Akhir-akhir ini hukuman mati bagi para terpidana mati sangat heboh di media cetak maupun elektronik. Umumnya hukuman mati dilaksanakan dengan cara ditembak di suatu tempat yang dirahasiakan dari umum. Aku kemudian berpikir, apa semua terpidana mati akan mengalami hal yang sama? Aduh mengerikaan juga, coba bayangkan kalo seandainya kita sendiri yang mengalaminya. Tentunya akan muncul bermacam perasaan gelisah, takut, ngeri atau “bahagia” didalam hati mereka.
Aku juga punya usul, gimana kalo eksekusi hukuman mati tidak hanya terpaku dengan satu cara saja. Mungkin harus ada alternative lain sebagai bahan pilihan bagi para terpindana mati. Mungkin dengan cara dipentung, disuruh minum racun, dicubit sampe mati, disuruh berantem dengan tawon atau lainya. Jadi lebih bervariatif gitu. Terus sebelum dihukum mati para terpidana mati harus sungkem dulu kepada keluarga korban dan minta doa restunya untuk menjalani hukuman. Nah, kalo sudah begitu semua akan menjadi enak. Keluarga korban akan merasa senang dan terpidana mati juga akan merasa lega karena sudah mendapat restu. Hehehehehehehehehe…….
Biasanya para terpidana mati akan ditanyakan permintaan terakhir yang sangat diinginkan sebelum menjalankan eksekusi. Dalam hal ini kita harus menyeleksi betul permintaan para terpidana. Jelas tidak mungkin semua permintaan terakhir dapat dikabulkan. Coba banyangkan kalo seandainya para terpidana mati minta hukuman mati dibatalkan dan diganti dengan hukuman makan sampe kenyang setiap hari, kan jadi repot kita semua..heheheheheheheh
Mungkin akan lebih praktis kalo hukuman mati ditawarkan kepada para terpidana mati menjadi sebuah opsi. Eksekusi sendiri atau dieksekusi. Kalo seandainya dia pilih eksekusi sendiri tentunya akan meringankan tugas para eksekutor dan imbasnya akan berkurangnya biaya opersional eksekusi. Kita semua tau kalo Negara kita lagi panceklik dana. Kalo seandainya bisa diirit kenapa tidak dilakukan. Bener ngga? Gimana, anda setuju dengan usulan ini…?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar