat keputusan, kami pergi menghadap baginda Raja Najasyi. Di dalam majlis raja telah hadir para pendeta pemuka agama. Mereka duduk di kanan kiri baginda. Masing-masing memakai pakaian kebesarannya, lengkap dengan jubah, kopiah dan memegang sebuah kitab di tangan mereka. Di samping para pendeta, kami melihat pula Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabiah.
Setelah duduk dengan tenang di dalam majlis, baginda raja menoleh kepada kami dan berkata, "Agama apakah yang tuan-tuan anut, sehingga tuan-tuan keluar dari agama bangsa tuan-tuan, tetapi tidak pula masuk ke dalam agama kami atau agama-agama lain yang telah ada?"
Maka tampillah Ja'far bin Abi Thalib menjawab, "Wahai paduka raja, dahulu kami memang bangsa yang bodoh. Kami menyembah berhala, memakan bangkai, berzina, mengerjakan segala pekerjaan keji, saling bermusuhan, tidak mempedulikan tetangga, dan yang kuat selalu memakan yang lemah. Begitulah keadaan kami dahulu sebelum Allah mengutus Rasul-Nya kepada kami. Kami mengenal benar kepribadian Rasul Allah itu. Turunnya, kebenaran setiap kata yang diucapkannya, kejujurannya, kesucian pribadinya yang tidak sedikit jua pun ternoda, dan seterusnya. Dia mengajak kami supaya memeluk agama Allah, mengesakan Allah, beribadah semata-mata kepada-Nya dan supaya meninggalkan agama kami yang lama, yaitu agama nenek moyang kami yang menyembah batu dan berhala. Bahkan dia menyuruh kami agar selalu berbicara benar, senantiasa memegang amanah, menghubungkan sillahturrahmi, bersikap baik kepada tetangga, menghentikan segala perbuatan terlarang, dan petumpahan darah. Dia juga melarang kami berzina dan melakukan segala perbutan keji, mengucapkan kata-kata kotor, memakan harta anak yatim, menuduh wanita baik-baik berbuat serong. Dia menyuruh kami beribadah kepada Allah saja, tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain-lain. Dia menyuruh kami menegakkan salat, membayar zakat, dan puasa bulan Ramadahan. Kami menerima bak segala perintah dan larangannya. Kami percaya sungguh kepadanya. Dan, kami patuhi segala yang diajarkan Allah kepadanya. Maka kami halalkan segala yang dikatakannya halal dan kami haramkan segala yang dikatakannya haram. Tetapi, wahai paduka raja! Sebagian bangsa kami memusuhi kami karenanya. Mereka menyiksa kami dengan siksaan berat agar kami keluar dari agama yang kami anut itu dan kembali kepada agama lama yang menyembah berhala. Maka tatkala penganiayaan dan penyiksaan mereka terhadap kami sudah demikian memuncak dan kami dihalang-halangi untuk terus melaksanakan ajaran agama kami, lalu kami keluar dari negeri kami dan memilih negeri paduka sebagai tempat kami mengungsi. Karena kami yakin paduka adalah tetangga yang baik dan tidak akan berlaku zalim kepada kami."
Najasyi berkata kepada Ja'far, "Dapatkah Anda membacakan salah satu ayat yang diajarkan Allah kepada nabi Anda?"
Ja'far menjawab, "Ya, tentu."
Najasyi berkata, "Coba bacakan kepada saya."
Ja'far membaca surat Maryam 1-4, yang artinya, "Kaaf Haa Yaa' 'Ain Shaad. Mengingat rahmat Rabmu kepada hamba-Nya Zakariya. Ketika ia berseru kepada Rabnya dengan suara perlahan-lahan. Dia berdo'a, "Wahai Rabku, sesungguhnya tulangku sudah lemah, dan kepalaku sudah beruban, dan aku belum pernah beruntung (bila) memohon kepada Engkau, wahai Rabku."
Baru saja Ja'far selesai membacakan ayat-ayat permulaan surat tesebut, Najasyi menangis sehingga jenggotnya basah oleh air mata. Begitu pula para pastor turut menangis sehingga kitab di tangan mereka basah demi mendengar kalam Allah tersebut.
Najasyi berkata kepada kami, "Sesungguhnya agama yang dibawa nabi tuan-tuan dan agama yang dibawa Nabi Isa berasal dari satu sumber."
Kemudian dia berpaling kepada Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabiah seraya berkata, "Pergilah kalian, demi Allah, saya tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian selama-lamanya."
Ummu Salamah selanjutnya berkata, "Ketika kami keluar dari majlis Najasyi, Amr bin Ash mengancam kami. Dia berkata kepada temannya, Abdullah bin Rabiah, "Demi Allah, besok akan saya datangi baginda raja. Akan saya katakan kepada baginda ucapan orang-orang ini yang pasti akan membuat hati baginda raja marah dan benci kepada mereka. Akan saya sebutkan kepada baginda secara tuntas kebusukan-kebusukan hati orang-orang ini."
"Ah, jangan! Bukankah mereka ini karib kerabat kita juga, sekalipun mereka berselisih paham dengan kita," kata Abdullah bin Rabiah.
Amr bin Ash berkata, "Biar saja, demi Allah, akan saya ceritakan kepada baginda besok. Demi Allah, akan saya ceritakan kepada baginda, bahwa orang-orang ini mengatakan Isa bin Maryam adalah hamba sahaya."
Keesokan harinya Amr bin Ash menghadap Raja Najasyi dan berkta, "Wahai paduka raja, orang-orang yang paduka lindungi memandang rendah Isa bin Maryam. Cobalah paduka panggil lagi dan bertanya kepada mereka."
Ummu Salamah melanjutkan ceritanya, "Setelah mengetahui tindakan Amr itu kami sungguh terpana. Kami tidak berpendirian begitu, jangankan pula untuk mengucapkan kata-kata yang menghina Nabi Isa bin Maryam. Lalu kami bermusyawarah tentang jawaban apa yang paling tepat mengenai persoalan itu, jika nanti baginda raja menanyakannya. Kami sepakat, "Demi Allah, kita tidak akan memberi jawaban melainkan dengan firman Allah. Kita tidak boleh keluar seujung kuku pun dari ajaran Nabi kita, dan harus senantiasa begitu."
Kemudian menunjuk kembali Ja'far bin Abi Thalib menjadi juru bicara. Ketika dipanggil baginda raja, kami pun datang menghadap. Kami dapati para pastor telah hadir seperti kemarin. Di samping mereka terlihat pula Amr bin Ash dan kawannya. Segera kami duduk di hadapan baginda, lalu ia bertanya kepada kami, "Bagaimana pendapat tuan-tuan tentang Isa bin Maryam?"
Ja'far berkata, "Kami mempercayainya sebagaimana diajarkan nabi kami."
Najasyi berkata, "Bagaimana ajaran nabi tuan-tuan mengenai beliau."
Ja'far menjawab, "Beliau bersabda, "Sesungguhnya Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, ruh-Nya, dan firman-Nya yang ditujukan kepada Maryam yang senantiasa perawan suci."
Mendengar jawaban Ja'far itu, Najasyi menepukkan tangannya ke lantai seraya berkata, "Demi Allah tidak berbeda seujung rambut pun ajaran Isa bin Maryam dengan ajaran nabi tuan-tuan."
Para pastor bernafas panjang, sebagai protes terhadap ucapan Najasyi. Lalu Najasyi berkata kepada para pendeta, "Sekalipun kalian mencemooh, pergilah kalian! Kalian percaya terhadap orang-orang yang telah menyogok dan mendatangkan malapetaka pada kalian. Demi Allah, saya tidak suka menerima emas walaupun sebesar gunung, tetapi mencelakai salah seorang kamu dengan suatu kejahatan. Kemudian Najasyi menengok kepada Amr bin Ash dan kawannya seraya berkata, "Kembalikan semua hadiah-hadiah yang dipersembahkan kedua orang ini, saya tidak butuh persembahan mereka."
Ummu Salamah melanjutkan ceritanya, "Amr bin Ash dan kawannya keluar dengan hati berkeping-keping dan sangat kecewa. Dia kalah total, mendapat kegagalan dan kekecewaan yang memalukan. Dan kami dibolehkan tetap tinggal di sisi Najasyi, di negeri yang baik dan penduduk yang berhati mulia pula."
Ja'far bin Abi Thalib beserta istri tinggal dengan aman dan tenang dalam perlindungan Najasyi yang ramah tamah itu selama sepuluh tahun.
Pada tahun ke tujuh hijrah, kedua suami isteri itu meninggalkan Habasyah dan hijrah ke Yatsrib. Kebetulan Rasulullah saw. baru saja pulang dari Khaibar. Beliau sangat gembira bertemu dengan Ja'far sehingga karena kegembiraannya beliau berkata, "Aku tidak tahu mana yang menyebabkan aku gembira, apakah karena kemenangan di Khaibar atau karena kedatangan Ja'far?"
Begitu pula kaum muslimin umumnya, terlebih fakir miskin, mereka juga bergembira dengan kedatangan Ja'far. Ja'far sangat penyantun dan banyak membela golongan duafa, sehinga dia digelari Abil Masakin (bapak orang-orang miskin).
Abu Hurairah bercerita tentang Ja'far. Ia berkata, "Orang yang paling baik kepada kami (golongan orang-orang miskin) ialah Ja'far bin Abi Thalib. Dia sering mengajak kami makan di rumahnya, lalu kami makan apa yang ada. Bila makanannya sudah habis, diberikannya kepada kami pancinya, lalu kami habiskan sampai dengan kerak-keraknya."
Belum begitu lama Ja'far tinggal di Madinah, pada awal tahun kedelapan hijriah Rasululalh saw. menyiapkan pasukan tentara untuk memerangi tentara Rum di Muktah. Beliau mengangkat Zaid bin Haritsah menjadi komandan pasukan.
Rasululalh saw. bersabda, "Jika Zaid tewas atau cidera, komandan digantikan Ja'far bin Abi Thalib. Seandainya Ja'far tewas atau cidera pula, dia digantikan Abdullah bin Rawahah. Dan, apabila Abdullah bin Rawahah cidera atau gugur pula, hendaklah kaum muslmin memilih pemimpin/komandan di antara mereka. "
Setelah pasukan sampai di Muktah, yaitu sebuah kota dekat Syam dalam wilayah Yordan, mereka mendapati tentara Rum telah siap menyambut kedatangan mereka dengan kekuatan 100.000 pasukan inti yang terlatih, berpengalaman, dan membawa persenjataan lengkap. Pasukan mereka juga terdiri dari 100 ribu milisi Nasrani Arab dari kabilah-kabilah Lakham, Judzam, Qudha'ah, dan lain-lain. Sementara, tentara kaum muslimin yang dipimpin Zaid bin Haritsah hanya berkekuatan 3000 tentara.
Begitu kedua pasukan yang tidak seimbang itu berhadap-hadapanan, pertempuran segera berkobar dengan hebatnya. Zaid bin Haritsah gugur sebagai syuhada ketika dia dan tentaranya sedang maju menyerbu ke tengah-tengah musuh.
Melihat Zaid jatuh, Ja'far segera melompat dari punggung kudanya yang kemerah-merahan, lalu dipukulnya kaki kuda itu dengan pedang, agar tidak dapat dimanfaatkan musuh selama-lamanya. Kemudian secepat kilat disambarnya bendera komando Rasulullah dari tangan Zaid, lalu diacungkan tinggi-tinggi sebagai tanda pimpinan kini beralih kepadanya. Dia maju ke tengah-tengah barisan musuh sambil mengibaskan pedang kiri dan kanan memukul rubuh setiap musuh yang mendekat kepadanya. Akhirnya musuh dapat mengepung dan mengeroyoknya. Sementara dia bersenandung menyanyikan sajak nan indah
Wahai ... surga nan nikmat sudah mendekat
Minuman segar, tercium harum
Tetapi engkau Rum ... Rum....
Menghampiri siksa
Di malam gelap gulita, jauh dari keluarga
Tugasku ... menggempurmu ....
Ja'far berputar-putar mengayunkan pedang di tengah-tengah musuh yang mengepungnya. Dia mengamuk menyerang musuh ke kanan dan kiri dengan hebat. Suatu ketika tangan kanannya terkena sabetan musuh sehingga buntung. Maka dipegannya bendera komando dengan tangan kirinya. Tangan kirinya putus pula terkena sabetan pedang musuh. Dia tidak gentar dan putus asa. Dipeluknya bendera komando ke dadanya dengan kedua lengan yang masih utuh. Tetapi, tidak berapa lama kemudian, kedua lengannya tinggal sepertiga saja dibuntung musuh. Secepat kilat Abdullah bin Rawahah merebut bendera komando dari komando Ja'far bin Abi Thalib. Pimpinan kini berada di tangan Abdullah bin Rawahah, sehingga akhirnya dia gugur pula sebagai syuhada', menyusul kedua sahabatnya yang telah syahid lebih dahulu.
Rasulullah saw. sangat sedih mendapat berita ketiga panglimanya gugur di medan tempur. Beliau pergi ke rumah Ja'far bin Abi Thalib anak pamannya. Didapatinya Asma', isteri Ja'far, sedang bersiap-siap menunggu kedatangan suaminya. Dia mengaduk adonan roti, merawat anak-anak, memandikan dan memakaikan baju mereka yang bersih.
Asma' bercerita, "Ketika Rasulullah mengunjungi kami, terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih. Hatiku cemas, tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang terjadi, karena aku takut mendengar berita buruk. Beliau memberi salam dan menanyakan anak-anak kami.
Beliau berkata, "Mana anak-anak Ja'far, suruh mereka ke sini."
Maka kupanggil mereka semua dan kusuruh menemui Rasulullah saw. Anak-anak berlompatan kegirangan mengetahui kedatangan beliau. Mereka berebutan untuk bersalaman kepada beliau. Beliau menengkurapkan mukanya kepada anak-anak sambil menciumi mereka penuh haru. Air mata beliau mengalir membasahi pipi mereka. Saya bertanya, "Ya Rasulullah, demi Allah, mengapa anda menangis? Apa yang terjadi dengan Ja'far dan kedua sahabatnya?"
Beliau menjawab, "Ya ..., mereka telah syahid hari ini." Mendengar jawaban beliau, maka reduplah senyum kegirangan di wajah anak-anak, apalagi setelah mendengar ibu mereka menangis tersedu-sedu. Mereka diam terpaku di tempat masing-masing, seolah-olah seekor burung sedang bertengger di kepala mereka. Rasulullah berucap sambil menyeka air matanya, "Wahai Allah, gantilah Ja'far bagi anak-anaknya ... wahai Allah, gantilah Ja'far bagi isterinya." Kemudian kata beliau selanjutnya, "Aku melihat sungguh Ja'far berada di surga. Dia mempunyai dua sayap berlumuran darah dan bertanda di kakinya." Wallahua'lam.
Sumber: Kepahlawanan Generasi Sahabat Rasulullah, Abdurrahman Ra'fat Basya.
Sabtu, 15 November 2008
Imam An-Nawawi
Siapa yang kenal dengan Imam Nawawi? Mungkin banyak dari saudara-saudara kita yang belum tau beliau dibanding karya beliau yang terkenal luas oleh kaum muslimin, yaitu "Riyadhus Shalihin"; Atau tau nama beliau dari karyanya itu. Untuk lebih mengenal beliau dan mendekatkan kita dengan ulama’, kami suguhkan uraian singkat dari biografi beliau.
1. Nama dan Nasabnya
Beliau adalah Al Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Hussain bin Jumu’ah bin Hizam Al Hizamy An Nawawi Asy Syafi’i.
2. Kelahirannya
Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa daerah Hauran termasuk wilayah Damaskus Syiria.
3. Sifat - sifatnya
Beliau adalah tauladan dalam kezuhudan, wara’, dan memerintah pada yang ma’ruf dan melarang pada yang mungkar.
4. Pertumbuhannya
Ayahandanya mendidik, mengajarnya, dan menumbuhkan kecintaan kepada ilmu sejak usia dini. Beliau mengkhatamkan Al Qur’an sebelum baligh. Ketika Nawa tempat kelahirannya tidak mencukupi kebutuhannya akan ilmu, maka ayahandanya membawanya ke Damaskus untuk menuntut ilmu, waktu itu beliau berusia 19 tahun. Dalam waktu empat setengah bulan beliau hafal Tanbih oleh Syairazi, dan dalam waktu kurang dari setahun hafal Rubu’ Ibadat dari kitab muhadzdzab.
Setiap hari beliau menelaah 12 pelajaran, yaitu dua pelajaran dalam Al Wasith, satu pelajaran dalam Muhadzdzab, satu pelajaran dalam Jamu’ baina shahihain, satu pelajaran dalam Shahih Muslim, satu pelajaran dalam Luma’ oleh Ibnu Jinny, satu pelajaran dalam Ishlahul Manthiq, satu pelajaran dalam tashrif, satu pelajaran dalam Ushul Fiqh, satu pelajaran dalam Asma’ Rijal, dan satu pelajaran dalam Ushuluddin.
5. Guru - guru
Di antara guru - gurunya dalam ilmu fiqh dan ushulnya adalah Ishaq bin Ahmad bin Utsman Al Maghriby, Abdurrahman bin Nuh bin Muhammad Al Maqdisy, Sallar bin Hasan Al Irbily, Umar bin Indar At Taflisy, Abdurrahman bin Ibrahim Al Fazary.
Adapun guru - gurunya dalam bidang hadits adalah Abdurrahman bin Salim Al Anbary, Abdul Aziz bin Muhammad Al Anshory, Khalid bin Yusuf An Nabilisy, Ibrahim bin Isa Al Murady, Ismail bin Ishaq At Tanukhy, dan Abdurrahman bin Umar Al Maqdisy.
Adapun guru - gurunya dalam bidang Nahwu dan Lughah adalah Ahmad bin Salim Al Mishry dan Izzuddin Al Maliky.
6. Murid - muridnya
Di antara murid muridnya adalah Sulaiman bin Hilal Al Ja’fary, Ahmad bin Farrah Al Isybily, Muhammad bin Ibrahim bin Jama’ah, Ali bin Ibrahim Ibnul Aththar, Syamsuddin bin Naqib, Syamsuddin bin Ja’wan dan yang lainnya.
7. Pujian para ulama kepadanya
Ibnul Aththar berkata,
"Guru kami An Nawawi disamping selalu bermujahadah, wara’, muraqabah, dan mensucikan jiwanya, beliau adalah seorang yang hafidz terhadap hadits, bidang - bidangnya, rijalnya, dan ma’rifat shahih dan dha’ifnya, beliau juga seorang imam dalam madzhab fiqh."
Quthbuddin Al Yuniny berkata,
"Beliau adalah teladan zamannya dalam ilmu, wara’, ibadah, dan zuhud."
Syamsuddin bin Fakhruddin Al Hanbaly,
"Beliau adalah seorang imam yang menonjol, hafidz yang mutqin, sangat wara’ dan zuhud."
8. Aqidahnya
Al Imam An Nawawi terpengaruh dengan pikiran Asy ‘ariyyah sebagaimana nampak dalam Syarh Shahih Muslim dalam mentakwil hadits - hadits tentang sifat - sifat Allah. Hal ini memiliki sebab - sebab yang banyak di antaranya ;
Terpengaruh dengan pensyarah Shahih Muslim yang sebelumnya seperti Qadhi Iyadh, Maziry, dan yang lainnya, karena beliau banyak menukil dari mereka ketika mensyarah Shahih Muslim.
Beliau belum sempat secara penuh mengoreksi dan mentahqiq tulisan - tulisannya, tetapi beliau tidak mengikuti semua pemikiran Asy’ariyyah bahkan menyelisihi mereka dalam banyak masalah.
Beliau tidak banyak mendalami masalah Asma’ wa Sifat, sehingga banyak terpengaruh dengan pemikiran Aay’ariyyah yang berkembang pesat di zamannya.
9. Di antara keadaan - keadaannya
Ibnul Aththar berkata,
"Guru kami An Nawawi menceritakan kepadaku bahwa beliau tidak pernah sama sekali menyia - nyiakan waktu , tidak di waktu malam atau di waktu siang bahkan sampai di jalan beliau terus dalam menelaah dan manghafal."
Rasyid bin Mu’aliim berkata,
"Syaikh Muhyiddin An Nawawi sangat jarang masuk kamar kecil, sangat sedikit makan dan minumya, sangat takut mendapat penyakit yang menghalangi kesibukannya, sangat menghindari buah - buahan dan mentimun karena takut membasahkan jasadnya dan membawa tidur, beliau sehari semalam makan sekali dan minum seteguk air di waktu sahur."
10. Tulisan - tulisannya
Di antara tulisan - tulisannya dalam bidang hadits adalah Syarah Shahih Muslim, Al Adzkar, Arba’in, Syarah Shahih Bukhary, Syarah Sunan Abu Dawud, dan Riyadhus Shalihin.
Diantara tulisan - tulisannya dalam bidang ilmu Al Qur’an adalah At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an.
11. Wafatnya
Al Imam An Nawawi wafat di Nawa pada 24 Rajab tahun 676 H dalam usia 45 tahun dan dikuburkan di Nawa. semoga Allah meridhoinya dan menempatkannya dalam keluasan jannahNya.
1. Nama dan Nasabnya
Beliau adalah Al Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Hussain bin Jumu’ah bin Hizam Al Hizamy An Nawawi Asy Syafi’i.
2. Kelahirannya
Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa daerah Hauran termasuk wilayah Damaskus Syiria.
3. Sifat - sifatnya
Beliau adalah tauladan dalam kezuhudan, wara’, dan memerintah pada yang ma’ruf dan melarang pada yang mungkar.
4. Pertumbuhannya
Ayahandanya mendidik, mengajarnya, dan menumbuhkan kecintaan kepada ilmu sejak usia dini. Beliau mengkhatamkan Al Qur’an sebelum baligh. Ketika Nawa tempat kelahirannya tidak mencukupi kebutuhannya akan ilmu, maka ayahandanya membawanya ke Damaskus untuk menuntut ilmu, waktu itu beliau berusia 19 tahun. Dalam waktu empat setengah bulan beliau hafal Tanbih oleh Syairazi, dan dalam waktu kurang dari setahun hafal Rubu’ Ibadat dari kitab muhadzdzab.
Setiap hari beliau menelaah 12 pelajaran, yaitu dua pelajaran dalam Al Wasith, satu pelajaran dalam Muhadzdzab, satu pelajaran dalam Jamu’ baina shahihain, satu pelajaran dalam Shahih Muslim, satu pelajaran dalam Luma’ oleh Ibnu Jinny, satu pelajaran dalam Ishlahul Manthiq, satu pelajaran dalam tashrif, satu pelajaran dalam Ushul Fiqh, satu pelajaran dalam Asma’ Rijal, dan satu pelajaran dalam Ushuluddin.
5. Guru - guru
Di antara guru - gurunya dalam ilmu fiqh dan ushulnya adalah Ishaq bin Ahmad bin Utsman Al Maghriby, Abdurrahman bin Nuh bin Muhammad Al Maqdisy, Sallar bin Hasan Al Irbily, Umar bin Indar At Taflisy, Abdurrahman bin Ibrahim Al Fazary.
Adapun guru - gurunya dalam bidang hadits adalah Abdurrahman bin Salim Al Anbary, Abdul Aziz bin Muhammad Al Anshory, Khalid bin Yusuf An Nabilisy, Ibrahim bin Isa Al Murady, Ismail bin Ishaq At Tanukhy, dan Abdurrahman bin Umar Al Maqdisy.
Adapun guru - gurunya dalam bidang Nahwu dan Lughah adalah Ahmad bin Salim Al Mishry dan Izzuddin Al Maliky.
6. Murid - muridnya
Di antara murid muridnya adalah Sulaiman bin Hilal Al Ja’fary, Ahmad bin Farrah Al Isybily, Muhammad bin Ibrahim bin Jama’ah, Ali bin Ibrahim Ibnul Aththar, Syamsuddin bin Naqib, Syamsuddin bin Ja’wan dan yang lainnya.
7. Pujian para ulama kepadanya
Ibnul Aththar berkata,
"Guru kami An Nawawi disamping selalu bermujahadah, wara’, muraqabah, dan mensucikan jiwanya, beliau adalah seorang yang hafidz terhadap hadits, bidang - bidangnya, rijalnya, dan ma’rifat shahih dan dha’ifnya, beliau juga seorang imam dalam madzhab fiqh."
Quthbuddin Al Yuniny berkata,
"Beliau adalah teladan zamannya dalam ilmu, wara’, ibadah, dan zuhud."
Syamsuddin bin Fakhruddin Al Hanbaly,
"Beliau adalah seorang imam yang menonjol, hafidz yang mutqin, sangat wara’ dan zuhud."
8. Aqidahnya
Al Imam An Nawawi terpengaruh dengan pikiran Asy ‘ariyyah sebagaimana nampak dalam Syarh Shahih Muslim dalam mentakwil hadits - hadits tentang sifat - sifat Allah. Hal ini memiliki sebab - sebab yang banyak di antaranya ;
Terpengaruh dengan pensyarah Shahih Muslim yang sebelumnya seperti Qadhi Iyadh, Maziry, dan yang lainnya, karena beliau banyak menukil dari mereka ketika mensyarah Shahih Muslim.
Beliau belum sempat secara penuh mengoreksi dan mentahqiq tulisan - tulisannya, tetapi beliau tidak mengikuti semua pemikiran Asy’ariyyah bahkan menyelisihi mereka dalam banyak masalah.
Beliau tidak banyak mendalami masalah Asma’ wa Sifat, sehingga banyak terpengaruh dengan pemikiran Aay’ariyyah yang berkembang pesat di zamannya.
9. Di antara keadaan - keadaannya
Ibnul Aththar berkata,
"Guru kami An Nawawi menceritakan kepadaku bahwa beliau tidak pernah sama sekali menyia - nyiakan waktu , tidak di waktu malam atau di waktu siang bahkan sampai di jalan beliau terus dalam menelaah dan manghafal."
Rasyid bin Mu’aliim berkata,
"Syaikh Muhyiddin An Nawawi sangat jarang masuk kamar kecil, sangat sedikit makan dan minumya, sangat takut mendapat penyakit yang menghalangi kesibukannya, sangat menghindari buah - buahan dan mentimun karena takut membasahkan jasadnya dan membawa tidur, beliau sehari semalam makan sekali dan minum seteguk air di waktu sahur."
10. Tulisan - tulisannya
Di antara tulisan - tulisannya dalam bidang hadits adalah Syarah Shahih Muslim, Al Adzkar, Arba’in, Syarah Shahih Bukhary, Syarah Sunan Abu Dawud, dan Riyadhus Shalihin.
Diantara tulisan - tulisannya dalam bidang ilmu Al Qur’an adalah At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an.
11. Wafatnya
Al Imam An Nawawi wafat di Nawa pada 24 Rajab tahun 676 H dalam usia 45 tahun dan dikuburkan di Nawa. semoga Allah meridhoinya dan menempatkannya dalam keluasan jannahNya.
Langganan:
Postingan (Atom)