Kamis, 06 Agustus 2009

Penghuni Surga

Penghuni surga adalah orang yang memiliki empat sifat:

Pertama, orang yang tergolong dalam al-awwab (bertaubat) artinya kembali kepada Allah, dari durhaka menuju taat dan dari terlena menuju terjaga.

Ubaid bin Umair mengatakan: “Yang dimaksud orang yang kembali adalah orang yang ingat dosa-dosanya, lalu meminta ampun atas perbuatannya kepada Allah”. Sementara Said bin Musayyib berkata: “Orang yang kembali adalah orang yang berbuat dosa, lalu dia bertaubat dan berbuat dosa lagi, lalu bertaubat lagi”.

Kedua, orang yang selalu menjaga (hafizh).

Ibnu Abbas mengatakan, bahwa yang dimaksudkan adalah menjaga amanah dan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya. Qatadah berkata: “Yakni senantiasa menjaga hak-hak Allah dan apa yang telah dianugerahkan kepadanya”.

Karena hawa nafsu punya dua kekuatan, kekuatan untuk berusaha dan kekuatan untuk menahan diri, maka orang yang kembali (al-awwab) menggunakan kekuatan berusaha untuk kembali pada Allah, menaati-Nya dan mencari keridhaan-Nya. Seorang “penjaga” amanah menggunakan kekuatan menahan diri untuk menjauhkan diri dari berbuat durhaka dan melanggar larangan. Maka seorang “hafizh” adalah orang yang menahan dirinya dari apa yang diharamkan, sedangkan seorang “awwab” adalah orang yang menghadap Allah dengan taat kepada-Nya.

Ketiga, percaya kepada Allah.

Allah berfirman: “(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya)” (Qaaf [50]: 33), yaitu orang yang percaya sepenuhnya kepada wujud Allah, kekuasaan, ilmu dan kekuasaan-Nya untuk mengawasi semua keadaan manusia. Demikian juga dia percaya dengan kitab, rasul, perintah, larangan-Nya, percaya janji, ancaman dan pertemuan dengan Allah. Tidaklah benar seseorang disebut takut kepada Allah tanpa memenuhi hal-hal diatas.

Keempat, senantiasa menaati Allah.

Allah berfirman: “dia datang dengan hati yang bertaubat” (Qaaf [50]: 33). Ibnu Abbas menafsirkan ayat tersebut: “Yakni menghentikan maksiat kepada Allah dan menghadap untuk taat kepada-Nya”. Hakikat kembali adalah keteguhan hati untuk senantiasa menaati Allah, cinta kepada-Nya dan selalu menghadap kepada-Nya.

(Disadur dari Al-Fawaid, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah)

Tidak ada komentar: