Luqman adalah seorang ahli hikmah. Namun tentang siapa dan dari mana asal usul tokoh yang sangat melegenda itu, para ulama ahli tafsir memiliki pendapat yang berbeda-beda. Abdullah bin Umar Al Khattab berkata :"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, yang artinya 'Dengan Sesungguhnya aku berkata bahwa Luqman bukanlah seorang nabi, tetapi seorang hamba yang dilindungi Tuhan, banyak bertafakur dan baik keyakinannya. Ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Karena itu ia dianugerahi hikmah kebijaksanaan." (Mutafaq 'Alaih). Yang pasti, nama Luqman diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Alquran. Nasihat Luqman kepada anaknya yang disampaikan secara bijak, sebagaimana disebutkan dalam surat Luqman (31) ayat 13 sampai 19 adalah model ideal pendidikan anak dalam Islam.
Dalam Islam, wasiat Luqman al-Hakim dalam mendidik anak-anaknya perlu senantiasa dipegang orang tua Muslim, karena petuah-petuahnya dinukilkan dalam Alquran. Dan Alquran menghidangkan petuah dan wasiat bagaimana Lukman mendidik anaknya dalam satu surat khusus yang diberi nama surat Lukman, khususnya pada ayat 13 sampai 19. "Luqman adalah sumber terbaik untuk diambil hikmahnya berkaitan dengan pendidikan anak," ujar Ali Nurdin, dekan Fakultas Ushuluddin Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ), Jakarta. Doktor tafsir Alquran ini melanjutkan, “kendati sosok Lukman di kalangan mufassirin hingga kini masih menjadi perdebatan, namun nilai penting yang bisa diambil dari kisah Lukman adalah upaya maksimal yang telah dia lakukan untuk mendidik anak-anaknya. Tak perlu diributkan bagaimana Luqman mencapai posisi yang mulia dengan pencantuman namanya dalam Alquran. "Lebih penting adalah bagaimana mengambil pelajaran dari upaya ikhtiar yang dia lakukan dalam mendidik anak."
Menurut Syarif Hade Masyah, dosen Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab, Luqman diyakini sebagai seorang pria yang hidup antara masa Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW di daerah sekitar Pantai Kultsum (Laut Merah) atau di daerah Ramallah, Palestina. Dalam beberapa keterangan, Luqman disebutkan sebagai seorang budak berkulit hitam yang terkenal dengan nasihat-nasihatnya yang bijak. "Karena pada zamannya tidak ada figur lain yang bisa dijadikan panutan, maka nasehat-nasehat Lukman selalu dipakai orang-orang di zamannya". “Kebijaksanaan Luqman yang paling menonjol, sebagaimana termaktub dalam Alquran, yaitu wasiat yang diberikan Lukman kepada anaknya. "Sehingga kalangan mufassirin Alquran meyakini wasiat Lukman itu adalah teknik khusus untuk kaum Adam dalam mendidik anak," ujar Syarif. (lihat Wasiat Luqman di hlm 3).
Bila mencermati wasiat-wasiat Luqman dalam Alquran, setidaknya ada tiga poin pokok yang perlu diamati dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari para orang tua agar anak-anaknya lahir dan tumbuh sebagai muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Poin pertama, yaitu masalah ketauhidan (iman). Sebelum mengajarkan sesuatu hal yang lain pada anak-anaknya, Luqman menetapkan kerangka dasar keimanan kepada Allah SWT sebagai landasan utama membentuk pribadi anak yang shalih. Ajarannya juga disampaikan dengan kasih sayang. Walaupun demikian, pemilihan redaksi kata 'Yaa Bunayya' (wahai anak-anakku) yang digunakan Lukman dalam menyerukan keimanan kepada anak-anaknya, sangat menyiratkan kalau orang tua juga perlu memperhatikan sentuhan kasih sayang dan kelembutan dalam mendidik anak-anak mereka. "Kata Ya Bunayya ini mengandung rasa manja, kelembutan, dan kemesraan. Ini artinya, orang tua tidak perlu menanamkan keimanan secara indoktrinasi, penuh ancaman, dan tanpa empati."
Poin kedua, yaitu kemampuan Luqman yang dikaruniai Allah dalam memilihkan mana-mana hal prioritas untuk diberikan kepada anak-anak. Dalam penjabaran Surat Lukman ayat 13-19, "Luqman memanfaatkan rahmat kecerdasan dan kebersihan hatinya untuk lebih dulu menanamkan keimanan sebelum melangkah pada muatan-muatan syariat dan akhlak."
Adapun pada poin ketiga, Luqman mencontohkan bagaimana setiap nilai-nilai prinsip dari ajaran-ajaran agama lebih efektif bila disampaikan dengan menyertai argumen-argumen yang kuat. Pendidikan Luqman adalah pendidikan yang menyeluruh dan lengkap meliputi asas-asas aqidah, ibadat, akhlak dan dakwah. Oleh sebab itulah Allah telah merekamkan pendidikan Luqman itu untuk dijadikan contoh kepada umat Islam sepanjang zaman. Namun di luar itu semua, kisah Luqman juga membukakan mata kita, bahwa dalam Islam, pendidikan anak bukan mutlak kewajiban kaum ibu, tetapi juga kaum ayah.
Semoga kita bisa menjadi seorang "Luqman" bagi anak-anak kita !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar